18. Pengakuan

10.8K 1.9K 505
                                    

Saat kamu tersenyum dan menyimpan segala kesedihanmu tanpa mengeluh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat kamu tersenyum dan menyimpan segala kesedihanmu tanpa mengeluh. Disana aku baru sadar, kalau aku sudah jatuh cinta denganmu

...

"Ahh aku gak denger, gak fokus."

"Apa kata dia tadi? Gak denger dari awal. Wadaw itu telinga apa centelan sempak."

Minhyun memijat pelipisnya ketika mendengar ejekan teman-temannya yang tidak berhenti sedari tadi.

Baekhyun dan Ong menertawai sikap Minhyun yang jelas-jelas sangat aneh. Bagaimana bisa seorang Hwang Minhyun bertindak sebodoh itu.

"Ya gini kalau orang udah jatuh cinta tapi gengsi buat ngakuin. Jatohnya goblok kuadrat." Celetuk Ong membuat Minhyun menatapnya tajam.

"Biar aja Zana diambil orang dulu, baru deh sadar maneh teh." Baekhyun melempar air mineral yang langsung ditangkap Minhyun.

"Hyun, ada saatnya seseorang lelah untuk berjuang lagi. Lelah untuk mengejar. Bukan berarti perasaan mereka hilang, hanya saja mereka sadar diri kalau gapaiannya tidak akan tercapai." Baekhyun menghampiri Minhyun dan menepuk pundaknya.

"Membodohi diri sendiri dan mengubur perasaan tidak akan membuatnya pergi. Perasaan itu akan muncul dengan berbagai cara."

Lagi-lagi Baekhyun berbicara serius membuat Minhyun hanya bisa diam. Entah kenapa jika temannya berkata serius membuat dia merinding sendiri. Sangat mengerikan!

"Pikirin apa yang aing ucapin. Maneh bakalan nyesel kalau nyia-nyian orang sebaik Zana." Kata Baekhyun lalu berjalan meninggalkan Minhyun.

"Dicolong orang baru ngeraung tuh mulut lo. Kalau bukan punya lo, udah gue gondol si Zana." Ong ikut meninggalkan Minhyun dan berlari mengejar Baekhyun.

Sementara Minhyun semakin pusing mendengar perkataan teman-temannya. Dia menghela napas panjang saat mengingat reaksi Zana tadi.

Saat mendengar perkataan Minhyun, Zana semakin menangis dan langsung pergi. Minhyun tidak tahu harus berbuat apa. Hanya saja, saat itu perasaannya mulai ikut terluka melihat Zana seperti itu.

"Ahhhh tau ah cewek emang nyusahin, bikin pusing."

---

"Somi, Zana capek."

Somi yang sedang berjalan disebelah Zana, meliriknya sesaat.

"Ya ayo duduk atuh neng."

"Engga bukan itu." Zana menggeleng membuat Somi mengerutkan dahi.

"Terus apaan?" Tanya Somi yang hanya dijawab dengan helaan napas oleh Zana.

Somi mencoba sabar dengan Zana. Sedari tadi gadis itu hanya bisa mengucapkan kata-kata ambigu dan tidak meneruskan apa maksudnya.

[2] Perfect Husband ❌ HMHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang