13. Get Away

5.4K 338 156
                                    

Makassar
Februari, 2019.





Rian keluar dari kamar mandi setelah mengganti celana panjangnya dengan celana santai pendek dan mendapati Fajar sedang melakukan siaran langsung di Instagram. Sudah biasa, Fajar memang begitu kalau lagi ada waktu luang. Jadi Rian hanya lewat tanpa suara dan berdiri di depan jendela lebar, menikmati senja di Makassar dari dalam kamar hotel.

Hari ini sibuk sekali. Pagi buta dia dan Fajar sudah ada di bandara untuk penerbangan ke Makassar. Fajar, yang memang penuh kejutan, mengajak liburan dan random memilih Makassar sebagai tujuan. Katanya sih refreshing sekaligus menampik kabar miring yang bilang kalau mereka renggang. Rian tentu senang. Seharian berkeliling Makassar, main ke pantai, naik wahana dan makan kuliner enak. Semuanya berkat janji Fajar untuk menyenangkannya dan tentu saja, cowoknya itu yang bayar. Rian sih senang senang saja. Maka, sore ini mereka pulang ke hotel untuk mandi dan istirahat sebelum nanti malam melanjutkan menjelajah. Meski giginya berkedut sakit, Rian tidak akan melewatkan kesempatan untuk mencoba semua makanan yang ada.

"Jom, lihat sini, Jom!" suara Fajar terdengar di belakangnya mengganggu lamunannya. Tapi Rian urung menoleh. Mengabaikan panggilan-panggilan Fajar setelahnya. Langkah Fajar terdengar menjauh. Cowok itu menuju ruang tengah dan ribut sendiri di sana.


Beberapa menit berlalu. Rian masih mendengar suara kikikan Fajar yang sedang menjawab setiap pertanyaan dengan suara heboh. Sesekali Rian menangkap Fajar menyebut-nyebut namanya juga. Dan berkali-kali juga Fajar mengatakan sesuatu yang membuat alis Rian bertaut, lagi-lagi dia membahas soal gossipnya dengan beberapa cewek yang sempat rame dibicarakan di internet. Rian makin sakit gigi.

"Jom, sini, Jom! Gue gak bisa ngomongnya!" Rian mendengus pelan ketika lagi-lagi mendengar Fajar memanggilnya. Ada suara cewek yang bergantian bicara dengan Fajar. Nyebelin. Belum puas gosipin dia, sekarang malah Fajar ngelive sama cewek lain.

"Minum dulu ah, grogi gua," Rian menoleh untuk melihat Fajar meminum air mineral dari botol. Cowok itu juga menatapnya. Senyumnya lebar dan lucu, tapi Rian balas bersungut. Dan Rian menyadari ada sedikit perubahan pada raut muka Fajar sebelum cowok itu berlalu untuk melanjutkan siarannya.

Lalu kamar hotel kembali sunyi.


"Jom," Panggil Fajar lagi dan Rian masih enggan menoleh. "Jombaaaang!" Tidak peduli dengan suara ribut Fajar yang makin nyaring, Rian tetap berdiri di tempatnya. Nggak nyahut, noleh apalagi.

"Yang," Panggilan itu membuat Rian melirik ke belakang sedikit dengan ekor matanya. Rupanya Fajar sudah mematikan siaran langsungnya, tapi Rian masih juga gak nyahut. Ngambek, kesel karena Fajar tadi bahas-bahas gossip gak penting tentang dirinya dan live sama cewek lain.

"Nyaut dong kalo dipanggil," Tiba-tiba Rian merasakan lengan Fajar melingkari perutnya. Hangat tubuh Fajar merambat ke tubuhnya yang memang sedikit kedinginan karena suhu AC yang cukup rendah.

"Apasih, sana ah!" Rian mengendikkan bahunya pelan, berusaha menyingkirkan dagu Fajar yang ada di bahunya.

"Kenapa sih?"

"Sana gossip lagi, terus aja terus bahas!"

"Yah, ngambek. Bercanda, Jom. Maaf."

"Bercanda lo gak lucu, Jar." Rian mendengus dan berhenti bergerak untuk menjauhkan Fajar. Dia biarkan tangan Fajar melingkar di perutnya. Capek berontak.

"Iya maaf iyaaaa," bisik Fajar sambil mengendus wangi di leher Rian. Menggesek-gesekan dagunya di perpotongan leher Rian.

"Sana, ah! Geli!"

Bukannya melepaskan Rian, Fajar malah makin mengeratkan pelukannya dan mengayun-ayun pelan tubuh Rian ke kanan dan ke kiri. Akhirnya Rian menyerah dan menyamankan dirinya di dada Fajar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Once Upon A Time - [Faj/Ri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang