☆[S3] Chapter 23 : Kemunculan Sosok yang Mengejutkan☆

Start from the beginning
                                    

Rupanya apa yang dijelaskan oleh Zapar bukan omong kosong, Hill bisa melihatnya dengan sangat jelas bahwa saat ini, di dahi Yuna dan Zapar, terdapat sebuah bentuk bulan sabit yang bercahaya, sayap merah milik lelaki kasar itu pun ikut bersinar, dan secara perlahan, gadis berambut biru juga menunjukkan wujud dari kedua sayapnya yang berwarna putih terang.

Hill Yustard terkejut.

"Mu-Mustahil...," kedua mata Hill membelalak, keringatnya bercucuran, bahkan ia sampai melupakan rasa sakit pada kaki kirinya yang saat ini sedang terluka, karena sangat takjub melihat pemandangan indah dari dua makhluk yang ada di hadapannya ini. "Ak-Aku... Apa yang telah kulakukan selama ini!" Hill merasa terpukul, mengingat dia telah dengan keras kepala menganggap dua makhluk suci di depannya sebagai iblis kotor, tidak bisa dimaafkan, perbuatannya benar benar tidak bisa dimaafkan, begitulah isi pikiran yang ada di kepalanya sekarang.

"Zapar! Aku sudah tidak tahan lagi! Izinkan aku untuk menyembuhkan luka-lukanya!" Yuna menjerit dari belakang, membuat Zapar menoleh padanya, dan lelaki itu pun menjawab disertai dengan senyuman lebar,

"Tentu! Sembuhkanlah dia! Kawan!"

Menanggapi jawaban dari Zapar, Yuna tersenyum bahagia dan segera lari mendatangi Hill Yustard yang kini sedang terbaring di permukaan salju, yang juga sedang menahan rasa sakit di kaki kirinya dan hati kecilnya.

"Kenapa kau kemari..., jangan dekati aku, aku telah menyakiti kalian! Aku... Aku tidak pantas untuk menerima pertolonganmu! Kumohon! Biarkan aku mati! Zelila Yuna Birikawa!"

PLAK!

Seketika, tangan Yuna menampar pipi kanan Hill Yustard sampai kepala lelaki elf itu terhuyung ke samping, membuat mulutnya terdiam seribu kata dengan wajah frustasi.

"Bisakah kau diam sebentar! Aku tidak bisa fokus!" pekik Yuna dengan muka memerah saking kesalnya. Lalu, Yuna mengeluarkan sebuah sinar terang dari kelima jari tangan kanannya, kemudian, dengan hati-hati, dia sentuh luka sobekan yang ada di paha sampai betis kaki kiri Hill Yustard menggunakan jemari tangan kanannya yang bercahaya.

Mengusap-usapnya dengan lembut, Yuna melakukannya berulang kali. Sesekali Hill Yustard menunjukkan ekspresi perih saat Yuna menyentuh area paling sensitif di kaki kirinya, tapi dia berusaha menahan suara nyerinya yang ingin keluar agar tidak mengganggu kefokusan gadis berambut biru itu yang sedang berusaha menyembuhkan lukanya.

Menyaksikan hal itu, Zapar hanya menghembuskan napas lega, dia masih berdiri tegak di posisinya, dengan tubuh yang agak menggigil karena hawa dingin dari hutan bersalju. Saat Yuna memberitahukan padanya perihal rencananya, Zapar awalnya terkejut tak percaya, karena dia tidak pernah tahu kalau malaikat punya kekuatan yang dapat menghindari berbagai serangan dalam lima detik, sungguh, itu benar-benar keren, tapi, sebagai gantinya, energimu akan terkuras sedikit, membuat penggunanya akan merasa kelelahan setelah mengaktifkan kekuatan tersebut.

Namun, itu tidak buruk dari pada harus tewas diserang oleh lelaki bertelinga runcing itu di dunia yang bahkan tak dikenali mereka. Lagipula, tujuan Yuna dan Zapar masuk ke dalam lubang para pendosa bukan semata-mata ingin menghabiskan waktu di dunia ini, tapi adalah untuk menemukan dan menyelamatkan sahabat mereka, Kuruga Raiga Bolton, yang katanya dijatuhkan hukuman untuk menjatuhkan diri ke lubang para pendosa. Tapi, Yuna dan Zapar sesungguhnya tidak begitu yakin, karena dia belum tahu pasti apakah kegelisahan hati mereka benar bahwa Raiga dijatuhi hukuman itu, tapi menurut mereka, perasaan gundah yang terjadi di hati mereka bukan suatu kebohongan.

Karena ikatan seorang sahabat, tidak akan pernah salah, walau nyawa taruhannya.

***

Sementara itu, di dunia iblis.

RAIGA (TAMAT)Where stories live. Discover now