PART 5 : Gendong

29.4K 450 10
                                    



:Aku sampai dirumah hampir jam 3 sore.biasanya paling lama setengah dua siang aku sudah makan bersama ayah.
Begitu turun dari angkot aku terkejut melihat ayah duduk dipojok simpang menuju rumahku

"Bayu..." panggil ayah ia berlari mendekatiku.wajahnya terlihat cemas
:
"Ayah.."kataku memeluknya.

"Kemana aja tadi".
Ayah memperhatikanku. Ia melihatku tak membawa tas,dan hanya membawa kantong plastik hitam berisi kamus dan majakah bekas.

".kemana aja yu. Ayah udah menunggu dari tadi."
Wajahku terlihat murung tapi aku berusaha tersenyum.
"Maafin aku udah buat ayah nunggu."

"Lututmu napa."

"Ndak pa apa ,terjatuh tadi"
Ayah memeriksa kakiku dan mendapati dua plester satu di lutut kiri dan ditulang kering kaki kanan.
"Udah aku baik aja kok."kataku setelah melihat raut wajahnya yang nampak cemas .

"Ayah gendong ya "

"Ndak mau ,diliatin orang tuh."

Jarak rumahku dari jalan raya cukup jauh dan melewati beberapa rumah tetangga

Sebuah mobil sedan berwarna biru tua berhenti tak jauh dari angkot itu Menurunkan Bayu.


Pemiliknya Anton telah menguntitnya dari terminal tadi.Ia memperhatikan sosok lelaki yang dipanggil ayah oleh Bayu.

Ia penasaran dengan latar keluarga bayu.

"Ia punya ayah yang penyayang dan slalu memperhatiakannya'pikirnya.
Ayah yang rela mengorbankan jiwa raganya demi kebahagian anaknya.

Anton merenung, teringat dengan papanya.
Sepanjang hidupnya belum pernah papa memujinya bahkan selalu meremehkan.
"Jadi polisi, bisa apa kamu penakut begitu,kamu pikir gampang apa."kata papanya dengan nada acuh.
"Mending kamu jadi pengusaha aja kayak papa "
Papa anton otoriter dalam mendidik anak anaknya,ia selalu memaksakan kehendak pada anak anaknya terutama pada putra bungsunya itu

Ayah merangkul bahuku dan sambil berjalan ia berkata."barusan toni datang bawa tasmu dan menanyakanmu.
Ia bingung kenapa kamu lari dari sekolah.

Aku terdiam dan murung.aku tak ingin ayah tahu kejadiannya.

Kami berjalan melewati rumah tetanga.seorang ibu yang sedang menyuapi anak balitanya,menyapa kami dengan ramah,
" Bayu kenapa kang" katanya setelah melihat plester di kakiku.
"Ndak napa napa.dia terjatuh tadi".kata ayah.

Perempuan itu bernama tuti anaknya si bowo.Teman bermainku.

Sampai dihalaman ruman ayah berkata," ayah udah masak sup ceker yu dan lele bakar.
Aku memang udah lapar kali.bang anton sempat menawarkan makan siang tapi ku tolak.

"Wuah pasti enaak nih."kataku.

Setelah mengganti baju,aku duduk dimeja makan.

Diatas meja ada belanga yang dialasi dengan kertas.didalamnya ada sup ceker yang masih hangat
Ada empat potong lele bakar terletak dipiring besar.

Aku mulai makan. Sup ceker buatan ayah sungguh enak.

Kalau aku bandingkan ayah lebih pandai memasak dari pada ibu.aku tak tahu dari mana ia belajar.mungkin akan ku tanyakan nanti.
Ayah gembira melihatku makan dengan lahap

Dan aku kekenyangan setelah habiskan tiga piring nasi.
Ayah juga sudah selesai makan.

"Gimana yu uangnya udah disetor."
Kata ayah stelah menghembuskan asap rokok

Aku menggeleng."ibu datang kesekolah dan melunasi semuanya.
"Ia datang sama suaminya... Yah.
Aku mengangguk.'"ia membujukku unttuk tinggal bersamanya.tapi aku nolak dan lari dari sekolah.

Risman marah dan jengkel."perempuan itu ingin mengusiknya lagi."pikr risman.

Ia sudah menuruti keinginanya surti untuk menikah lagi dengan lelaki kaya.
Bayu adalah segalanya bagi risman.
Ia bisa hancur jika bayu diambil darinya.
'
Aku menyerahkan uang itu lagi pada ayah."ayah nggak usah kuatir.aku takkan pernah meninggalkan ayah.

Ayah memelukku erat."ayah janji akan selalu menyayangimu"

Balada Anak Kampung  (Upload lagi)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora