4-mommy

55.5K 2K 10
                                    

"arika. Kamu di panggil pak devan, keruangan nya" arika mengernyitkan kening nya mendengar ucapan emely.

"lagi?" tanya arika. Ia sudah lelah dengan tingkah devan yang terus memanggil nya untuk ke ruangan nya.

Emely mengedikkan bahu nya acuh.

Arika membuang nafasnya kasar.

"di panggil pak devan pagi?" tanya lusie, teman arika yang lumayan perhatian padanya.

Arika mengangguk.

"kamu sabar ya rika. Pak boss emang gitu selain galak dia juga se-enak nya." arika mengernyit.

Memang para karyawan devan. tidak mengetahui hubungan antar boss dan bahawan itu. Ini semua karena arika yang melarang devan untuk mengatakan nya. Padahal arika dan devan sudah berpacaran sebelum ia bekerja disini.

"yaudah aku duluan ya"

Lusie tersenyum hangat pada arika.

Arika mengetuk pintu ruangan devan sopan.

"masuk" perintah seseorang di dalam.

Arika masuk. Devan yang tengah sibuk dengan berkas-berkas di tangan nya. Kemudian memekik senang seperti anak kecil yang mendapatkan permen.

"sayang" devan langsung menarik arika untuk duduk di pangkuan nya.

Arika menurut saja, baginya menuruti devan adalah hal yang terbaik sekarang.

"kamu kenapa manggil aku lagi sih" gerutu arika. Devan terkekeh. Ia merasa gemas dengan kekasih nya itu.

"aku kangen" devan memeluk arika. Menyembunyikan wajah nya di ceruk leher sang kekasih.

Arika mencoba melepaskan. "dev, kalau ada yang masuk gimana?" tanya arika berusaha melepaskan rangkulan devan.

Devan kembali terkekeh. Arika mengernyit. Kenapa?

"biar aja. Biar semua orang tahu kalau kita itu sepasang kekasih. Aku capek sembunyi-sembunyi terus sama kamu. Kalau mau ketemu harus pake alasan kerjaan dulu" jelas devan. Arika membuang nafas nya lelah. Ia mengerti dengan yang devan rasakan.

Arika membiarkan lelaki itu memeluknya. Ia juga terlalu lelah untuk berdebat.

"sayang" guman devan.

"hmmm"

"mommy nanya, kapan kita nikah?" tanya devan. Arika membuang nafas nya lagi. Ia sebenarnya juga ingin menikah dengan devan. Tapi ia harus bisa menjadi sukses dulu, arika tak mau dikira hanya mengharapkan kekayaan devan.

"kok kamu ngak jawab sih" devan merengek kesal seperti anak kecil.

Arika terkekeh kemudian mengusap kepala denvan. Sayang.

"secepatnya" balas arika. Devan tak bisa menyembunyikan kebahagiaan nya.

Secepatnya

Berarti tak lama lagi bukan.

Devan menciumi seluruh wajah arika. Arika terkikik geli. Devan merasa sangat senang. Oh ayolah jika bisa dari sehari mereka berpacaran devan sedah menikahi arika. Namun arika selalu mengatakan nanti dulu. Menunggu ia sukses, devan tak mengerti dengan jalan pikir arika. Bukankah ia adalah orang terkaya di negri ini. Jangankan memberi makan arika bahkan separu negri ini pun ia sanggup.

"ups!"

Devan menghentikan aksi mencium wajah arika. Mereka sama-sama menoleh kepada orang yang tiba-tiba merusak waktu bahagia nya.

"mommy" rengek devan. Kesal dengan mommy yang merusak waktu-waktu bahagia nya.

Arika langsung beridiri dari pangkuan devan dan menyalami mommy rose sopan.

"kalian kalau mau mesra-mesraan jangan di kantor dong. Di Hotel kek" arika tergelak dengan ucapan mommy rose.

"mau nya juga di hotel mi. Tapi arika nya gak mau" jelas devan. Mommy rose. terkekeh, ia menghampiri arika.

