YuKook Nine

Mulai dari awal
                                    

Di rumah Keluarga Jeons

Jungkook tengah menikmati makan malam yang sangat lezat, sampai lidahnya beberapa kali menjulur keluar menghapus noda bumbu di sekitar bibirnya.

Yoongi yang memperhatikan kebiasaan saudaranya itu, terlihat menjaga jarak dan selalu berada sangat jauh dari tempat duduk Jungkook.

"Ubah kebiasaan burukmu, kau itu seorang pewaris bukan penikmat masakan," Yoongi sangat risih terhadap cara makan Jungkook yang tidak menuruti aturan keluarga

"Kau itu terlalu di kuasai dekrit dan hukum, nikmati makanan dengan caramu sendiri. Tidak peduli terhadap pandangan orang memandang, yang terpenting kita merasakan kenyamanan," cerca Jungkook merasa bangga pada dirinya sendiri

"Jika Ibumu pulang habis kau Jungkook, apalagi dia selalu memperhatikan hal kecil,"

"Lupakan keberadaan Ibuku, Ibumu terlalu keras mendidik mu." Jungkook tersenyum sambil menutup matanya, ia melahap kembali masakan di atas piringnya

"Kook," panggil Yoongi

"Apa?" Jungkook menoleh ke tempat saudaranya

"Gadis yang menjadi incaran mu itu, kisahnya sangat menyedihkan. Terlihat ceria di luar tapi sakit di dalam,"

"Apa maksudnya?" Jungkook mengangkat satu alisnya ke atas, meminta penjelasan yang lebih dimengerti olehnya

"Ternyata dia adalah adik dari kedua saudari bermarga Jung, Jung Yerin dan Jung EunBi. Kau tahu kan?"

"Ya jelas, Eunha selalu menggaguku menyatakan cinta setiap ada kesempatan. Apalagi dia masuk ke dalam kandidat, hal itu yang membuatku sangat gundah," jelas Jungkook terdengar malas membahas hal ini

"Kenapa kau tidak memasukan gadis itu, biarkan dia menjalani semua ritual dari nenek. Dia juga bukan gadis biasa, Ayahnya Choi Kyuhyun adalah pembisnis handal kalian berdua tidak akan menghadapi masalah jika bersama," ujar Yoongi memberi pendapat

"Entahlah aku merasa itu tidak akan berhasil, karena seorang putri harus masuk seleksi tata keluarga. Pilihan sulit, jika dia masuk terus memilih pria lain bukan aku...." Jungkook mengangkat bahunya, tidak berani mengambil resiko

"Nenekmu sangat berpengaruh dalam ujian itu, jika gadis itu masuk ke dalam ritual nenekmu. Selamat cintamu, kenapa kau jadi bodoh begini," Yoongi menggertakan giginya, ia sangat gemas karena tingkah polos yang di lakukan Jungkook

"Apa lagi yang kau ketahui tentang Choi Yuna itu?"

"Tidak banyak, tiga saudara Kim lebih mengetahui kebenaran tentang keluarga Choi Yuna," jawab Yoongi dengan senyuman sugar nya

"Si Kampret lagi yang menang, apa kau tidak bisa lebih cerdas dari mereka. Cari lebih banyak tentang Yuju, aku tidak mau kehilangan dia," Jungkook menahan rasa sesal dan amarah mengerutnya kening menunjukan betapa bingung nya dia saat ini

"Aku usahakan, jika tetap nihil jangan emosi berlebih!" Yoongi mengingatkan

"Ok, jika kau berhasil aku memberikan satu permintaanmu yang akan terkabul." Jungkook merayu Yoongi kedua halisnya bergerak-gerak ke atas dan ke bawah

"Itu namanya Jeon Jungkook," ucap Yoongi dengan suara ngegas

Malam yang begitu dingin menusuk-nusuk buluk kuduk Yuju, gadis itu tengah duduk di bangku panjang sambil mengayunkan kedua kakinya.

Dia tengah mengerjakan tugas Sekolah kedua kakaknya, Yuju sangat pintar dan rajin.

Sayangnya, di umurnya yang sekarang ia tidak dapat melanjutkan pendidikan nya.

Karena Ibu tirinya tidak menginginkan dia menjadi gadis yang cerdas, Yuju hanya bisa belajar sendiri melalui buku-buku bekas kakaknya.

Ketidak berdaya-an menjadi alasan utama, mengingat janji yang ia ikrar kan pada sang Ayah sebelum di tinggal pergi olehnya.

"Apa mungkin dia bisa membantu ku menghilangkan penderitaan ini, tapi... Laki-laki mana bisa di percaya hanya sekedar ucapan beralaskan janji, tidak mau di tepati itu sudah pasti." Yuju menjatuhkan buku yang ia pegang dari tadi ke samping pahanya

Berbeda dengan Yuju, Jungkook tengah menyobek-nyobek kertas.

Ia tengah di terpa rasa jenuh, apalagi ponselnya di sita Yoongi.

Saudaranya itu sedang duduk di depan meja menatap layar monitor kedua tangannya sibuk mengetik terkadang menggeser kursor.

Saudaranya itu sedang duduk di depan meja menatap layar monitor kedua tangannya sibuk mengetik terkadang menggeser kursor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yoongi, kapan kau akan selesai!" keluh Jungkook tidak sabar

"Selesaikan pr mu baru kita bertukar informasi dan mengungkapkan pikiran," jawab acuh Yoongi tanpa menoleh ke sumber suara

"Sudah dua jam kau di sana, tidakkah kau punya hati mendengar keluhan dariku." Jungkook melempar sampul buku yang sudah tidak ada lembaran kertas di dalam nya

"Tidak, hatiku tidak tertarik dengan suara memelas mu,"

"Kalau begitu, kerjakan tugasku!" nada suara Jungkook meninggi, artinya kesabaran tidak ada lagi untuk menjadi batasan

Yoongi meninggalkan kursinya, ia berjalan lalu menggelengkan kepala.

"Berantakin kamar kau saja, kenapa harus kamarku. Jungkook!" Yoongi terbawa suasana dalam emosi yang tidak bisa ia tahan lagi

"Sudah kau saja bereskan, aku sedang malas." Jungkook menjatuhkan tubuhnya ke atas spray

"Pr dari Pak. Kepsek, sudah kau kerjakan?" Yoongi mengontrol emosinya menahan dalam dadanya agar tidak meluap keluar, ia mulai sibuk memungut kertas-kertas di lantai

"Bukunya saja sudah ku rusak, mana bisa mengerjakan," ucap Jungkook lalu menguap

"Bagaimana kau ingin maju kalau kau sendiri bermalasan seperti ini." Yoongi mengambil vacuum cleaner meneken tombol on, ia mulai menggerakan gagang vacuum itu membersihkan lantai

"Biarkan kepsek memarahiku, I'am fine." Jungkook mulai memasuki kawasan rasa ngatuk akut, ia tidak bisa lagi menahan ngatuk berlebih dan akhirnya tertidur pulas

" Jungkook mulai memasuki kawasan rasa ngatuk akut, ia tidak bisa lagi menahan ngatuk berlebih dan akhirnya tertidur pulas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu hal yang aku tidak bisa menerimanya, kenapa dia tidur di kamar ku!" teriak Yoongi

Bersambung..........

YuKook Jungkook YujuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang