20

3.1K 425 62
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.

Taehyung hilang ingatan setelah ia bangun dari komanya yang disebabkan oleh trauma serius yang ia alami. Lamanya ia koma membuat fungsi otak Taehyung terganggu dan pada akhirnya ia kehilangan ingatannya. Begitu yang dijelaskan oleh Taeyeon setelah Dokter menyampaikan bagaimana keadaan Taehyung pada Taeyeon.

Taehyung kehilangan ingatannya pada apa yang terjadi selama limabelas tahun belakangan. Taehyung melupakan pernikahan mereka, putera mereka, bahkan perceraian mereka.

Yang Taehyung tau hanyalah ia kecelakaan di malam pernikahannya dengan Sooyoung, ia tak sadarkan diri dan ketika dia terbangun dirinya mendapati Sooyoung yang menangis dengan kepala yang menumpu di atas lengannya.

Sungguh, Sooyoung tak tau harus berbuat apa saat ini.

Ia begitu takut saat melihat Taehyung yang berada di ambang kematiannya, tapi saat Tuhan memberikan mukjizatnya membangunkan Taehyung dari tidur panjangnya namun ia harus kehilangan hampir seperempat hidupnya. Sooyoung tak tau harus bereaksi seperti apa.

Ada perasaan yang luar biasa lega saat melihat Taehyung terbangun dari komanya, namun tak biasa ia tepis bahwa ada perasaan kalut dibenaknya.

Tentang bagaimana ia harus mengatakanya pada Daniel?

Bagaimana ia harus menghadapi Daniel?

Sooyoung membuang napasnya pelan, Daniel akan mengerti 'kan?

Taehyung membutuhkan bantuan Sooyoung saat ini. Tak apa kan jika ia membantunya?

Daniel pasti mengerti.

Lagi, Sooyoung menghela napasnya. Pintu kamar inap Taehyung terbuka, menampakkan sosok Sooyoung yang memasuki ruangan itu.

"Kenapa datangnya lama sekali sih?" Taehyung menggerutu pada Sooyoung yang baru saja masuk. Bibirnya manyun bak bocah yang tak diberi permen.

Ayolah, Taehyung sudah menunggu kedatangan Sooyoung sejak dua jam yang lalu, padahal Sooyoung berjanji akan datang pukul delapan. Tapi nyatanya ia baru saja tiba pukul sepuluh pagi!

Sooyoung tersenyum tipis, lalu meletakkan sebuket bunga Lyli yang ia beli di meja tepat disamping ranjang Taehyung.

Bunga Lyli lengkap dengan pot kecilnya, persis seperti apa yang selalu Taehyung belikan untuk Sooyoung bertahun-tahun yang lalu. "Aku harus menyiapkan sarapan untuk Jimin dan Chanyeol".

"Suruh mereka segera menikah! Jangan menyusahan calon istriku saja! Kau hanya boleh fokus padaku sekarang" ini benar-benar Taehyung limabelas tahun yang lalu, dimana sifatnya masih sangat kekanakan bahkan diawal pernikahan mereka.

Rasanya seperti Sooyoung kembali ke limabelas tahun yang lalu, dimana dirinya dan Taehyung saat pra-nikah mereka. Dimana perasaan yang menggebu satu sama lain dan tak sabar untuk hidup bersama. Awal dimana Sooyoung merasa bahwa ia begitu sangat dicintai.

"Tak bisa begitu, Tae. Setelah menikah denganmu mungkin mereka tidak akan merasakan masakanku untuk sarapan mereka lagi" apa yang bisa Sooyoung lakukan selain mengikuti arus yang Taehyung ciptakan?

Karena jujur, Sooyoung masih mencintai Taehyung. Dan Taehyung yang seperti ini seperti hidangan lezat yang menggiurkan. Dimana ia bisa mendapatkan Taehyungnya kembali dan hidup bahagia seperti sebelum insiden itu terjadi.

Taeyeon dan Baekhyun adalah orangtua Taerin, begitu yang bocah perempuan itu tau. Dan selama Sooyoung mengunjungi Taehyung, Taeyeon tak pernah membawa anak itu ke hadapannya lagi. Taeyeon tau dengan baik bagaimana cara menjaga perasaan Sooyoung agar tidak terluka.

Sebuah kilasan secara otomatis berputar di kepala Sooyoung, tanpa sadar ia membayangkan dirinya dan Taehyung tertawa bahagia bersama dengan Taeoh diantara mereka.

Secepat kilat Sooyoung menepis bayangan konyol itu dari kepalanya, apa yang barus saja ia pikirkan? Ia tak boleh sejauh itu.

"Soo?" Sooyoung tersentak, panggilan Taehyung barusan menarik paksa dirinya untuk kembali pada kenyataannya.

"Boleh aku memelukmu?" pertanyaan Taehyung barusan membuat Sooyoung mau tak mau tersenyum. Tanpa menjawab keinginan Taehyung, Sooyoung bangkit dari duduknya lalu menarik Taehyung ke dalam pelukannya.

Pelukan yang Sooyoung berikan tak ia sia-siakan. Maka dari itu, Taehyung melingkarkan kedua lengannya dengan erat di pinggang Sooyoung. Menenggelamkan wajahnya pada dada Sooyoung yang berada tepat di depannya.
Jantung Taehyung bergemuruh tak karuan. Entah kenapa rasanya ia merindukan Sooyoung begitu dalam.

Sangat merindukannya hingga membuat Taehyung rasanya sangat sulit untuk bernapas.

Rasanya seperti sudah sangat lama ia tidak memeluk gadisnya itu. Tak tau apa alasannya, Taehyung merasa dirinya begitu jauh dengan Sooyoung.

Apa itu efek karena ia kecelakaan di malam pernikahan mereka dan membuat pernikahan mereka harus di undur?

Tanpa sebab, air mata Taehyung jatuh dari pelupuk matanya. Isakan keluar dari mulut Taehyung tanpa ia ketahui sebab dari tangisannya. Entahlah, rasanya Taehyung hanya ingin menangis saat ini.

Menyadari Taehyung menangis membuat Sooyoung melepaskan pelukannya. Elusannya pada rambut Taehyung berhenti, berganti pada usapan halus di pipi tirus Taehyung. "Kenapa menangis?"

Tidak tau. Taehyung tak tau kenapa ia menangis. Ia hanya menangis karena dirinya ingin menangis. Maka kepala Taehyung menggeleng, "Aku hanya merindukanmu".

Sooyoung terdiam tak tau harus menjawab apa. Lantas ia menghapus jejak air mata di pipi Taehyung. Pandangannya tak lepas dari isi legam milik Taehyung.

Tanpa tau siapa yang memulai, tapi baik Sooyoung maupun Taehyung telah menutup kedua kelopak matanya. Wajah mereka semakin mendekat satu sama lain.

Semakin mendekat dan terus mendekat, namun pada akhirnya keduanya harus tersadar akibat suara dering ponsel yang terletak di meja tepat disamping ranjang Taehyung.

Sooyoung yang tersadar bahwa yang baru saja berbunyi adalah ponselnya segera beralih dan mengambil ponsel pintarnya itu.

Namun tak sempat ia menggapai ponselnya, Taehyung sudah mengambilnya duluan.

Dahi Taehyung mengernyit, "Kang Daniel?" ujarnya setelah ia membaca nama yang tertera di layar ponsel Sooyoung.

Mendengar nama yang Taehyung sebutkan membuat tubuh Sooyoung menegang. Tanpa menunggu apa-apa lagi ia merampas ponselnya dari tangan Taehyung. Lalu mematikan ponselnya begitu saja.

"Kenapa dimatikan?"

"Tidak apa-apa! Pasti Daniel sedang kurang kerjaan!"

"Sudah tau kau akan menikah denganku. Harusnya Daniel pensiun jadi sahabatmu" Taehyung kesal. Sungguh. Sooyoung dan Daniel itu adalah sepasang sahabat, jauh sebelum ia mengenal Sooyoung. Dan kedekatan keduanya tak jarang membuat Taehyung cemburu dalam diam.

Namun dirinya tak bisa berbuat banyak karena Sooyoung terus meyakini dirinya bahwa statusnya dengan Daniel hanyalah sahabat. Tak akan pernah lebih dari itu. Kalau sudah begitu, mau tak mau Taehyung harus memercayainya dan berhenti cemburu dengan Daniel.

Di lain sisi dan tak seorangpun yang tau, Taehyung bersyukur Daniel menjadi sahabat Sooyoung. Karena ia tau Daniel akan selalu ada dan siap menjaga Sooyoung kapanpun gadisnya itu membutuhkan. Daniel seperti pahlawan untuk Sooyoung.

Tapi tenang saja, Taehyung tetaplah pahlawan ke satu untuk Sooyoung.

"Sooyoung?"

"Ya?" Sooyoung membalas tatapan dari Taehyung.

Tatapan yang entahlah, berbeda mungkin? Sooyoung tak yakin.

Taehyung merasakannya. Sejak awal ia bangun dari koma nya ia merasakan sesuatu yang lain.

Sebuah perasaan yang mengganjal namun ia sama sekali tak tau apa yang mengganjal di benaknya.

Namun satu yang ia sadari,

Keriput di bawah mata Sooyoung yang tak seharusnya ada pada gadis berumur 20 tahun.

"Kau tampak menua"

Bersambung...

Anemone [Completed]Where stories live. Discover now