Bagian 2

816 206 33
                                    

Taehyung baru saja selesai berlatih basket untuk pertandingan antar sekolah minggu depan. Ia berjalan menuju tasnya dan mengambil handuk dari dalam tasnya.

"Kak Taehyung."

Taehyung tak menggubris. Ia sudah terbiasa sekarang. Gadis itu tidak akan selesei mengganggu hidupnya. Mana pake senyum-senyum nggak jelas lagi.

"Kayaknya kakak lagi cape ya? Tadi Sooyoung liat kakak nggak seaktif biasanya buat bawa bola."

Taehyung memasukkan handuknya kedalam tas dan meminum air mineral yang dibawanya sebelum pergi dari lapangan basket.

"Tae, gue duluan." Taehyung melambaikan tangannya kepada teman-temannya yang terlebih dahulu meninggalkan lapangan.

"Soo, duluan."

Sooyoung ikut melambaikan tangan kepada beberapa orang yang dikenalnya. "Hati-hati Yuta, Ten."

"Eh, eh kok ditinggal." Sooyoung segera berlari menyusul Taehyung.

"Kak besok libur loh. Kakak nggak mau keluar rumah gitu?"

Taehyung tetap diam.

"Kak. Kata Jennie ada film baru yang bagus di bioskop. Kak Taehyung mau nonton nggak?"

Taehyung berhenti membuat Sooyoung tersenyum senang. "Kak Taehyung mau?"

"Mau sebagus apapun itu film, gue juga nggak bakal nonton bareng lo, ngerti?"

Sooyoung memperlihatkan muka sedihnya. "Yah. Padahal Sooyoung mau banget nonton bareng Kak Taehyung."

Taehyung menghela nafas dan menatap Sooyoung lagi. "Harus berapa kali lagi gue ngomong sih? Tolong. Jangan. Ganggu. Gue. Paham?"

  Sooyoung tersenyum. "Sooyoung nggak bermaksud ganggu kok. Sooyoung Cuma-"

"Cuma apa?"

"Cuma mau nunjukin cintanya Sooyoung aja buat kak Taehyung." Seru Sooyoung sedikit malu-malu.

Taehyung menatap gadis di depannya tidak percaya. "Tapi guenya nggak suka sama lo."

"Bukan nggak suka kak... Tapi belum."

"Terserah lo aja deh. Tapi tolong jangan deket-deket gue lagi."

Taehyung kembali berjalan menuju motor sportnya yang terparkir di tempat biasa.

"Sooyoung nggak akan nyerah, kak! Hati-hati." Sooyoung tersenyum dan melambai-lambaikan tangannya ketika Taehyung sudah mengendarai motornya dan pergi dari hadapan Sooyoung.

"Huft. Kapan gue diajakin naik motor bareng."

Sooyoung mengeratkan ransel di punggungnya dan segera berjalan keluar sekolah untuk duduk di halte seperti biasa.

Drrttt... Drrttt...

Sooyoung mengambil ponsel dari saku sweaternya dan mendial panggilan yang tertera di layar ponselnya.

"Hallo."

"Hallo, Non."

"Udah sampai mana, Pak?"

"Maaf, Non. Saya sedang berada di bengkel sekarang. Ban belakang mobilnya bocor. Jadi bakal lama, Non."

"Oh gitu. Ya udah. Sooyoung naik taksi aja."

"Nggak papa, Non?"

"Iya nggak papa, Pak. Sooyoung tutup ya."

Sooyoung mematikan ponselnya dan menghela nafasnya.

JONATHA STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang