3 : Kemungkinan

Zacznij od początku
                                    

Melihat tingkah Dion yang seperti itu membuat Herry hanya bisa menghela nafas, ia sudah habis pikir untuk menghadapi sikap anaknya yang mulai berubah sejak 2 tahun yang lalu. Memikirkan itu membuat Herry kembali teringat akan masa lalu yang membuat hubungannya dengan Dion menjadi dingin seperti ini.

Sejak 2 tahun yang lalu, perlahan Herry mulai kehilangan sosok anaknya yang hangat, ceria, dan penuh kasih sayang. Dengan alasan seperti itu membuat Herry berpikir untuk menikahkan anaknya, agar kelak bisa membuat keadaan kembali seperti dulu lagi.

"Seperti itulah Dion, saya tidak akan menutup-nutupi kejelekan anak saya kepada kamu." Ujar Herry kembali memulai pembicaraan.

Delon akhirnya angkat bicara dan berniat untuk segera mengakhiri pembicaraan ini
"Maaf, sepertinya kita sudah membicarakan hal yang jauh melenceng dari hal mengenai pekerjaan." Delon mengucapkannya dengan nada sopan karena tidak ingin menyinggung perasaan Herry.

"Kamu salah Delon, ini adalah bagian dari pekerjaan. Kamu ingat kesepatakan kita?" Tanya Herry yang semakin memperberat pikiran Delon. Kesepakatan?

Delon mencoba mengingat kesepakatan apa yang telah ia buat dengan Herry sampai membawanya kesituasi seperti ini. Tidak seketika jawaban itu ia temukan saat baru mulai mengingat. Delon mencoba mengingat dengan cukup keras sampai ia benar-benar bisa mengingat semuanya.

Kesepakatan yang ia sepakati 5 bulan yang lalu dengan Herry, seorang pengusaha yang berperan besar dalam memberikannya bantuan 5 bulan yang lalu saat perusahaan keluarganya benar-benar berada di situasi kritis dan Herry memberikannya bantuan dengan menyepakati kerja sama antar perusahaannya dengan Herry's Group. Tidak hanya itu Herry juga banyak memberikan suntikan dana pada perusahaannya sehingga perusahaannya bisa melewati masa-masa kritis 5 bulan yang lalu. Kesepakatan 5 bulan yang lalu lah yang membawanya pada situasi seperti ini.

Flashback 5 Bulan yang lalu

"Terima kasih atas kepercayaannya dan berkenan untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan kami. Saya janji saya akan bekerja keras untuk keberhasilan kerja sama ini. Sekali lagi terima kasih banyak." Ucap Delon pada lelaki paruh baya yang berdiri dihadapannya.

"Bantuan ini tidak seberapa dengan bantuan yang akan kamu lakukan untuk saya Delon, maka suatu saat jika saya memerlukan bantuanmu, bisakah kamu membantu saya?" Tanya Herry, tanpa ragu Delon mengangguk.

"Tentu saja, sebisa mungkin saya akan membantu semampu saya."Jawab Delon, tanpa memikirkan hal yang mungkin akan menyulitkannya melalui jawaban yang ia berikan.

"Ini adalah bagian dari kesepakatan kerja, saya harap kamu bisa menepatinya Delon."dengan penuh penekanan Herry mengucapkannya dan Delon sama sekali tidak memikirkan lebih jauh mengenai kesepakatan ini.

Flashback off

Delon berpikir mengenai kesepakatannya 5 bulan yang lalu dengan Herry, apakah hal ini yang dimaksud Herry sebagai membalas bantuannya?

"Bantu saya, jadilah pasangan anak saya dan tolong jaga dia untuk saya." Delon terdiam Apa yang harus ia jawab ketika dirinya sendiri benar-benar tidak memiliki jawaban.

"Kamu boleh memikirkannya terlebih dahulu, saya beri kamu waktu 5 hari untuk berpikir. Saya harap jawaban kamu tidak mengecewakan saya, karena hal itu akan berdampak besar dengan kerja sama perusahaan kita." Ucap Herry dengan ancaman yang tersirat melalui kata-kata lembutnya.

Delon masih diam ditempat memikirkan perkataan Herry, meskipun lelaki itu sudah pergi mendahuluinya 15 menit yang lalu, namun Delon masih merasakan aura tekanan yang ia rasakan di ruangan ini.

Menjadi pasangan orang yang tidak ia kenal ataupun tau bagaimana karakteristiknya itu, bagaimana mungkin ia bisa? Hal ini bukanlah hal sepele yang mudah untuk diputuskan, tapi hal ini mengani pernikahan dan itu bukanlah hal yang mudah untuk ia lakukan, karena ini menyangkut hidup dan masa depan. Yang semakin memberati pikirannya adalah kenyataan bahwa ia harus menikah dengan seorang Pria dan hatinya belum sanggup untuk membuka hati kembali, karena hal itu bagaimana bisa ia menjalin suatu hubungan pernikahan sementara hatinya masih terkunci?

Delon menyerah, ia putuskan untuk tidak memikirkan hal itu lagi, lagipula ia masih punya banyak waktu untuk memikirkan jawaban yang akan ia pilih.

Delon lalu bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar menuju parkiran. Langkah Delon tiba-tiba terhenti ketika ia hampir sampai di depan mobilnya, sosok seorang Pria yang menyender di body mobilnya menghentikan langkah Delon. Pria itu adalah Dion.

Dion yang awalnya tidak menyadari keberadaan Delon karena terlalu larut dalam lamunannya yang sedari tadi menunggunya keluar akhirnya mulai tersadar bahwa lelaki yang sedari tadi ia tunggu sudah menampakkan diri dan kini sedang berdiri tidak jauh darinya sedang menatap ke arahnya.

Karena menyadari Delon tidak ingin berjalan mendekat kearahnya, Dion putuskan untuk menghampiri lelaki itu terlebih dahulu.

"Saya tidak tau apa yang kamu bicarakan dengan papa saya setelah saya pergi, namun saya harap jika memang hal itu memberatkan pikiran kamu, maka lupakanlah. Tidak akan terjadi apa apa diantara kita." Ucap Dion dengan nada dinginnya.

Delon mencibir dalam hati dan berpikir mengenai Dion, Pria dengan sikap dingin inikah yang akan dinikahinya?
"Bagaimana jika benar terjadi sesuatu di antara kita?" Tanya Delon.

Dion tidak menyangka Delon akan melemparinya pertanyaan seperti ini, ia pikir Delon akan langsung mensetujui ucapannya namun kenyataanya salah.

"Saya tidak akan pernah mensetujuinya." Jawab Dion.

"Bagaimana jika pada akhirnya kita berdua terjebak dalam pernikahan bisakah kamu menghindarinya?" Tanya Delon kembali.

"Hal itu tidak akan pernah terjadi, saya tidak akan menikah dengan siapa-siapa."

"Baiklah, saya harap juga begitu." Balas Delon.

"Saya akan memberikan apa yang kamu inginkan, maka jangan turuti kemauan papa saya." Dion mengajukan kesepakatan.

"Benarkah? Lalu bagaimana jika saya menginginkan kamu menjadi pasangan saya?" Delon sengaja mengajukan pertanyaan ini karena merasa sangat direndahkan. Bagaimana bisa Pria ini berpikir untuk menyogoknya dengan materi, apakah ia berkipir Delon lelaki yang gila akan materi? Mendengar pertanyaan itu, Dion bungkam sesaat sebelum ia kembali angkat bicara.

"Itu tidak akan pernah terjadi, jangan terlalu bermimpi." Jawab Dion dengan sinis.

"Mengetahui sikapmu yang seperti ini akan mempermudah saya untuk menolak keinginan papa kamu. Saya lebih baik melajang seumur hidup dari pada harus dituntut untuk menikah dengan orang angkuh seperti kamu." Sungguh Delon benar-benar geram berbicara dengan Dion yang menurutnya penuh dengan kesan angkuh, dan Delon tidak menyukai itu. Mendengar jawaban Delon, Dion mencibir lalu membuang muka.

"Baguslah kalau begitu, saya harap kamu tidak akan mengingkari apa yang baru saja kamu ucapkan." Ucap Dion lalu berjalan pergi menjauhi Delon dan segera masuk ke dalam mobilnya.

Untuk pertama kalinya Delon benar-benar jengah diperlakukan seperti ini oleh seseorang, ia tidak pernah bertemu dengan seseorang yang memiliki sikap yang sangat angkuh seperti Dion sebelumnya. Dan sekali ia bertemu, yaitu dengan Dion, Delon merasa sangat direndahkan dengan sikap Dion itu.

Delon tidak akan mengulur-ngulur waktunya lagi, dan ia tidak ingin memikirkan lebih panjang lagi mengenai keputusannya. Segera ia akan menyampaikan penolakannya dengan Herry.

The Last HeartOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz