1

7.3K 284 21
                                    

Bismillahirrahmanirrahiim

Allahumma shali’ala Muhammad wa’ala ali Muhammad

Happy reading

and

Sorry for typo
🙏🙏🙏

Setelah 3 bulan ini aku melakukan proses ta'aruf dengan Zaidan dan beristikharah kepada Allah, akhirnya hari ini aku resmi menjadi Ny. Zaidan. Baru saja beberapa jam yang lalu, Zaidan mengucap ijab qabul di rumahku dan adikku yang sederhana ini. Aku hanya bisa berdoa Ya Allah berkahilah rumah tanggaku dan Zaidan nanti. Aamiin.

Aku tidak bersembunyi di ruang rias pengantin atau kamar pengantin pada umumnya. Aku berada di tempat ijab qabul didampingi oleh adik perempuanku Almira dan bibiku tetapi belum duduk berdampingan dengan Zaidan. Setelah Zaidan selesai mengucapkan ijab barulah aku berjalan untuk duduk di sampingnya. Aku dan Zaidan menandatangani beberapa berkas pernikahan kami. Setelah itu aku mencium tangan suamiku dengan tangan gemetar dan gugup. Kemudian ia mencium keningku. Entah mengapa, aku merasa ada keterpaksaan saat dia melakukan itu. Mungkin hanya sebatas formalitas, pikirku. Agar keluarga dan tamu yang hadir ikut senang dan berbahagia. Omku yang menjadi wali nikah menatapku dengan haru dan bahagia, mungkin senang karena akhirnya di usiaku yang 30 tahun ini aku bisa menikah dan membina rumah tangga.

Ya, aku dan adikku memang sudah yatim piatu. Hanya Om Rudi dan Tante Hani yang menjadi wali kami saat ini. Orang tuaku meninggal karena kecelakaan lalu lintas 5 tahun yang lalu. 5 tahun yang lalu juga aku mengalami patah hati disebabkan orang yang menjadi suamiku juga saat ini. Sungguh tahun yang berat untuk aku lalui. Hingga kemudian aku dan adikku memutuskan pindah keluar kota untuk menata hati dan hidupku yang hancur kembali.

Acara pernikahanku memang terbilang sederhana. Tidak ada resepsi seperti pada umumnya. Setelah ijab qabul dan foto-foto bersama ,keluarga, kerabat dan sahabat dekat disuguhkan prasmanan dan kue-kue kecil serta minuman. Karena ku sendiri tidak suka bermewah-mewah. Apalagi aku menikahi seorang duda dengan dua anak. Aku berpikir harus menjaga perasaan anak-anak Mas Zaidan. Kedua anak Mas Zaidan tidak ikut acara ini. Mereka dititipkan di rumah Mas Zaidan bersama pengasuhnya. Setelah acara beres, Mas Zaidan segera membawaku pulang ke rumahnya dan anak-anaknya. Aku belum berani menyebut rumah kami sebelum aku tahu apa mereka menerimaku sebagai istri dan ibu atau tidak.

Sebelum pergi, aku pamit pada om, tante juga adikku.

"Ela pamit ya Tante. Makasih banyak sudah jagain Ela dan Mira sampai sekarang."ucapku sambil memeluk Tanteku dengan sayang.

"Iya Ela. Itu sudah kewajiban om dan tante buat jagain kau dan adik kamu. Kalian tanggung jawab kami juga. Sekarang kamu udah jadi istri sekaligus ibu buat anak-anak Zaidan. Jadilah istri dan ibu yang shalihah ya Nak. Jaga keutuhan rumah tangga kalian. Ingat, ada Allah sebagai pihak ketiga diantara kalian berdua. "ucap Tante Hani sambil membalas pelukanku. Kulihat matanya juga menitikkan air mata. Aku hanya bisa menganggukan kepala mendengar nasihat beliau.

Kemudian aku beralih memeluk adikku yang selisih usianya 5 tahun dibawahku.

"Kamu jaga diri baik-baik ya dek. Jaga butik sebelum kakak bisa kesana. Nanti kakak pasti bantuin butik kita lagi."ucapku pada Almira adikku. Aku dan adikku memang membuka sebuah butik khusus busana muslim dewasa dan anak-anak di Kota Bandung ini. Alhamdulillah, hasilnya cukup untuk membeli rumah sederhana dan mobil untuk kami berdua.

"Iya kak, jangan khawatir. Kakak nikmatin aja dulu honeymoonnya sama Mas Zaidan. Urusan butik gak usah dipikirin. Kan ada Mira."jawab adikku sambil tersenyum jahil.

Senandung Cinta ElanaWhere stories live. Discover now