Bab 6

7.8K 605 28
                                    

Sepulang dari rumah Taehyung, Jungkook terdiam di dalam kamarnya. Mencoba mencerna dan memahami apa yang baru saja dilakukannya.

"Aisshh.. Kenapa aku tadi berbicara seperti itu pada Taehyung? Kenapa juga aku memeluknya seperti tadi? Ah.. Bodoh! Bagaimana kalau dia risih dan tidak mau berteman denganku lagi? Issshh..." Jungkook mulai merutuki perlakuannya.

Taehyung tadi hanya diam dan kemudian keluar kamar membiarkan Jungkook istirahat di kamarnya. Entahlah, sejak Jungkook mengutarakan perasaannya, Taehyung tak memberi respon apapun pada Jungkook.
.
.
.

"Ah, kenapa tadi aku diam saja saat Jungkook memelukku? Entah mengapa jantungku berdetak dengan cepat setelahnya. Apakah aku tertarik dengannya? Lelaki kardus itu? Ah, tidak mungkin. Lagian aku namja. Tak seharusnya aku memiliki perasaan yang seperti ini. Ah, tidak mungkin. Ini pasti salah paham. Iya, seperti itu" Taehyung mencoba berdiskusi dengan dirinya sendiri. Entahlah sejak mendengar perkataan Jungkook tadi, dia merasa ada sesuatu yang janggal pada dirinya. Entahlah..
.
.
.

Waktu telah berlalu. Saat ini Taehyung sudah bersama dengan bundanya di meja makan.

"Tae, Jungkook kelihatannya anak yang baik, juga tampan" Bunda Kim memulai obrolan.

Taehyung menatap bundanya tak setuju.

"Dia playboy Bun. Dia tak sebaik yang bunda pikirkan. Lagian, kenapa sih Bunda selalu memujinya? Issh... Sepertinya Jungkook yang menjadi anak Bunda saat ini" Taehyung mengerucutkan bibirnya. Dia merasa sebal, sejak bertemu Jungkook, bundanya selalu memujinya.

"Aigoo... Anak Bunda cemburu. Tentu saja tidak seperti itu, kamu tetap anak Bunda yang paling Bunda banggakan. Hanya saja jika harus menambah anak satu lagi yang seperti Jungkook, Bunda tidak keberatan" Bunda Kim tersenyum sendiri membayangkan jika hal itu terjadi. Pasti akan menyenangkan, rumahnya akan dipenuhi makhluk yang tampan.

Taehyung meletakkan sendok di atas piringnya.

"Aissshh... Bunda mulai deh.. Tau ah, Tae Tae berangkat dulu" Taehyung jengah mendengarnya. Dia langsung berdiri dan berpamitan dengan Bunda Kim.

Di sekolah, Jungkook sedang dikerubungi tiga orang yeoja. Mereka berebut memberikan bekal sarapan untuknya.

"Jungkook, terima ini ya, aku sengaja buat sandwich ini buat kamu. Kamu pasti suka" Ucap Nayeon seraya mengulurkan bekalnya pada Jungkook.

Lisa merasa tidak terima, dia langsung berusaha meyakinkan Jungkook untuk menerima bekal yang dibuatnya.

"Jungkook jangan mau, mending kamu pilih ini saja, fried rice spesial buatanku"

Irene tak mau kalah, dia junga ikut menyodorkan makanannya.

"Jungkook, mending kamu pilih ini saja. Salad sayur sangat sehat dan bergizi. Makanan seperti buatan mereka hanya membuatmu ngantuk di pagi hari. Ambilah"

Ketiga yeoja ini saling rebut dan tak mau mengalah. Jungkook dibuat stres dengan tingkah yeoja-yeoja ini.

"Maaf, tapi aku sudah sarapan. Ini buat kalian saja" Jungkook menolak dengan sangat lembut.

"Jangan gitu dong, aku sudah susah payah membuat ini untukmu. Ayolah..." Ujar Lisa dengan memasang ekspresi sedih.

"Terimalah punyaku. Jebal.." Nayeon memasang puppy eyesnya.

"Ambil ini saja Jungkook. Please.." Irene tak mau kalah.

"Hufft..." Jungkook tak tau lagi bagaimana cara menolaknya.

"Hai hai hai! Jika Jungkook tidak mau, kasihkan saja padaku. Aku belum sarapan" Hoseok datang bersama Jin dan Namjoon.

"Tidak" Jawab mereka bertiga serempak.

"Mwo?" Hoseok memandang tak terima ke yeoja itu.

"Kan mubazir kalau makanan itu dibiarkan. Mending kasihkan kita-kita. 3 bekal untukku, Jin dan Namjoon. Beres kan? Kalian tidak perlu memohon seperti itu lagi pada Jungkook" Imbuh Hoseok. Ketiga yeoja itu hanya memutar bola matanya.

"Jungkook, terima saja. Nanti kalau gak mau kamu bisa kasihkan pada orang lain atau membuangnya. Pemandangan seperti ini sangat membosankan" Sahut Suga yang tiba-tiba muncul di antara mereka.

"Aissh..." Jungkook mengacak rambutnya jengah.

Taehyung yang baru sampai sekolah, memandang keributan di hadapannya dengan malas.

"Selalu saja setiap pagi seperti itu. Cih, seperti tidak ada namja lain saja" Monolognya lirih. Kemudian Taehyung menghentikan langkahnya.

"Tunggu, kenapa aku merasa kesal? Aisshh.. Itu kan bukan urusanku. Terserah dia juga mau gimana. Apa peduliku? Aisshh.." Taehyung menepuk jidatnya dan melanjutkan langkahnya. Dia berjalan lurus tanpa melirik ke arah Jungkook.

Jungkook yang masih jengah dengan kelakuan ketiga yeoja itu, melihat Taehyung yang santai berjalan melewatinya. Tanpa pikir panjang, Jungkook langsung pergi meninggalkan yeoja itu dan mendekati Taehyung. Dia tak peduli rengekan dan omelan dari ketiga yeoja itu.

"Selamat pagi Taehyung!" Jungkook menepuk pundak Taehyung dan berjalan di sampingnya.
"Pagi juga" Jawab Taehyung cuek.
Jungkook berdiri di hadapan Taehyung tiba-tiba dan membuatnya menghentikan langkahnya.

"Kenapa seperti itu? Menyingkirlah.." Ucap Taehyung seraya menggeser tubuh Jungkook, tapi semua sia-sia. Jungkook memegang kedua pundak Taehyung.

"Tae, maafin aku ya, maaf kalau perkataanku kemarin membuatmu merasa tidak nyaman. Tapi, aku berkata jujur Tae" Tatapan mereka bertemu, berusaha mencari kebenaran dari keduanya.

"Itu sama sekali tidak menggangguku. Jangan terlalu dipikirkan" Taehyung melepas pegangan Jungkook pada pundaknya dan berjalan menuju kelas. Jungkook hanya menghela napas dan kembali mengekori Taehyung.

"Tapi, kamu masih mau berteman denganku kan Tae?" Tanya Jungkook memastikan. Jujur, tak masalah bagi Jungkook jika Taehyung menolak permintaannya. Tapi jika harus kembali dicueki seperti awal dulu, Jungkook tak sanggup lagi. Dia tak ingin usahanya dekat dengan Taehyung menjadi sia-sia.

Taehyung masih diam. Dia tetap berjalan ke kelas dan kemudian duduk di bangkunya. Jungkook melakukan hal yang sama.

"Bagaimana Tae? Kita masih berteman kan?" Tanya Jungkook lagi. Taehyung menatap Jungkook kesal.

"Iya Jeon... Iya. Jangan bertanya lagi. Aku lelah mendengarnya" Jawab Taehyung seraya mengeluarkan buku-bukunya.

Jungkook yang mendengarnya hanya tersenyum lega.

"Kalau gitu, nanti pulang sekolah, kita jalan-jalan yuk? Kamu mau kan?" Tanya Jungkook semangat.

"Hm" Taehyung mengangguk.

Sungguh, tak ada kebahagiaan lain selain anggukan dari Taehyung ini. Jungkook sudah berbinar-binar tak sabar ingin cepat berjalan-jalan dengan pujaan hatinya.

"Gumawo Taehyung" Refleks Jungkook menggenggam tangan Taehyung. Pemilik tangan hanya membolakan matanya saat menyadari genggaman itu.

"Kenapa ini? Kenapa jantungku berdetak kencang lagi? Ini tidak benar. Aku harus memastikannya" Monolog Taehyung dalam hati.

Cup

Bersambung...

EUPHORIA [KV]Where stories live. Discover now