4-2

4.7K 338 35
                                    

Anak lelaki yang terlihat murung itu menapakkan kakinya keluar dari daerah sekolah. Seorang anak lelaki lain yang usianya empat tahun lebih tua menghampiri yang murung. Yang lebih tua menepuk pelan pipi anak manis yang murung itu.

"Siang Kai!" Celetuk anak berusia sepuluh tahun itu, Oh Sehun.

"Hyung baru datang lagi," lirih bocah yang dipanggil Kai.

"Kai kenapa? Kenapa kelihatannya murung sekali?" Sehun menggenggam jemari Kai yang begitu mungil dibandingkan dengan tangannya.

"Mama bilang, penyakit Kai semakin parah. Kai bahkan lupa kapan terakhir kali dia muncul," ujar Kai.

Sehun terdiam sejenak. Dia tahu tentang penyakit adik semata wayangnya ini. Sebenarnya, penyakit itu disebabkan oleh rasa stress Kai. Kai stress dengan semua yang terjadi padanya di usianya yang masih sangat muda. Dia stress karena sang ayah yang tidak pernah mau mengakuinya dan pembullyan yang terjadi padanya di sekolah. Karena rasa stress itulah, akhirnya Sehun boleh menemani adiknya.

"Kai anak yang kuat! Ayo lawan dia! Kai pasti bisa kembali seperti dulu ok?!" Celetuk Sehun dengan cengirannya menampilkan giginya yang ompong.

"Bagaimana jika nanti akhirnya Kai yang meninggal? Bagaimana jika nanti akhirnya anak itu menggantikan Kai di hati mama dan hyung? Kai takut harus melawan sahabat Kai sendiri..." Tanya Kai dengan mata memerah akan menangis.

"Tidak akan! Kai akan tetap bersama hyung, Kai anak pintar, baik, polos, dan kuat! Kai pasti bisa melawannya. Dan dia bukan sahabat Kai! Dia musuh Kai!" ujar Sehun sambil menggenggam erat jemari mungil Kai.

"Kai takut," gumam Kai.

Ia berhenti melangkahkan kakinya membuat Sehun ikut berhenti. Sehun berbalik memandang Kai tidak mengerti. Mata Kai sudah berlinang air mata, namun Kai tetap tersenyum seolah tidak terjadi apapun padanya.

Slave, Maid, or Love?//HunKai {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang