LLB; Kebohongan Dan Penawaran [4]

8.7K 764 6
                                    

Rehan keluar dari ruangannya sendirian. Gunawan yang punya client didalam dan Rehan sendiri hanya bertugas sebagai asisten Gunawan dalam presentasi ini.

Rehan sedari tadi berkali-kali menyentuh kantungnya. Mulai kantung celananya sampai kantung kemejanya bahkan sampai kantung jas nya. Nggak biasanya Rehan kehilangan satu barang itu.

Tadi pagi memang Rehan mengeluarkan KTP-nya untuk meng aktivasi kartu baru di ponselnya. Tapi Rehan yakin dia nggak ninggalin KTP-nya dirumah. Apalagi KTP itu hal penting yang nggak boleh ketinggalan sama sekali.

"Gue taruh dimana tadi ya."

Sambil mencari KTPnya yang mungkin saja terselip, Rehan melanjutkan jalannya menuju parkiran. Mungkin aja jatuh.

Rehan tiba diparkiran dan masih belum bergerak darisana.

Dia memutari sekeliling jalanan parkiran yang ia lewati.

Karena perusahaan Gunawan masih belum terlalu besar dan kantornya juga masih dalam bentuk ruko, maka parkirannya juga bercampur dengan parkiran ruko lain.

Rehan masih terus mencari KTP-nya, ketika tiba-tiba seseorang berdiri didepannya.

"Mas cari ini, kan?"

Rehan mengangkat kepalanya ketika tubuh seorang perempuan ada didepan dirinya, "Loh kok ada  sama Mbak Kanaya?"

Itu Kanaya.

"Mas yang katanya namanya Gunawan, pasti nyari ini kan? Ini punya siapa yah? Punya Gunawan atau Rehan?"

Rehan meneguk salivanya ketika Kanaya menyebut dua nama, "I-itu-"
"Mas jangan coba-coba membohongi saya ya, walaupun saya bukan orang kaya, saya juga punya harga diri. Seenaknya aja Mas bisa menipu saya dengan mengaku sebagai Satria. Mas ini sindikat penculikkan yang lagi beraksi cari mangsa ya? Saya nggak bisa tertipu sama Mas Satria, Gunawan atau siapalah kamu ini."

Rehan menggeleng, "Nggak, nggak, saya bukan penculik atau bahkan sindikat penculikan. Sepertinya ada salahpaham. Beri saya waktu dan saya akan kembali lagi menemui Mbak. Tapi saya minta KTP saya."

Kanaya menggeleng, "Saya nggak akan memberikan KTP ini sebelum Mas Gunawan atau siapalah Mas ini, mengatakan yang sebenarnya."

Rehan mengangguk, "Oke, saya akan mengatakan yang sejujurnya. Tapi saya harus kembali kerumah sekarang. Saya akan menemui Mbak di tempat lain. Bagaimana?"

Kanaya tampak berpikir, "Yasudah, Mas temui saya besok di cafe xxx yang nggak jauh dari ruko ini. Saya tunggu jam sepuluh."

Lalu Kanaya pergi dari sana meninggalkan Rehan yang memilih mengalah dengan perempuan itu.

Biarlah Kanaya pergi sekarang. Rehan yakin perempuan itu akan menyimpan KTPnya dengan aman.

-

"Jadi emang salah, Wan? Kok lo nggak ngomong sama gue?"

Rehan pagi ini datang kerumah Gunawan tanpa ibu tahu karena dirinya beralasan akan joging.

Tapi sebenarnya Rehan mau minta penjelasana kebenaran akan gadis yang dia temui.

"Y-ya, mau gimana Han. Aku juga baru tahu semalam. Lagipula ibuku pun sudah membatalkannya. Dia janda yang sudah punya satu anak, Han. Ibuku sudah ditipu olehnya,  Jadinya aku tenang-tenang saja dengan siapa yang kamu temui itu. Mungkin saja bisa jadi jodohmu, kan?" Ujar Gunawan dengan enteng.

Rehan menjambak rambutnya frustasi, "Tapi lo tahu nggak sih, Wan. Ini semua nggak bener. Perempuan itu merasa tertipu. Karena niat awal kita nggak bener, semuanya juga ikutan nggak bener. Bahkan dia sekarang nahan KTP gue."

Laki-Laki Biasa [Completed] (Sedang Revisi)Where stories live. Discover now