Bab 5

8.3K 695 30
                                    

"Hmm.. Karena kita sudah berteman, em.. Bolehkah aku mengantarkanmu pulang?" Tanya Jungkook sedikit ragu. Entah mengapa dia merasa takut jika Taehyung menarik ucapannya.

"Bagaimana Tae?" Tanya Jungkook lagi.

"Baiklah" Jawab Taehyung dan kemudian langsung keluar kelas. Jungkook langsung menyamakan langkah dengannya.

"Aku membawa motor Tae. Kamu tidak keberatan kan kalau kita naik motor?" Tanya Jungkook saat sudah dekat dengan parkiran.

"Kenapa merasa keberatan? Aku namja dan naik motor bukanlah hal yang berat bagiku" Ucap Taehyung.

"Baiklah kalau begitu. Tunggu di sini. Aku akan mengambilnya" Jungkook bergegas mengambil motornya. Kali ini Taehyung menuruti ucapan Jungkook.

"Naiklah" Ucap Jungkook. Taehyung langsung menaiki motor itu.

"Jika kamu merasa takut. Kamu bisa berpegangan padaku"
"Hm" Jungkook tersenyum dan melajukan motornya.

Semua mata tertuju pada Jungkook dan Taehyung saat keduanya keluar dari parkiran sekolah.

"Kamu harus berhati-hati dengan namja itu. Sepertinya dia akan menjadi ancaman terbesar buatmu" Seorang yeoja berkata kepada sahabatnya yang merasa kesal melihat pemandangan tadi.

"Aku akan dapatkan Jungkook. Lihat saja" Seulas senyum licik terlukis di wajahnya. Dia begitu percaya diri dan yakin dengan ucapannya.

"Buktikan. Aku tidak sabar melihat bagaimana ucapanmu itu jadi kenyataan" Temannya berujar meremehkan.

"Lihat saja! Kau harus membayar remehanmu barusan jika aku benar-benar bisa menaklukkan hati seorang Jeon Jungkook" Ucapnya kembali berapi-api.

"Oke.." Merekapun akhirnya beranjak dan mendekati mobil merah mewah miliknya.
.
.
.

"Jadi di sini rumahmu?" Tanya Jungkook saat sudah sampai di depan kediaman keluarga Kim.

"Iya. Masuklah" Taehyung berjalan mendahului. Jungkook langsung mengikutinya dari belakang. Sedari tadi senyum tak pernah lepas dari bibirnya.

"Bunda, Tae pulang!" Taehyung memasuki rumah dan mengedarkan pandangan mencari bundanya.

"Kenapa dia bisa berubah menjadi semanis ini?" Ucap Jungkook dalam hati. Setahunya, Taehyung adalah anak yang cuek dan dingin saat di sekolah. Tapi sepertinya banyak sisi lain dari seorang Kim Taehyung yang belum diketahui olehnya.

"Eh.. Anak Bunda sudah datang" Bunda Taehyung datang dan langsung memeluk anak kesayangannya itu.

"Oh? Kamu membawa temanmu? Kenapa tidak bilang?" Jungkook membungkukkan badannya, memberi hormat pada bunda Taehyung. Bunda Kim tersenyum.

"Dia Jeon Jungkook Bun. Yang pernah Tae Tae ceritakan sama Bunda" Taehyung memelankan suaranya di akhir kalimatnya.

"Oh ini yang katamu cowok nyebelin dan sok kegantengan itu?" Taehyung langsung membolakan matanya. Kenapa bundanya harus membicarakan hal itu? Bunda Kim menahan tawa saat melihat ekspresi Taehyung. Sedangkan Jungkook hanya bisa menggaruk tengkuknya kikuk.

"Kalau Bunda lihat sih, dia anak yang baik, ramah, manis dan tampan. Tidak seperti yang kamu bilang" Bunda Kim semakin menggoda anaknya itu.

"Bunda..." Taehyung mengerucutkan bibirnya. Aissh... Jungkook menjadi tidak kuat melihat keimutan makhluk itu.

Bunda Kim hanya terkekeh melihat Taehyung merajuk begitu.

"Silakan duduk Nak. Maaf rumahnya berantakan seperti ini. Taehyung, temani Nak Jungkook dulu. Bunda akan ambilkan minum dan cemilan dulu"

"Iya Bun" Taehyung mengarahkan Jungkook untuk duduk di ruang tamunya.

Tak ada yang bersuara di antara mereka. Taehyung hanya diam seraya menggerak-gerakkan kakinya. Sepertinya dia masih merasa malu dengan kejadian tadi. Sedangkan Jungkook sedari tadi masih setia menatap sosok indah yang bernama Taehyung. Dalam hatinya tak henti-henti memuja namja yang ada di hadapannya ini. Entah mengapa dia tak bisa menghentikan senyumannya.

"Berhentilah menatapku seperti itu Jeon. Itu membuatku risih" Jungkook terkekeh mendengarnya.

"Aigoo... Tidak bisakah kamu bersikap manis padaku? Ayolah Tae, jangan sedingin itu padaku" Bujuk Jungkook. Taehyung hanya mendengarnya malas.

"Berhentilah merajuk seperti itu" Jungkook memasang ekspresi sedihnya.

"Ini Nak, minuman dan cemilannya. Silakan dinikmati" Ucap Bunda Kim dan kemudian duduk di sebelah Taehyung.

"Iya Tante" Jawab Jungkook sopan. Dia kemudian mengambil cemilan itu dan memakannya.

"Jungkook, apakah Taehyung menyusahkanmu?" Taehyung langsung menatap bundanya tak percaya. Sedari tadi bundanya ini seolah berpihak pada Jungkook. Apakah bunda sudah lupa kalau anaknya di sini adalah Taehyung?

"Tidak kok Tante. Taehyung sangat manis dan menggemaskan" Jawab Jungkook dan kemudian mendapat tatapan mematikan dari Taehyung.

"Oh, syukurlah kalau gitu. Kamu yang sabar ya menghadapi Taehyung. Dia anak yang baik kok" Taehyung kembali memasang ekspresi sedihnya. Oh kapan bundanya ini berhenti berbicara seperti itu? Bagaimana Taehyung harus bersikap setelah ini?

"Bunda... Hentikan..." Ucap Taehyung manja. Bunda dan Jungkook hanya tertawa mendengarnya.

"Baiklah. Bunda tidak mau mengganggu. Bunda ke belakang dulu. Nak Jungkook, anggap ini rumah sendiri ya? Kalau mau istirahat, langsung aja ke kamar Taehyung yang ada di sana. Nanti antar ya Tae" Taehyung mendengus dan kemudian mengangguk. Bunda Kim langsung berjalan meninggalkan mereka.

"Ekhem..  Tae, aku sangat lelah. Bolehkah aku numpang istirahat?" Tanya Jungkook dengan berlagak kelelahan. Taehyung langsung menatapnya tajam.

"Pulang!" Taehyung memalingkan mukanya.

"Aissshh... Kau jahat sekali. Aku jadi ragu. Apakah kamu benar anaknya Bunda Kim? Kalian sangat berbeda" Taehyung semakin kesal mendengarnya.

"Hentikan Jeon" Jungkook hanya tertawa.

"Ayolah... Aku sungguh merasa lelah. Apa kamu setega itu padaku?" Jungkook kembali memelas. Taehyung sudah jengah mendengarnya.

"Hufft... Baiklah. Ayo" Taehyung langsung berjalan. Jungkook mengikutinya dengan senyum kemenangan.

Jungkook langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur Taehyung. Taehyung yang melihatnya hanya bisa mendengus kesal.

"Siapa yang menyuruhmu langsung seenaknya tidur seperti itu?" Tanya Taehyung kesal.

"Bukankah tadi bundamu bilang agar aku bersikap seolah ini rumahku sendiri?" Bantah Jungkook.

"Tarserah" Taehyung ingin beranjak, namun Jungkook segera bangkit dan menahannya.

"Apa lagi?" Tanya Taehyung jengah. Tanpa menjawab, Jungkook langsung menarik Taehyung dan memeluknya.

"Apa yang kamu lakukan Jeon?" Taehyung berusaha melepaskan pelukan itu.

"Tolong Tae, sebentar saja" Jungkook semakin mengeratkan pelukannya. Taehyung akhirnya menyerah dan memilih diam.

"Aku mungkin sangat menyebalkan dan buruk di matamu. Tapi, aku tak pernah sesungguh-sungguh ini sebelumnya. Aku suka sama kamu Tae. Sejak awal bertemu denganmu, aku sudah sangat tertarik padamu. Kamu beda Tae. Di antara sekian banyak orang yang pernah mendekatiku, hanya kamu yang mampu membuatku seperti ini. Jantungku selalu berdetak tak karuan saat di dekatmu. Kamu satu-satunya orang yang mampu mengubah hari seorang Jeon Jungkook yang suram menjadi berwarna. Kamu juga satu-satunya orang yang bisa membuatku bahagia dan tersenyum sendiri seperti orang gila. Kamu adalah euphoria bagiku Tae. Jadi, berhentilah bersikap dingin dan menjadi ramahlah kepadaku" Jungkook mencium pundak Taehyung dan kemudian mengeratkan pelukannya. Taehyung hanya diam. Entahlah dia seolah bergelut dengan hati dan pikirannya saat ini.

"Kenapa tiba-tiba jantungku berdetak tak karuan begini?" Tanya Taehyung dalam hati.

"Sangat nyaman seperti ini. Aku enggan melepasnya" Pikir Jungkook.

Bersambung...

EUPHORIA [KV]Where stories live. Discover now