3. Kegelapan di Hutan Diamond (Part 1)

358 16 0
                                    

Mereka telah memasuki hutan Diamond. Pangeran Albert memimpin perjalanan itu sedangkan Puteri Lilian mengikutinya dari belakang. Hutan tersebut dinamakan 'Diamond' karena konon terdapat intan berlian tersembunyi jauh di dalam hutan. Puteri Lilian juga mengetahui legenda itu, namun baginya tak ada yang menurutnya menarik selain berubah lebih cantik dan mendapat balasan perasaannya dari Pangeran Albert.

"Kau tahu, Kira mungkin masih ada di sekitar sini. Jadi tetaplah berhati-hati." kata Pangeran Albert menoleh saat kepada Lilian.

"Ya, seperti sepuluh tahun yang lalu."

"Aku tak habis pikir, kenapa gadis kecil sepertimu berada di hutan yang mengerikan begini."

"Haha.. Aku mempunyai tujuan tertentu, Albert. Dulu aku gila petualangan. Dan petualangan berarti berani menempuh bahaya." ucapnya sedikit berbohong.

"Aku suka gadis yang pemberani," ujar pangeran Albert. Seketika pipi Lilian merona dibuatnya.

Mereka terus berbincang sambil berkuda. Sementara langit semakin gelap. Awan-awan kelabu yang sudah terasa berat oleh air di angkasa sana menggantung di atas hutan Diamond. Hingga pembicaraan mereka terhenti pada saat di depan mereka terbentang Green Lake. Puteri Lilian seperti bernostalgia apa yang dilakukannya tempo hari.

"Danau yang tenang. Kita tak tahu ada apa di dalamnya." kata Pangeran Albert memecah hening.

"Tak seberapa bahaya. Hanya ada sedikit keajaiban di dalamnya." ucap Lilian refleks dan menatap danau itu dengan tatapan kosong. Ia sedang memikirkan resiko saat mawar putihnya layu.

Mengingat bahwa tak boleh ada waktu yang terbuang sia-sia untuk mendapatkan cinta dari Pangeran Albert, Lilian pun segera bertindak. Ia turun dari kudanya.

"Mengapa kau turun dari kudamu, Lilian? Itu akan membuatmu semakin dalam bahaya."

"Aku hanya ingin berjalan-jalan dulu, Albert. Suasana di sini amatlah tenang." sambil digiringnya tali pengikat kuda, Lilian mulai berjalan-jalan.

Pangeran Albert yang tak tega dengan Lilian akhirnya turun dari kudanya dan berjalan mengiringi langkah Lilian. Dilihatnya cuaca yang semakin lama semakin gelap.

"Apa kita tak sebaiknya kembali, Lilian?"

"Oh ayolah, kita baru saja mulai.."

Mereka terdiam. Dan Lilian semakin menunduk.

"Kau tahu, Albert.. Dulu kau adalah bocah pemberani yang pernah kulihat." Lilian memberhentikan langkahnya dan menatap pangeran Albert.

Pangeran Albert yang semula melihat-lihat suasana jadi terdiam untuk beberapa detik. Matanya yang cokelat jernih menatap wajah polos Lilian penuh tanya. Kemudian Albert sedikit menggaruk rambutnya yang ikal sambil tertawa.

" Kau salah. Dulu aku anak bandel yang berburu sebelum aku diizinkan berburu pada umur yang tepat. Hahahaha."

Lilian sedikit tersenyum. Lalu wajahnya kembali serius.

"Albert, aku serius. Dan sejak itu aku..." Lilian hendak melanjutkan ucapannya. Dipandangnya Albert lekat-lekat dengan matanya yang sewarna dengan mata Albert.

Pangeran Albert memandang Lilian dengan penuh tanya, penuh rasa penasaran. Ia menunggu Lilian merampungkan ucapannya.

Seketika kemudian terdengar bunyi gemuruh. Mereka kaget. Kemudian ditambah lagi mereka mendengar sebuah desisan yang mendekat. Perlahan namun semakin terdengar jelas. Pangeran Albert segera berbalik dan mengeluarkan pedangnya. Dan dari balik semak-semak di seberang danau, mereka melihat sosok familiar yang berbahaya: Kira.

***

To be continued...

#Jangan lupa kasih respon yaa dari cerita ini. Vote dan comment jika kamu enjoy dengan ceritanya. Terima kasih :)
Sampai ketemu lagi di cerita selanjutnya :3

Kutukan Puteri KristalTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon