Chapter 3

4.5K 243 33
                                    


*****

ara dengannya, tapi tak berhasil. Agnes kini sudah diam di tempatnya. Sesekali gadis itu melirik ke arah samping, menatap wajah tampan Iqbal yang semakin terlihat tampan jika sedang serius. Agnes melirik ponsel yang ada ditangannya, sebelum ide gila itu muncul di otak pintarnya.

"Kak, ponselnya mana?" minta Agnes membuat Iqbal menatap sinis gadis itu. "Mau apa Lo sama ponsel Gue?"

"Siniin aja ih, susah amat."

Iqbal tak merespon sama sekali sampai gadis itu melepas seatbelt nya dan mengacak jaket Iqbal membuat lelaki yang sedari tadi menahan emosinya akhirnya meledakkan tanpa ampun.

Iqbal mengerem mendadak mobil yang tengah melaju kencang itu, membuat Agnes yang tak ada keseimbangan langsung terjengkang ke depan.

"Aawww," Agnes merasakan kepalanya terbentur bagian runcing pinggiran AC mobil. "Kak Iqbal apa-apaan sih ngerem mendadak!" bentak Agnes pada Iqbal. Gadis itu masih memegangi kepalanya yang tadi terbentur.

"Lo yang apa apaan! Jadi cewek jangan gatel." balas Iqbal tak kalah sinis.

"Sakit tahu!"

"Bodo.."

Plaaakk!!

Agnes menepok jidat Iqbal cukup kuat membuat lelaki itu terkejut. Gila ni cewek.. Belum ada yang berani nepok jidat gue selama ini kecuali gadis gila ini. Mana nepoknya keras lagi.

"Apa-apaan Lo?"

"Sakit kan? Sama. Ini kepala bukan batok kelapa. Main rem mendadak aja. benjol ni...!" tunjuk Agnes pada keningnya.

"Turun Lo!" perintah Iqbal tegas.

Mendengar perintah tak terbantahkan dari mulut Iqbal, seketika membuat Agnes bergidik ngeri.

"Kakak gak becanda kan?"

"Turun!"

"Kak Iqbaaaal..."

"Turun!"

"Tapi...."

"TURUN!!" Agnes terlonjak kaget mendengar teiakan keras Iqbal.

Agnes melirik keluar jendela. Ini gelap banget gila, Agnes kudu ottokke! Agnes mencoba melirik tepat di mata Iqbal sekali lagi guna mencari pengampunan.

"Gelap kak..." ucap Agnes dengan WaTaDos.

"Gak peduli gue..turun!"

"Nanti kalau Agnes diculik gimana?"

"Bodo"

"Kak..."

"Turun...!!"

"Agnes pura-pura mati aja deh!" Agnes langsung menyandarkan dirinya di sandaran kursi dan memejamkan mata.

Iqbal menatap Agnes cengo. Apa lagi sekarang yang dilakukan ni cewek? Batin Iqbal merutuk.

"Jalan Kak Iqbal! Mumpung mode pura-pura mati Aqnes masih aktif ni. Nanti kalau udah gak aktif jangan salahin Agnes ya kalau Agnes ribut lagi." perintah gadis itu dengan mata masih terpejam.

Iqbal seketika berubah menjadi orang cengo dalam waktu beberapa detik. Jujur seumur hidupnya, hanya Agnes yang pernah membuatnya seperti ini.

Iqbal mencoba kembali melajukan mobilnya. Kalian tahu, Agnes benar-benar tersiksa saat ini. Agnes bukan tipe gadis yang bisa duduk tenang. Dia akan sangat amat kesusahan dan galau jika sudah di suruh duduk diam tanpa suara. 

******

The Somplak CoupleWhere stories live. Discover now