"kamu udah makan sayang" tanya mommy tanpa memperdulikan. Devan dengan wajah cemberut nya.

"su-dah mi" jawab arika setengah gugup. Ia masih menetralkan jantung nya karena kaget dengan kedatangan mommy rose. Meskipun mommy devan sudah sering melihat nya dan devan bermesraan namun arika selalu merasa tidak enak.

Mommy kembali terkekeh. "yasudah kalau begitu temenin mommy makan ya sayang" pinta mommy rose. Arika merasa tidak tega dengan wajah memelas nya.

"ngak bisa mi!" devan menarik lengan arika hingga gadis itu hampir kehilangan keseimbangan nya.

"devan.., mommy cuman mau ajak arika makan bukan ajak arika kencan" arika mengernyit. Kencan? Hei kita sama-sama wanita mom!

"pokoknya kalau kata devan ngak, bisa tetap ngak bisa" jelas devan merangkul arika. Arika tak bisa berbuat apa-apa sekarang ia sudah sering mengalami ini.

"yaudah, mommy bakalan nanya sama arika aja" devan mendesis tak suka. Ia tahu pasti arika akan menerima ajakan mommy nya.

"arika sayang-nya mommy, maukan?"
Arika tersenyum canggung memperhatikan devan. Yang sudah melotot disebelah nya. Arika bergidik ngeri. Hey ayolah arika hanya akan makan bukan di jodohkan.

Arika mengangguk. Mommy langsung memekik senang. Lain hal nya dengan devan. "sayang" devan memohon dengan wajah tak kalah memelas nya dengan mommy rose.

"dev. Aku mau temenin mommy makan dulu bentar doang kok" devan menggeleng.

Mommy berdecih.

Devan yang melihat itu membuang nafas nya kasar. Kemudian mengangguk lesu.

Mommy langsung menarik arika untuk keluar dari ruangan devan. "gitu aja kok pake drama segala"

"mommy!" rengek devan menghenakkan kaki nya seperti anak kecil.

Mommy dan arika sama-sama terkikik geli. Pasti devan sangat kesal sekarang.

Devan duduk di kursi nya. Ia memijat plipis nya yang tidak terasa sakit.

Tiba-tiba sekertaris devan. Adelle memasuki ruangan devan.

"ini pak laporan hari ini"

"tarus di situ" sekertaris itu pun meletakan berkas laporan itu dimeja devan.

"pak. Saya liat arika dan orang tua bapak akrab" devan mengernyit.

Adelle terkekeh. "enggak pak. Saya ngak bilang kalau bapak ada hubungan. Atau cocok kok sama arika. Pasti selera bapak itu bukan seperti arika kan, yang cuman dari divisi keuangan bawah doang" jelas adelle.

"keluar" ucap devan dingin.

"ke-ke-napa pak?" tanya adelle. Ia bingung kenapa boss nya itu yang tiba-tiba seperti marah padanya. Apakah ia melakukan kesalahan.

"saya bilang keluar, atau kamu saya pecat detik ini juga" adelle mengangguk.

"oh ya. Satu lagi" kata devan. Adelle menghentikan langkah nya. Ia. Berbalik kearah devan.

"selera saya memang seperti arika. Meskipun ia dari divisi bawah tapi dalam pekerjaan ia lebih baik dari padakamu" jelas devan.

Adelle tegelak. Hei apa bagus nya si arika itu? Bahkan ia lebih baik dari postur tubuh dan pemampilan dan mungkin dalam pekerjaan?. Pikir adelle.

"yasudah sekarang keluar"

Adelle segera keluar dengan tegesa-gesa. Ia mengepalkan tangan nya kesal.

Kini devan mengerti mengapa arika. Selalu mengatakan ia ingin sukses dulu sebelum menikah dengan nya.




Panjang kan?. Vomment ya manteman. Supaya aku tambah semangat ngetik nya.

Next?

 My Childish Guy[DREAME)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon