3-1

5.5K 450 71
                                    

Jongin masih terjaga hingga malam yang mengerikan ini. Petir menyambar dengan suara kerasnya. Kilat menjadi hiasan langit yang gelap. Kamar berpencahayaan remang dan Jongin yang tidur telentang dengan tangan Sehun bertengger manis di atas perut ratanya. Jongin tidak bisa tidak resah. Jongin perlahan memindahkan tangan Sehun.

Pemuda manis itu segera berdiri. Pelan-pelan dan diam-diam melangkah ke kamar mandi. Jongin menyalakan keran air. Menyesuaikan suhu dan mempersiapkan dirinya untuk berendam. Berendam di tengah malam? Ah, itu kebiasaan Jongin sejak kecil ketika dia gelisah.

Jobgin melepaskan bajunya. Pemuda manis itu menatap pantulan dirinya di cermin. Tubuhnya seksi. Berkulit tan. Dadanya montok dengan putingnya yang terlihat menggemaskan. Jongin menggembungkan pipinya. Dia mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya dan menghentakkan kakinya.

"Kenapa semua orang bilang aku ini imut?! Aku tampan!" Celetuknya sambil menunjuk cermin yang memantulkan dirinya sendiri.

Jongin mencebik imut.

"Mungkin... sedikit manis..." gumamnya.

Jongin menggeleng. Ia mengusap perutnya. Memajukan bibirnya kesal.

"Kenapa sih perutku tidak mau terbentuk? Dadaku juga! Aaakkkhh! Seandainya aku punya tubuh seperti Sehun atau Chanyeol Hyung!!" Serunya frustasi.

Jongin mengacak-acak rambutnya sendiri. Menunjuk cermin dengan wajah angkuhnya.

"Ya! Kim Jongin memang tampan!" Celetuknya kemudian melepas seluruh kain di tubuhnya dan berendam di bath up.

Jongin menenggelamkan tubuhnya di dalam air. Matanya memicing menatap dinding marmer di hadapannya. Jongin menenggelamkan wajahnya juga hingga sebatas bawah hidung. Seandainya bisa, Jongin ingin sekali keluar dari sangkar emas ini.

Tapi Sehun itu...

"Kenapa memangnya? Dia tidak akan menyakiti Aciel dan Eden kan kalau ada Chanyeol?" Gumam Jongin setelah menegakkan tubuhnya.

Jongin duduk bersandar pada belakang bath up. Memandang pantulan wajahnya di air dan menghela nafasnya lelah.

"Jika aku tampan, kenapa Sehun Hyung yang menyetubuhiku?" Gumam Jongin kesal.

Jongin mengambil busa yang tercipta dari sabun dan air di bath upnya. Meniupnya kemudian memainkan airnya seperti anak kecil. Wajahnya terlihat manis dengan busa yang menghiasi.

"Mama bilang Jongin tampan! Kenapa Jongin yang diperkosa!" Omelnya.

Jongin itu hanya anak kecil. Terlalu polos untuk menyadari seberapa jahatnya dunia ini. Dan entah sejak kapan, air mata telah menggenang di pelupuk mata Jongin. Berlomba-lomba untuk turun membasahi pipi Jongin. Jongin menunduk. Bahu sempitnya bergetar dan isa terisak.

"Hiks... ke-kenapa...? Hiks... Jo-Jongin... hiks mama... Jo-Jongin... hiks... su-sudah mulai... hiks... mencintai Jennie... hiks... ke-kenapa ini terjadi...?" Ujar Jongin sesenggukan.

Jongin meremas pahanya yang berada di dalam air. Air mata Jongin jatuh membuat air bath up bergetar. Matanya memerah. Hidungnya juga. Jongin mengusap kasar air matanya.

"Bahkan sampai sekarang... hiks... Jongin... hiks... ma-masih memegang janji mama... hiks... mama bilang... hiks... akan menitipkan Jongin pada... hiks... papa... hiks... ketika mama pergi... hiks... nanti..." monolog Jongin.

Jongin menekuk lututnya. Menangis sesenggukan. Ia menenggelamkan wajahnya dengan cepat ke bath up untuk membasuh wajahnya. Pipinya memerah karena terlalu banyak menangis.

"Hiks... hiks... papa... kenapa... hiks... tidak mencari Jongin..." lirihnya.

Anak manis itu perlahan memejamkan matanya. Terlalu lelah menangis membuatnya mengantuk dengn cepat. Tidak ada niat untuknya tertidur di bath up. Si manis bermarga Kim itu masih sesenggukan. Dan entah sejak kapan, ia telah tertidur pulas di dalam bath up.

Slave, Maid, or Love?//HunKai {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang