12. Without Words

3.7K 332 170
                                    

January 25th
Somewhere in Jakarta





"Ngghh..."

Rian mengernyit tidak nyaman. Ranjang di bawahnya berderit ribut. Tapi Fajar tidak berhenti.

"S-sebentar, Jar---"

Lengan Fajar dicengkram erat.

"Uhm... Rian..."

"Ah!"

Lalu keduanya berteriak dan ambruk. Napas mereka bersahutan. Cepat. Sesak. Fajar berguling ke sebelahnya. Tangan Fajar mengelus rambut Rian yang basah. Membuatnya mengantuk.

"Nanti aku pergi sama Ben, ya?" Fajar berucap di sebelah telinganya. Rian membuka matanya lagi, memiringkan tubuhnya untuk memeluk Fajar.

"Masih mau bobo bareng."

Fajar tertawa. "Kan nanti malem," memeluk Rian balik. "Tidur dulu aja, nanti aku bangunin, kita balik ke hotel."

"Hmm."

Napas keduanya berhembus pelan. Beradu dengan detik jam di dinding. Rian benar-benar mengantuk.

"Maaf ya, Jom. Buat tadi."

Pelukan di pinggang Fajar mengerat. Wajah Rian tenggelam dalam lehernya.

"Udah ah, mau bobo."

Tawa halus Fajar di telinganya kali itu mengantarkan Rian dalam lelap.






.







Gundukan selimut itu bergerak lagi. Kepala Rian menyembul dari sana setelah tubuhnya berbalik membelakangi dinding. Ranjangnya sempit. Anthony tertidur di sebelahnya dengan handphone masih tergenggam di atas perut. Rian mengangkat kepalanya, melihat jam. Nyaris pukul dua. Lalu menengok ranjang sebelah yang kosong. Mas Danang sudah hilang, tapi Fajar belum pulang.

Pintu kamarnya diketuk. Suara Jonatan samar-samar terdengar. Rian bangkit dari ranjang, setengah mendorong Anthony yang tidak bergerak. Atasan jerseynya terjatuh lembut menutupi setengah pahanya yang terbalut celana pendek. Rian nggak tahu celana panjangnya tadi kemana. Lalu membuka pintu. Ada Jonatan yang setengah mengantuk berdiri di depannya.

"Yan, Toni disini gak?" Nada suaranya seperti anak kecil.

Rian menunjuk Anthony dengan dagunya. "Tuh, tidur."

"Ih, Toni, ditungguin juga!"

Rian menggeser tubuhnya untuk membiarkan Jonatan masuk, lalu memilih duduk di ranjang Fajar. Memerhatikan bagaimana Jonatan membangunkan Anthony dengan nada lembut setengah ngambek. Anthony merengek sebentar sebelum bangun, bergelantung sepenuhnya ke tubuh Jonatan. Matanya yang setengah terpejam menatap Rian.

"Balik kamar ya, Jom. Besok jalan. Dah..."

Dan suara debat Jonatan dengan Anthony teredam setelah mereka berdua hilang di balik pintu. Rian naik kembali ke atas ranjangnya. Menarik selimut sampai ke dada dan membuka handphone. Kamarnya sepi tanpa Fajar. Moodnya juga belum membaik. Rian nggak bisa tidur. Tahu-tahu ada update story dari Fajar yang sedang pergi bersama teman-temannya. Lalu mata Rian mengenali sesuatu dan mengetik pesan cepat.



fajaralfian95

Celana gw woiiii sueee lu

Rian tidak sadar cemberut. Pantas saja celananya menghilang. Perlu sekian detik untuk Fajar membalas.

Hahahaha ko tau

Berakkkkk lu

Hahaahaha bobo kamu
Udh malam

Once Upon A Time - [Faj/Ri]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang