Putus!

5K 783 51
                                    

ABBY

Abby menarik napas panjang sebelum turun dari mobil kak Sonya.

"Percayalah. Memutuskan cowok itu super gampang!" seru kak Agnez menyemangatiku dan aku mengangguk.

"Bener nggak mau aku temenin?" tanya kak Agnez entah yang keberapa. Dia ini wanita yang sangat bersemangat kalau urusan menghajar laki-laki. Tapi heran kenapa bisa pacarnya banyak ya? Menurut kak Sonya, kak Agnez dan Stella adalah penjahat hati. Mereka dalam satu bulan bisa berganti pacar layaknya ganti baju.

Aku menoleh pada kak Agnez, "Kak!" panggilku dan kak Agnez menoleh padaku.

"Ajarin Abby cari pacar!" seruku cepat.

"Hm?" kak Agnez menaikkan alisnya.

"Hmmm..." gumam kak Agnez lalu meringis.

"Bukannya nggak mau. Tapi kamu kayanya setipe dengan Sonya yang move on nya lama..." kak Agnez memutar duduknya dan menghadap diriku.

"Dengar... cintai manusia berjenis kelamin laki-laki itu secukupnya jangan berlebihan!" kata kak Agnez.

"Nah elo itu udah kebanyakan. Masak iya cinta sama satu cowok dari masih SMP sampai sekarang!" kak Agnez mencibirku.

"Kak Agnez nggak punya cinta pertama?"

"Cinta pertama? Nggak! Gue cuma punya musuh abadi!" serunya kesal.

"Ohh, kak Jonathan itu ya?"

"Hei! Hei! Jangan disebutin namanya! Ntar bikin gue kena sial!" protes kak Agnez sambil geleng kepala.

"Udah... udah sana. Apa perlu gue yang bilang ke cowok lo?"

"Eh, nggak usah..." aku meringis dan buru-buru membuka pintu mobil.

"Lima menit atau aku akan masuk ke dalam!" kak Agnez mengingatkan.

"Ok. Lima menit..." aku mengangguk lalu turun. Aku mendesah panjang sebelum melangkah. Tampak dari luar aku bisa melihatnya duduk dengan gusar.

"Abby!"

Aku menoleh dan melihat kak Agnez memberiku semangat.

"Aku bisa..." gumamku lalu menghembuskan napas panjang dan membenarkan letak kaca mata hitamku. Menurut kak Agnez ini akan membuatku terkesan tangguh saat memutuskan seorang pria.

Ting...ting...

Aku berjengit kaget saat aku membuka pintu dan terdengar bunyi gemerincing lonceng yang terpasang di pintu masuk.

"Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?" seorang pelayan menyambut kehadiranku dengan senyum ramah.

"Tidak perlu saya hanya sebentar, disana..." aku menunjuk ke arah kursi di dekat kaca besar.

"Baik..." pelayan itu membungkuk dan aku segera meninggalkannya.

Dari pintu masuk ke meja yang tadi aku tunjuk sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi entah kenapa aku meras langkahku terasa berat sekali.

Kilasan kenangan beberapa tahun yang lalu saat bersama pria itu muncul seperti sebuah film. Jantungku masih berdebar saat melihatnya, bahkan saat aku melupakannya pun jantungku masih bergetar. Kenapa aku hanya melupakannya? Karena dia yang paling membuatku terluka saat kecelakaan itu.

Malam kecelakaan

Aku bergerak gelisah menantinya yang tak kunjung datang. Malam ini saat ulang tahun pernikan Mom dan Dad aku berencana memberitahukan pada tiga kakaku bahwa aku menyukainya.

Aku kesal dengan ide Keenan, untuk apa acara ulang tahun pernikahan Mom pakai acara pesta topeng, memangnya ini pesta sweet seventeen.

"Cemberut aja sih! Ntar nggak ada cowok deketin lo..."

Like ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang