12. Kesepakatan

63 3 0
                                    

"Apa kau mampu merayuku?"

"HAH?", sekali lagi keterkejutan Effond dan Lilian bersamaan mengudara.

Perempuan itu menyuruh Effond untuk merayunya. Hal itu membuat Lilian dan Effond semakin bertanya-tanya.

"Merayumu, maksudnya?", tanya Effond.

"Ya, jika kau mau melewati hutan ini dan kuberi tahu jalan pulang, kau harus memenuhi syarat dariku, pemuda." tangan perempuan itu mengangkat dagu Effond. Hal itu membuat Lilian merasa geram.

"Dan jika aku tak mau?" Effond mulai ancang-ancang menggenggam ujung pedangnya.

"Maka kau akan melawan mereka. Keluarlah my love!"

Seketika dari balik pohon-pohon keluarlah para pemuda-pemuda yang wajahnya kosong, mengikuti perintah perempuan itu. Mereka berasal dari berbagai usia, dari pemuda hingga tua. Pakaian mereka pun berbeda-beda, seperti pakaian pencari kayu bakar, pemburu dengan panahnya, hingga pejabat istana dengan mantel yang masih menyelimutinya. Semuanya menggeram seperti merasa terancam dengan kehadiran Effond dan Lilian.

"Kau akan melawan mereka semua, jika tak mau menuruti perkataanku. Mudah bukan?"

"Apa maumu sebenarnya!", Effond tampak geram dan mengeluarkan pedangnya, Lilian tampak bergidik ngeri melihat begitu banyak laki-laki yang harus mereka lawan.

"Kuperintahkan kalian semua, beri sedikit pelajaran untuk pemuda ini!", perintah perempuan itu.

"Tidaak!", teriak Lilian

Namun beberapa lelaki itu sudah mendekati Effond dengan kapaknya, dengan anak panah disana-sini. Effond hanya bisa menghindar dan melawan. Sampai saat ia tersudut karena banyaknya musuh yang harus dilawannya, Effond hampir terkena pedang salah satu lelaki itu.

"Tidak! Kau tidak boleh melukainya!" Lilian menepis pedang lelaki itu dengan pedangnya.

Tetapi tak lama kemudian lelaki lainnya menyerang Lilian dengan panah sehingga lengannya terluka karena terlambat menghindar.

"Bagaimana? Apakah kalian kerepotan melawan mereka? Hahaha" tanya perempuan itu sambil tertawa puas.

Effond yang melihat Lilian terluka dan melihat keadaan ini merasa tak punya pilihan lain.

"Baiklah. Aku akan menuruti maumu. Namun, bebaskan kami dan penuhi janjimu saat aku menang nanti!" seru Effond.

"Bagus! Aku suka pemuda penurut." perempuan itu tersenyum penuh kemenangan.

"Baiklah. Peraturannya sederhana. Rayulah aku seperti pujangga yang sedang jatuh cinta. Perasaanku terhubung dengan pohon ini. Bila daun-daunnya diterpa angin dan gugur, berarti rayuanmu berhasil dan perasaanku telah tersentuh. Jika daun-daunnya diam tak bergerak, berarti kau kalah, dan kau akan tinggal disini selamanya. Aku juga bisa merenggut aura perempuan itu untuk memperpanjang masa mudaku. Apakah kau sanggup?"

Effond tak menjawab. Wajahnya telah menunjukkan kesungguhannya untuk melindungi Lilian.

"Baiklah pemuda, aku akan memberimu 3 kesempatan. Aku akan menjawab segala rayuanmu. Jika kau juga terkena rayuanku, berarti kau juga kalah."

Lilian hanya bisa melihat keadaan yang terjadi dengan wajah gelisah.

***

To be continued...

Kutukan Puteri KristalHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin