03• TBD

8.5K 569 22
                                    

Dengan langkah pelan, dan tatapan kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan langkah pelan, dan tatapan kosong. Eunbi terus melangkahkan kakinya, pikirannya terus berputar pada keadaan ibunya di rumah sakit. Sangat kacau, pikirannya kini benar-benar kacau. Penghasilannya bahkan selama ini tidak cukup untuk pengobatan ibunya, yang kini tengah terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Ia hanya seorang pelayan cafe biasa, tidak akan bisa mendapatkan penghasilan sebanyak itu. Apakah ia harus mencari pekerjaan lain? Atau menambah pekerjaan lain?

"Aku harus bagaimana.." lirih Eunbi, dengan tatapan sayunya yang terus menatap kosong tanah yang sedang ia pijaki.

Eunbi menghela napas, membuyarkan lamunannya yang tidak berbuah hasil apapun. Eunbi mendongak, dan masuk ke kelasnya. Sekarang tidak ada waktunya untuk melamun, tanpa berusaha solusi tidak akan keluar.

"Ya, aku tidak boleh bersedih. Pasti ada pekerjaan lain!" gumamnya berusaha untuk semangat walaupun sebenarnya ia benar-benar tidak semangat. Apalagi semalam ia kurang tidur karena kebanyakan menangis dan menunggu ibunya di rumah sakit yang masih koma.

Eunbi meletakkan tasnya, dan mendudukan dirinya di bangku.

"Hai! Eunbi!"

Eunbi menoleh mendapati teman sekelasnya, Park Nehwa. Eunbi tersenyum lembut membalas senyuman ceria Nehwa.

"Kau kemana saja dua hari lalu, tidak kelihatan?" tanya Eunbi berusaha menyembunyikan kesedihannya dan berusaha membuat suaranya seperti biasa.

Nehwa menaikkan sebelah alisnya, "Kau kenapa? Suaramu sedikit eum... Serak?" bukannya menjawab, Nehwa malah bertanya soal keanehan yang tidak biasa ia dapati dari Eunbi.

Eunbi menghela napas, ia memang tidak pintar berbohong apalagi menyembunyikan sesuatu. Eunbi menggeleng pelan. Alih-alih menjawab, "Aku bertanya padamu, Nehwa. Dua hari lalu? Kau sakit?"

Nehwa menyengir tak berdosa, "Tidak. Aku hanya eum.. Kelelahan." Nehwa melengkungkam punggungnya dengan kedua tangan bertengger di pinggang. "Waktu itu ada pelanggan yang benar-benar menguras tenagaku. Jadinya, aku kelelahan. Dan aku memutuskan untuk libur, hehehe."

Eunbi mengangguk pelan. Ia sudah tahu apa pekerjaan Nehwa. Walaupun begitu, Eunbi tidak pernah menjauhi Nehwa seperti teman-teman sekelas lainnya yang memang tidak ada yang mau berteman dengan Nehwa karena mengetahui pekerjaan kotor Nehwa. Eunbi tahu, pekerjaan Nehwa memang kotor tapi ada alasan dibaliknya kenapa dia bisa melakukan hal itu.

"Ooh, baiklah. Ini, jika ingin menyalin catatanku." ujar Eunbi sambil menyodorkan bukunya.

Mata Nehwa berbinar-binar dan mengambil buku catatan milik Eunbi. "Terima kasih! Kau memang teman terbaik!"

The Bastard Devil || BTS JUNGKOOK •√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang