1

15.8K 733 64
                                    

.
.
.
Typo is my style
.
.
.

Selalu saja seperti ini, selama hampir 12 tahun pernikahan mereka Sooyoung sudah begitu mengenal tabiat suaminya. Taehyung memang tidak akan pernah bisa bangun tepat waktu, ia akan selalu kesiangan. Dan itu menurun pada putra semata wayang mereka, Kim Taeoh.

Setiap pagi selama hampir 12 tahun akan selalu ada suara Taehyung yang menanyakan dimana dasinya, dimana kaus kakinya, diama celananya, dimana sepatunya, dan hal lainnya. Ditambah dengan suara putranya yang benar-benar tak berbeda jauh dari Taehyung. Entah mengapa suara heboh di pagi hari selalu berhasil menjadi obat penyemangat Sooyoung untuk melewati harinya.

Melihat Taehyung yang terburu-buru membuat Sooyoung sedikit terkekeh. Ayolah, Taehyung sudah menjadi ayah selama 11 tahun belakangan dan mengapa pria itu masih tampak seperti anak SMA dimana Sooyoung pertama kali mengenal suaminya itu.

Jadi Sooyoung berjalan mendekati Taehyung yang masih berdiri di ruang tengah, menarik kerah kemejanya lalu membenarkan posisi dasi yang Taehyung kenakan. "Apa memasang dasi sesulit itu?".

Bukannya menjawab pertanyaan Sooyoung, Taehyung malah melingkarkan tangannya ke pinggang wanita itu. Tersenyum khas sambil menatap tepat ke retina Sooyoung.

Yang ditatap ikut membalas, menantang Taehyung. Perasaan kalut terbesit di benak Sooyoung. Entahlah, ia merasa sesuatu yang berbeda dari mata Taehyung.

Tatapan itu memang mengandung tatapan memuja, tatapan penuh cinta, sama seperti biasanya. Namun ada sesuatu yang lain. Ingin Sooyoung menyingkirkan perasaan itu namun sulit.

"Kau punya masalah?" alis Taehyung naik, dahinya ikut berkerut mendengar pertanyaan Sooyoung.

"Tidak" jawabnya seadanya. Manusia memang selalu memiliki masalah, namun ia tak memiliki masalah yang seserius itu hingga tatapan khawatir begitu tercetak jelas di wajah Sooyoung.

Harusnya Sooyoung tau, jika suaminya itu memiliki masalah maka ia adalah orang pertama yang mengetahui masalahnya. Maka ia harus membuang jauh-jauh pikiran buruknya dan mengisinya dengan hal-hal yang bagus. "Lupakan".

"DAD! AYO BERANGKAT! ASTAGA! AKU TERLAMBAT! INI HARI PERTAMAKU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA!" entah Sooyoung maupun Taehyung sama-sama saling menjauh setelah mendengar teriakan putra mereka.

Kekehan keluar dari mulut Sooyoung, "Dia benar-benar putramu, Kim Taehyung".

"Tunggu, Sooyoung! Kita membuatnya sama-sama!" setelah mengucapkan hal itu, Taehyung menelan ludahnya bulat-bulat karena mendapat tatapan tajam dari Sooyoung.

"DAD!" Taehyung segera berlari keluar rumahnya, menghampiri sang putra yang sudah duduk di dalam mobil hitamnya dengan wajah yang menekuk.

"Tunggu! Bekalnya!" Sooyoung ikut berlari keluar rumah. Memberikan bekal yang sudah ia siapkan untuk Taehyung dan Taeoh yang tidak sempat memakan sarapan mereka.

Taehyung tersenyum, menerima bekal dari Sooyoung. "Kau yang terbaik!"

"Tunggu!" Sooyoung menarik lengan Taehyung yang sudah berjalan meninggalkannya. Saat lelaki itu berbalik, Sooyoung menarik tengkuknya lalu memberikan sebuah kecupan singkat di bibir Taehyung. Ciuman selamat pagi.

Sebuah kebiasaan Taehyung dan Sooyoung sejak awal mereka menikah, namun Taehyung mulai melupakannya sejak beberapa bulan yang lalu. Mau tak mau Sooyoung yang memulainya, tak ingin kebiasaan mereka menghilang dan mengurangi keharmonisan rumah tangga mereka.

Setelah itu Sooyoung hanya berdiri di depan pintu rumahnya, menyaksikan mobil itu melesat menjauhi pekarangan rumahnya setelah sebelumnya teriakan pamit padanya serta sebuah kiss bye untuk Sooyoung dari putranya, Taeoh.

Mobil hitam itu sudah benar-benar pergi, Sooyoung membuang napasnya pelan lalu beranjak dan memasuki rumah tempat ia dan Taehyung tinggali.

"Kau lupa memberikan ciuman selamat pagi lagi, Kim Taehyung!"

•••


Sooyoung hanya terkekeh dalam hati. Dia tipe seseorang yang begitu peka. Dan tatapan dari si pemuda penjual bunga tadi benar-benar menunjukkan tatapan tertarik. Gombalan yang ia lontarkan pada Sooyoung membuat ia terkekeh geli.

Memang Sooyoung akui, banyak orang yang tak mengira bahwa ia sudah menikah dan memiliki seorang putra berumur 11 tahun. Itu karena ia menikah muda, dan wajahnya juga tidak tua untuk seumuran wanita berumur 32 tahun. Sooyoung masih tampak seperti anak berumur 20 tahun. Tak heran jika masih banyak pemuda-pemuda yang menggodanya. Dan itu justru membuat Sooyoung lucu dan terhibur sendiri.

Sore ini Sooyoung sempatkan membeli bunga lili untuk ia tanam di pekarangan rumahnya sebelum menjemput Taeoh. Ia menerima pesan dari Taehyung siang tadi yang mengatakan bahwa ia tidak bisa menjemput Taeoh. Ada urusan mendadak, begitu katanya.

Sekalian saja Sooyoung membeli bunga untuk ia tanam. Salah satu hobi Sooyoung, berkebun.

Sudut mata Sooyoung mendapati Taeoh yang berjalan kearahnya. Harusnya Taeoh sudah tidak harus dijemput lagi mengingat ia sudah memasuki sekolah menengah pertama. Namun karena hari ini adalah hari pertamanya, Sooyoung takut putra semata wayangnya itu kesasar.

Dahi Taeoh mengernyit saat Ibunya justru menarik tangannya ke halte. "Kita naik bus, Mom?"

"Kau sudah besar, harus mandiri. Mom akan menunjukkan bus mana yang harus dinaiki. Mulai besok kau harus pulang sendiri" bukan karena Sooyoung dan Taehyung tidak memiliki uang untuk mempekerjakan supir agar bisa mengantar-jemput Taeoh. Hanya saja Sooyoung ingin anaknya itu mandiri.

"Tapi, Mom-"

"Kau harus, Sayang" ucapan Taeoh dipotong oleh Sooyoung. Membuat anak itu terdiam dan mau tak mau harus menuruti perintah Ibunya.

Jujur saja, Taeoh tak suka jika harus naik bus. Disaat jam pulang seperti ini bus akan padat, dilain sisi ia harus menunggu bus datang. Merepotkan.

Bus datang, dan Taeoh memebuang napasnya kasar. Seperti yang ia katakan, bus itu padat. Ia mengikuti Sooyoung dari belakang. Hanya tersisa satu kursi, segera Taeoh mendorong Ibunya untuk duduk di kursi itu sebelum Sooyoung yang hendak memberi kursi itu pada Taeoh. "Mom bilang ingin aku mandiri, Mom sedang memanjakanku jika membiarkan aku duduk sementara kau berdiri".

Dalam diam Sooyoung tersenyum. Melihat putranya entah mengapa ia merindukan Taehyung, yang beberapa hari kebelakang tampak sedikit berbeda.

"Tapi Mom, Dad bilang ia akan menjemput. Kenapa kau yang datang?" Taehyung memang berjanji pada Taeoh akan menjemputnya sepulang sekolah tadi pagi, saat Taeoh dan Taehyung berada di perjalanan menuju sekolah Taeoh. Tapi yang datang menjemputnya malah Sooyoung.

Padahal Taeoh sudah merencanakan akan singgah ke toko video game untuk membeli beberapa CD game dengan Taehyung. Taeoh itu maniak game, menurun dari ayahnya. Jika Ibunya yang menjemput, mana bisa Taeoh meminta untuk singgah.

"Daddy mu ada urusan penting, ia tidak bis-"

"Itu Daddy!" Sooyoung langsung menoleh ke arah yang ditunjuk Taeoh keluar jendela bus.

Itu benar Taehyung.

Baru saja membukakan pintu mobilnya untuk seseorang,

Wanita?

Jadi, urusan penting apa?

Bersambung...

FF VJoy pertamaku!!!!!!

Mohon dukungannya 🙏🙏🙏🙏

Anemone [Completed]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz