Part 18 : OM Dani

13.5K 222 16
                                    


Selama didalam mobil aku lebih banyak diam, om Danil lah yang banyak bercerita,setahuku Ayah pernah menyebut nama Suami ibu sebagai Suryo,padahal itu nama belakangnya,nama lengkapnya Danil Suryo putra.

Aku belum ingin menyebutnya sebagai Papa,ada perasaan Risih dan mengganjal dihatiku,entahlah kalau nanti,mungkin seiring dengan berjalannya waktu pasti akan kupanggil dia papa.

Wajah om Danil ganteng, kulitnya putih dan bersih,dihiasi dengan kumis tebal yang rapi.matanya hitam dan hidungnya mancung.sorot matanya tajam,namun terasa teduh.

Suaranya keras dan berat seperti suara lelaki dewasa umumnya,tutur katanya lembut dan bahasanya seperti kaum intelek.
Kutaksir usianya sudah kepala empat.beda tipis dengan umur Ayah.

Ia memakai Baju kaos krah ungu,dan celananya terbuat jeans dengan warna biru tua.

" kamu pasti lapar ya, " kata om Danil." tadi papa beli makanan.ada pizza ,fried chicken dan kue brownies."

Om Danil berseru pada Ibu," makanan yang ku beli tadi mana".

" itu dibelakang papa," kata ibu menunjuk ke belakang sandaran jok yang kami duduki.

Om Danil mengambil bungkusan yang terletak di belakang kepalanya.
Semuanya ada ada tiga kantong besar berisi makanan yang di sebutkannya tadi,juga ada tujuh kaleng minuman dan beberapa botol Aqua.

Perutku mulai terasa lapar,perjalanan kerumah om Danil makan waktu sekitar dua jam.
Om Danil menyodorkan semua makanan itu padaku.

" ini semua Papa belikan khusus untukmu".

Aku memandang Om Danil,pikiranku menerawang,kenapa dia mengistimewakan aku,padahal ada Rani dan ibu yang sudah lama bersamanya.

" Kita makan sama sama ya "kataku sambil mennyodorkan pada Rani dan ibu,juga pada Om Danil sendiri.
" Ran,Tolong bagikan pada Pak Sopir."kataku memberikan sebagian makanan tadi.

Om Danil tersenyum melihat tingkahku," Papa sudah menduga kamu pasti akan membaginya" katanya sambil mengusap bahuku.
" papa dengar kamu suka menolong orang ya.pantas kamu disukai banyak orang."

" Biasa aja om" kataku sambil menguyah sepotong pizza.
Rani dan ibu juga turut menikmati makanan itu.
Pak Rudin ,Si sopir juga turut makan.

Mobil Ia berhentikan sebentar.
Om Danil juga sibuk menguyah sepotong Ayam.
"Papa sudah nyuruh juru masak bikin masakan yang enak.ini cuma pengganjal aja."

" Rani mau nambah ya."kataku menyodorkan Ayam goreng padanya.Aku juga menyodorkan pada ibu.

" Jangan nambah lagi,Bayu belum kenyang tuh."kata Om Danil pada ibu.

Ibu mengangguk penuh hormat,sepertinya ibu sangat patuh dan penurut pada suaminya itu.

Aku menangkap gelagat yang kurang baik pada lelaki itu.
" ndak apa ini aja udah cukup kok."

Aku mengambil sekotak Ayam goreng dan sebotol Aqua.
" ini om,aku cukup yang ini aja." kataku sambil menyerahkan kantong yang lain pada Om Danil.

Mobil mulai melaju, Pak Rudin sudah selesai makan,sekarang konsentrasinya membawa mobil dijalan yang ramai.

Semakin mendekati kota Suramaya,kepadatan makin terasa .
Dibeberapa titik jalan terjadi kemacetan.
Para pelajar Sma tampak bergerombol naik motor,mereka membawa motor seenaknya tanpa
mempedulikan penguna jalan lain.
Suara raungan motor bercampur dengan klakson mobil tak henti hentinya bergaung.
Membuatku merasa tak nyaman dengan suasana ini.

Tapi sukurlah Pak Rudin mengambil jalan lain untuk menghindari kemacetan tampaknya ia supir yang pintar .
Tak seberepa lama mobil pun bisa melaju kencang.

Balada Anak Kampung  (Upload lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang