"Yah jangan marah dong, masih sakit ini" kak Shane mencoba meraih tanganku.

"Ya jelas aku marah sama kamu"

"Yaudah aku telepon dokter Mila aja minta obat"

"Yaudah sana telepon" geram sekali aku dengan kak Shane, pintar sekali dia menyulut amarahku.

"Beneran loh ya" Kak Shane benar benar seperti anak kecil, dia mengambil ponselnya dan benar- benar menelpon dokter Mila sepertinya. Pasalnya terdengan bunyi nada sambung panggilan.

Ya Tuhan, suami siapa sih ini? Kuatkan hambamu ini- batinku

Aku beranjak lalu pergi keluar kamar, aku sudah jenggah dengan kak Shane. Baru saja kemarin dia meminta maaf tapi sekarang sudah membuatku kembali marah.

"SAYANG? Mau kemana? Loh aku ditinggalin?" teriak kak Shane yang masih bisa ku dengar dari luar kamar.

***

Sampai sore hari aku tidak lagi naik ke kamar, kak Shane juga tidak turun makan siang. Aku sempat masuk ke kamar sebentar tadi siang hanya untuk mengecek dedek kuki.

"Shane masih sakit gigi?" tanya Mama. Kini aku dan Mama Gina sedang duduk di ruang keluarga.

"Masih Ma"

"Sakit banget mesti itu, udah minum obat?"

"Belum Ma, baru Ocha pijitin bentar tadi" Mama manggut- manggut mendengar jawabanku.

"Yaudah mending itu deh suruh minum obat, habis itu dikompres pipinya pakai es"

"Ocha males"

"Loh?"

"Kak Shane ngeselin"

"Maafin anak mama ya Cha"

"Ih mama, kenapa harus minta maaf? Ocha cuma lagi kesel aja kok, iyadeh nanti Ocha kasih obat terus Ocha kompres"

"Hahaha"

"Loh kok mama ketawa?"

"Haha habis lucu muka kamu Cha kalo lagi sebel sama Shane gitu"

"Ih mama" kataku sambil mencubit lengan mama pelan.

"Yaudah sana gih samperin Shane nya, belum makan juga kan dia"

"Iya iya Ma"

"Duh mantu mama emang paling baik" ujar Mama sambil mengelus kepalaku membuatku tersenyum malu.

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke dapur menyiapkan makan, obat dan kompres untuk kak Shane. Aku berniat membuat bubur karena kak Shane masih sakit gigi.

Setelah lama berkutat akhirnya selesai juga, aku pun naik ke atas. Sesampainya di kamar, ku lihat kak Shane masih berbaring menyamping dengan selimut tebalnya. Sepertinya kak Shane tidur.

"Kak Shane.." aku menepuk pelan lengan kak Shane.

"Kak Shane, bangun kak udah sore"

Kak Shane belum bangun juga, melihatnya tidur seperti itu aku menjadi merasa bersalah karena meninggalkannya tadi. Beginilah seorang wanita, pasti tidak akan tahan marah lama lama dengan suami.

"Kak Shane bangun kak" aku membangunkannya lagi.

"Iyah" kak Shane bergerak lalu mengerjapkan matanya.

"Masih sakit?"

"Udah enggak kan tadi udah konsultasi sama dokter Mila lewat telepon" katanya sepertinya di sengaja.

Aku menghembuskan napas kasar mendengarnya. Setelahnya aku memegang nampan yang berisi makan, obat dan kompres . Aku berniat membawanya keluar karena sepertinya kak Shane sudah tidak membutuhkannya.

"Eh sayang" kak Shane menahan tanganku.

"Apa?"

"Aku becanda, aku gak telepon dokter Mila kok tadi"

Aku diam dan menutup mataku.

"Gigi aku masih sakit sayang" lanjutnya masih dengan memegang tanganku.

"Yaudah sini duduk dulu, makanya jangan becanda mulu" aku menaruh nampan itu lagi lantas membantunya duduk bersandar pada ranjang.

"Makan dulu kak" kataku lagi, lalu mengambil bubur yang ada di nampan.

"Iya, makasih sayang"

"Nih aku buatin bubur" aku menyerahkan semangkuk bubur pada kak Shane.

"Suapin"

Sabar, suami siapa sih ini? Manjanya kumat lagi- batinku

Aku menyuapinya perlahan, syukurlah dia mau memakan bubur buatanku.

"Beli dimana?" celetuknya tiba- tiba.

"Kenapa?"

"Rasanya agak aneh"

"Ih ini Ocha yang bikin"

"Oo. . ., ma..maksud aku aneh itu lebih enak gitu, lain dari yang lain ehehe" ujarnya pasti berbohong.

"Sebel aku" aku berhenti menyuapinya.

"Sayang lagi, enak kok aku sukak"

"Beneran?"

"Iya"

Aku pun menyuapinya sampai habis, lalu menyuruh kak Shane meminum obat. Aku juga tidak lupa untuk menyuruhnya sikat gigi. Sembari kak Shane sikat gigi, aku menyiapkan es batu untuk mengkompres.

"Buat apa itu?" tanya kak Shane setelah selesai sikat gigi.

"Kompres pipi kamu"

"Oh"

"Sini tidur sini kak"

"Mau ngajak tidur kamu? hehe"

"Ih apaan sih, sini tiduran mau aku kompresin itu, katanya masih sakit"

"Iya"

Perlahan ku dekatkan kompresan ke pipi kak Shane, sesekali aku menekannya pelan- pelan. Tanpa kusadari ternyata kak Shane memperhatikan wajahku sedari tadi.

"Kak Shane, jangan di lihatin, malu tauk"

"Haha kamu ya, kayak baru nikah aja pakek malu- malu"

"Yakan Ocha belum mandi, masih kumel gini"

"Gakpapa sayangku, gini aja udah cantik"

Nahkan suka bener bikin orang malu gini

Walaupun kami sudah lama bersama- sama. Entah mengapa kak Shane selalu saja bisa membuatku tersipu malu seperti ini.

"Kayaknya pipi kamu juga butuh dikompres sayang"

"Hah?"

"Itu merah- merah gitu"

"Hii kak Shane mah"

Kak Shane tersenyum melihatku.

"Oekkkkk Oekkkkk" tak lama kemudian terdengar suara tangisan dedek kuki, terpaksa aku memberikan kompresan itu pada kak Shane. Aku baranjak melihat dedek kuki.

"Yahh dedek, papa gak diperhatiin lagi kan kalo gini, nangisnya nanti lagi napa" keluh kak Shane.

"Kak Shane hehe" lucu sekali melihat tingkahnya seperti itu.

***

Hai hai hai semuanya

Gini ya, aku buat extra part ini buat seneng- seneng dan buat ngobatin kangen kalian aja (bagi yang kangen aja sih)

Sebenernya cerita ini kan udah tamat sebelumnya. So, extra part ini cuma cerita- cerita tambahan aja.

OKE?

Jangan lupa voe dan comment yak :)

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now