Part 16 : Bayu

14.9K 317 38
                                    

Lagi asyik memainkan ponsel aku dikejutkan oleh suara yang bersumber dari depan pintu.

"Bang Bayu"

Aku menoleh,kedua putra mbok Supi sudah berdiri didepan pintu.mereka adalah Beno dan Timo.

"Ayo masuk dik" Ajakku sambil tersenyum.

Kedua anak itu tampak ragu.

"Ayo..duduk sini."

Timo melangkah lebih dulu lalu Beno kakaknya.Timo duduk disamping kananku dan Beno di sebelah kiri.

Hanya Ada kursi rotan diruang tamuku.jumlahnya tiga ,ditambah satu kursi yang panjang yang kududuki.

" Bang Bayu sakit ya" kata Timo polos.usianya baru sembilan tahun dan duduk dikelas tiga SD.

":Dikit.tapi udah hampir sembuh"

" kata Simbok,kami harus mbantu Abang."

Aku tersentuh dengan perhatian mereka.

" makasih dik.Abang udah baikan ndak perlu di bantuin segala."

"Abang dah sering nolong kami,jadi Abang bisa suruh suruh kami".

Aku menggeleng sambil senyum.

Di Atas meja ada makanan dan buah pemberian orangtua kak Friska.

" kalian mau pizza."

" mau " kata Timo.

" huss...jangan .." sergah Beno pada Adiknya.Beno berumur dua belas,duduk di kelas enam.

" udah.. ambil aja .." aku menyodorkan kotak pizza,isinya tinggal dua potong,sebagian sudah kumakan dengan Ayah.

Timo yang ngambil duluan,lalu disusul Beno.

Kedua bocah itu tampak menikmatinya.

Lidah mereka agak terkejut bisa mencicipi makanan orang kota.

" ntar Abang ambil minum ya."

Aku meletakkan ponsel diatas meja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku meletakkan ponsel diatas meja.aku percaya mereka takkan membawanya kabur.

Aku membawa botol plastik dan dua gelas.botol itu berisi teh dingin yang disimpan dikulkas.

Aku menuangkan isi botol dalam gelas dan meletakkan dihadapan mereka.

Sambil mengamati mereka minum aku memainkan ponselku lagi.

" kalian kok ndak jualan."

Setiap sore,Beno dan Timo berjualan keliling kampung,dengan menjunjung baskom.isi baskom itu ada berbagai macam gorengan,seperti ,tahu.bakwan dan pisang goreng.harganya limaratus rupiah sepotong.

Mereka sering mampir dan aku membelinya untuk cemilan sambil membaca.

Wajah Beno tampak muram.

"Simbok ndak punya modal lagi. Dipaksa bayar hutang sama rentenir."

Balada Anak Kampung  (Upload lagi)Where stories live. Discover now