1-2

11.5K 693 64
                                    

Kim Jongin adalah putra tunggal dari Kim Yuri. Sejak kecil, Yuri membesarkan Jongin seorang diri. Entah siapa ayahnya. Jongin itu manis. Dia lelaki, tapi malah lebih cantik daripada wanita. Umurnya baru menginjak enam belas tahun hari ini. Tepat saat pemakaman ibunya. Jongin adalah anak yang sangat baik dan penurut. Dia mengerti ibunya. Dia belajar dengan rajin. Biaya sekolah itu tidak murah kalian tahu?

"Mama..." cicit Jongin.

Jongin mengecup fotonya bersama Yuri. Kenangan terakhirnya. Beberapa jam yang lalu adalah pemakaman Yuri dan saat ini, anak manis itu sedang duduk diam di kebun rumahnya yang tidak luas dan tidak sempit.

"Jongin kangen..." gumam Jongin.

Si manis itu tersenyum pilu. Dia ingat tawaran dari kedua pria yang datang ke rumahnya kala itu.

"Baiklah, Kim Jongin. Selamat datang di duniamu yang baru. Welcome to the real... world..."

"A-apa maksud anda tuan?"

"Kau akan menjadi pelayan kami,"

Dan dengan keberanian seadanya, Jongin mengusir kedua pria itu. Jongin tidak mengerti. Dia bisa mendengar dengan jelas ketika kedua pria itu berkata mereka telah menganggap Yuri seperti ibu mereka sendiri. Lalu... kenapa Jongin...?

"Ma, pria aneh itu siapa ya? Apa mama kenal?" Gumam Jongin.

Jongin memeluk erat foto itu. Ia beranjak memasuki rumahnya tanpa peduli jika dari kejauhan, seorang pria tengah memperhatikannya. Memberikan informasi pada atasannya tentang Jongin.

*B*

Jongin melambai kecil pada temannya di sekolah yang menyapanya. Jongin memang terkenal pendiam dan pemalu, tapi Jongin tetap memiliki banyak teman. Wajah manisnya didukung dengan kacamata bulat kesayangannya membuat semua orang gemas padanya.

"Hei Jongin!" Seseorang menyapa Jongin.

Merangkulkan tangannya pada bahu sempit Jongin. Byun Baekhyun.

"Kenapa Baek?" Tanya Jongin dengan senyuman manisnya.

"Kau tahu, aku turut berduka atas kematian ibumu," bisik Baekhyun sedikit ragu, "maaf aku tidak bisa datang kemarin."

Jongin tertawa kecil.

"Terimakasih dan tak apa. Aku tahu kau sibuk," ujar Jongin.

Baekhyun tersenyum pilu. Anak ini. Meskipun sudah dihadapkan banyak masalah, tetap saja bisa tersenyum. Bahkan lebih manis dari gula.

"Sekarang ikut aku!" Baekhyun menarik tangan Jongin membuat Jongin memekik tertahan.

Jongin mengikuti langkah Baekhyun. Matanya mengerjap.

"Baek, kenapa kau membawaku kemari?" Jongin ingin sekali berhenti.

Baekhyun membawanya ke salah satu ruang kelas yang sudah gelap gulita. Di sudut koridor yang gelap, di sana ada ruang kelas yang gelap. Itulah tujuan Baekhyun.

"Sstt, diam saja. Aku ada kejutan untukmu," ucap Baekhyun dengan cengirannya.

Jongin menghela nafasnya. Jika sudah begini, dia bisa apa? Jongin sempat menahan nafasnya ketika Baekhyun membuka pintu kelas itu dengan kasar. Baekhyun orangnya bar-bar. Jongin hanya bisa terkejut.

Slave, Maid, or Love?//HunKai {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang