2 : Pendamping Hidup

94 7 0
                                    

2 Tahun Kemudian.

Dengan gerakan yang sangat gelamor Dion bergerak keluar dari kemudi mobil sportnya lalu berjalan menuju lobi kantor tempatnya bekerja.

"Selamat pagi Tuan Muda." Dengan ramah seorang security menunduk sopan untuk menyapanya namun Dion tetap berjalan tidak menghiraukan.

Langkah demi langkah ia lewati membuat semua mata memandang ke arahnya, menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, mereka memuja, memuji, dan mengagumi semua yang dimiliki Pria itu. Dia tampan nan imut, kaya, mudah, dan sexy, satu hal yang membuatnya terlihat lebih sempurna, Dion adalah pewaris tunggal Herry's Group. Perusahaan yang bergerak dibidang properti terbesar nomer 3 di Asia.

"Selamat pagi Tuan muda..." sapa salah satu pegawai pria kepada Dion. Jangan harap Dion akan membalas sapaan itu, tersenyum pun ia enggan. Dion tidak menghiraukan sapaan itu dan terus berjalan menuju lift yang akan membawanya ke lantai dimana ruangannya berada.

"AISHH... dasar bencong! Kalau aja dia nggak bos gue udah gue jambak rambut tu orang." Gerutu pegawai pria itu sambil menghentak-hentakkan kakinya karena kesal terabaikan oleh Dion.

"Lo juga salah, udah tau orang sombong kaya gitu masih juga lo sapa." Ucap temannya.

"Nyesel gue, jangan harap besok-besok gue bakal tersenyum manis terus nyapa dia. AISSSHHH kesel gue.." gerutu pegawai itu lagi.

"Udah... udah... mending kita lanjut kerja lagi." Mereka berdua berlalu dari lobi dan tidak memperpanjang masalah Dion yang tidak membalas sapaan mereka.

TING...

Pintu lift terbuka, Dion melangkah keluar menuju ruangannya. Pandangan matanya melirik sekilas ke arah meja sekertarisnya.

"Selamat Pagi Tuan..." sapa Intan yang melihat keberadaan Dion di tempat tersebut.

"Intan, buatkan saya coklat seperti biasa" Setelah menyelesaikan perkataannya Dion langsung meninggalkan meja Intan tanpa menunggu jawaban wanita itu.

"Baik Tuan, akan saya buatkan." Jawab Intan meskipun Dion telah berlalu begitu saja.

Dion memasuki ruangannya dan langsung duduk di kursi kebesarannya. Tanpa basa-basi lagi Dion langsung meraih berkas yang ada di atas meja lalu mempelajarinya sebelum menaburkan tanda tangannya sebagai tanda persetujuan. Dari satu berkas, beralih ke berkas lainnya dan begitupun seterusnya. Ada banyak berkas yang harus ia pelajari dan tanda tangani. Jabatan yang di berikannya saat ini adalah Direktur Keuangan Herry's Group. Jabatan itulah yang membuatnya dibebani tanggung jawab yang besar dan menuntutnya untuk serius dalam bekerja. Sudah dipastikan dan semua orang sudah mengetahui bahwa dia adalah pewaris tunggal Herry's Group.

TOK
TOK
TOK

Pintu ruangannya diketuk ketika Dion sedang berkonsentrasi membaca berkas yang ada di atas mejanya.

"Masuk."

"Ini coklatnya Tuan." Intan meletakkan secangkir Coklat diatas meja Dion.

"Terima kasih. Kamu boleh pergi." Ucap Dion tanpa melepas tatapan matanya dari berkas yang di bacanya.

"Tuan Herry meminta Tuan Muda untuk datang keruangannya nanti siang untuk makan siang bersama."

"Baiklah." Jawab Dion singkat.

"Saya permisi Tuan." Intan memutar badannya lalu berjalan keluar dari ruangan.

Delon nama itu dikenal di kalangannya sebagai sosok seorang lelaki yang dikagumi oleh banyak wanita, tak hanya wanita, para lelakipun juga mengaguminya, baik yang mengenalnya secara dekat ataupun hanya sekedar mengenalnya. Siapapun yang mendengar pernyataan ini akan sangat setuju mengenai hal ini karena semuanya terbukti.

The Last HeartWhere stories live. Discover now