PROLOG: First Love

Magsimula sa umpisa
                                        

Aku mengerutkan kening saat dia mengatakan kalimat terakhir. Apa maksudnya dengan 'tidak sebaik itu'? Mungkinkah dia jatuh cinta pada orang yang salah?

"Aku harap ini akan menjadi pertemuan terakhir kita," kata Nasha final. Meski berat, aku tetap mengangguk. "Kita sama-sama tidak sadar tadi malam, jadi itu bukan salah siapa-siapa. Kamu tidak memiliki tanggung jawab apapun padaku. Oke?"

Sekali lagi, aku menghela napas dan mengangguk seperti orang bodoh. Diam-diam aku menatap wajah cantik Nasha dan merekamnya dalam ingatan. Aku akan percaya jika orang berkata bahwa cinta itu membuat otakmu teracuni. Karena aku merasa sedang sakau.

Ini pertama kalinya aku terpesona pada wanita. Sayangnya, aku langsung patah hati. Nasha ternyata memiliki seseorang yang sangat spesial dalam hidupnya. Aku tidak berhak memaksakan kehendak.

"Apapun itu, kamu bisa selalu mengandalkan saya," ucapku setenang mungkin. Lalu, aku mengulurkan kartu nama pada Nasha. Dia terlihat ragu untuk menerima, tetapi kemudian memutuskan menyimpan benda itu di tasnya.

"Thank's. Goodbye!"

Mataku masih terus memandangi punggung Nasha yang menjauh. Rasanya akan sulit melupakan sosok itu dalam waktu dekat. Bolehkah aku sedikit egois kali ini?

Rasa penasaran tiba-tiba menggelitikku. Aku ingin tahu siapa Nasha Farikha. Benarkah semua hal yang dikatakannya itu? Bolehkah aku berharap jika dia sedang berbohong? Dia sebenarnya tidak memiliki pria mana pun yang dicintai. Dia hanya ingin melepasku karena takut.

Aku berharap dia sama terkejutnya denganku saat terbangun dan menyadari kesalahan kami semalam. Aku tidak berharap dia hamil, jika itu terlalu berat untuknya. Saat ini, aku hanya ingin mengenalnya.

Alangkah baiknya jika aku bertemu dengan Nasha sebelum tadi malam. Tentunya pada momen yang lebih berkelas. Mungkin dia bisa menjadi salah satu rekan kerja atau klienku. Atau orang yang tidak sengaja bertemu denganku di salah satu pusat perbelanjaan. Saling mengenal dan menjadi teman. Lalu, berlanjut pada hubungan yang lebih serius.

Well. Hidup terkadang tidak selalu sama dengan harapan kita. Aku bahkan sudah menyusun kehidupanku sejak bertahun-tahun lalu. Merencanakan segala hal dengan baik dan teliti. Tidak membiarkan setitik celah pun untuk orang lain yang tidak penting.

Wanita jelas bukan prioritasku sekarang. Aku hanya akan menikah setelah semua adikku menemukan pasangan mereka. Tidak peduli sudah berumur berapa aku saat itu. Aku tidak bisa meninggalkan adik-adikku sebelum mereka mapan.

Jika saat itu akhirnya datang dan tidak ada seorang wanita pun yang menginginkanku, aku tidak keberatan untuk hidup sendiri. Menjaga Mama seumur hidup akan menjadi hal yang sangat membahagiakan. Aku tidak memedulikan tentang pasangan hidup.

Itulah pemikiranku dulu.

Namun, pertemuan dengan Nasha membuatku berharap. Aku menginginkannya untuk diriku. Ini mungkin terdengar aneh dan egois. Seorang Axel jatuh cinta? Itu mustahil. Aku sudah menolak berbagai jenis wanita. Mengapa sekarang aku malah menginginkan seorang Nasha?

Aku sadar betul jika Nasha hanya wanita asing yang kebetulan singgah dalam perjalanan kehidupanku. Tapi, aku bukan orang yang percaya dengan 'kebetulan'. Bagiku, setiap kejadian pasti ada sebab akibatnya. Tidak ada sesuatu yang tiba-tiba terjadi tanpa alasan.

Berbekal dengan rasa penasaran dengan sosok Nasha, aku mulai menyelidiki mengenai wanita itu. Siapa yang tahu akhirnya aku memiliki kesempatan untuk muncul di hadapannya sebagai Sang Penolong? Rasanya bagai mimpi saat kemudian aku melihatnya lagi.

Jika itu memang mimpi, aku tidak keberatan untuk tertidur panjang. Aku senang jika Nasha merasa membutuhkanku. Setidaknya, aku memiliki alasan untuk berada di dekatnya. Meski aku harus terluka karena melihat cintanya yang tertuju untuk pria lain. Pria yang hanya menganggapnya sebagai sahabat. Selamanya.

Begitulah. Awal kisahku dan Nasha berlangsung di sebuah rumah sakit. Ketika Nasha yang ternyata sudah melahirkan anak kami. Ketika pria yang dicintai Nasha melepas wanita itu agar bisa bahagia dengan yang lain. Ketika Nasha tetap menolak untuk mencintaiku.

Kisah kami baru saja dimulai.

#menulisfiksi90hari
#90harifiksiseru
#90daysfiction
#Infinitylovink

🌻🌻🌻

Assalamualaikum. Sudah menunggu kisah Nasha-Axel? Ini prolognya, ya.

Jangan lupa tinggalkan jejak untuk memberi semangat pada saya.

Sebarkan link cerita saya dan ajak teman-teman kalian membaca kisah baruku ini 😉😉

Love you

Lina Rahayu

HUBBIY (Kala Rasa Tiba) ^^==^^ (SELESAI)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon