Jangan salah paham lagi! Aku pria normal. Hanya saja, aku harus menjaga ibu dan ketiga adikku. Jika aku menikah, perhatianku akan terbagi. Aku takut tidak bisa merawat keluarga dengan baik. Sejak kepergian Papa, mereka adalah tanggung jawabku.
Kembali lagi pada wanita yang aku tinggalkan di hotel pagi ini karena telepon iseng dari adikku. Aku hanya tahu namanya Nasha Farikha. Semalam kami bertemu secara tidak sengaja di luar bar sebuah hotel.
Nilaiku bertambah buruk saja. Sebenarnya aku pergi untuk menemui temanku yang merupakan pemilik bar. Ada sedikit hal yang harus kami bicarakan. Saat akan memasuki bar, aku melihat Nasha yang terkulai di kursi. Ada seorang pria yang berusaha berbuat buruk padanya. Salahku adalah terlalu peduli pada sekeliling.
Aku tidak mungkin diam saat melihat wanita teraniaya, jadi aku putuskan untuk membantu. Pria yang bermaksud buruk pada Nasha pergi begitu saja ketika melihatku. Dia melemparkan sebotol air mineral dan tersenyum lebar.
Terus terang saja, aku tidak mengerti arti senyumannya. Tapi, kemudian aku tahu jika air itu sudah dicampur oleh sesuatu yang membuatku terasa terbakar. Aku kehilangan kendali dan malah berbuat buruk pada Nasha.
Kesalahan keduaku adalah meminum air dari orang asing. Sebenarnya, aku tidak bermaksud minum, tapi mata hitam Nasha begitu menggoda. Apalagi ketika dia berbisik pelan, "Mata cokelatmu sangat memesona, aku suka." Jadilah aku panas dan tanpa sadar menegak habis isi botol keramat itu untuk menenangkan diri.
Baiklah! Sebaiknya aku kembali ke hotel itu secepatnya dan menemukan wanita bernama Nasha Farikha.
🌻🌻🌻
"Nasha Farikha!"
Setidaknya aku masih sempat membaca identitas wanita itu tadi pagi. Jadi, aku tahu siapa namanya.
Nasha menoleh. Dia mematung saat aku berjalan mendekatinya. Kurasa dia tahu siapa aku. Mata bulatnya bertambah lebar ketika terkejut. Bibir mungilnya sedikit terbuka. Dia berdeham, lalu mulai menyisir rambut dengan jemari lentiknya.
"Kita perlu bicara," ucapku tegas.
"Jika itu tentang kejadian semalam, sebaiknya kita tidak usah bicara." Aku terkejut dengan kalimatnya.
Aku mendekat dan memandangi wajahnya yang menantang. Dia pasti tipe wanita keras kepala yang merasa paling kuat. Aku menghela napas berat.
"Bisakah kita duduk dan bicara?" tanyaku penuh harap.
Wanita berambut lurus itu tampak berpikir sebentar sebelum memilih duduk di kursi terdekat. Aku mengekor.
"Tentang semalam ...."
"Itu hanya sebuah kesalahan. Aku harap kamu tidak memperpanjang masalah ini."
"Tapi, bagaimana kalau kamu ...."
"Tenang saja! Aku tidak sedang dalam masa subur," sahut Nasha cepat.
"Kamu ...."
"Aku punya pria yang sangat aku cintai, jadi kumohon jangan mendebatku lagi." Nasha menunjukkan beberapa fotonya dengan pria tampan. Mereka memang terlihat sangat dekat. Keduanya bahkan selalu mengumbar senyum saat berfoto.
"Tetap saja. Bagaimana bisa saya melupakan kalau semalam kita ...."
"Cukup! Jangan mengatakan apapun lagi. Jangan pernah mencariku. Aku akan sangat membencimu jika itu terjadi."
"Bagaimana dengan pria yang kamu cintai itu? Bisakah dia menerimamu setelah hari ini?"
"Aku sudah mengenalnya dengan baik. Dia tidak akan merasa keberatan. Toh, dia tidak sebaik itu."
YOU ARE READING
HUBBIY (Kala Rasa Tiba) ^^==^^ (SELESAI)
SpiritualAxel tak pernah menyangka akan mengalami kejadian yang mampu merubah dunianya. Dia jatuh cinta pada wanita yang mencintai pria lain. Baginya, Nasha adalah cinta pandangan pertama. Sementara bagi Nasha, Axel hanya Sang Penolong. Mampukah Axel membuat...
PROLOG: First Love
Start from the beginning
