24. Mengenal Rasa

3K 465 64
                                    

"Lo beneran suka sama gue?"

"Sepertinya, ya."

Jeonghan bengong, dengan pelan dia kembali duduk di sebelah Seungcheol. Jeonghan memegang dada kirinya, dia baru tahu detakan jantung manusia bisa sekuat ini. Bahkan telinganya sampai bisa mendengar detakan itu. Padahal niatnya mengajak Seungcheol bertemu ingin membuktikan ucapan Mingyu, berharap kalau Seungcheol memang tidak serius dengan perasaan sukanya pada Jeonghan. Tapi malah hal lain yang dia dapat.

"Kenapa bisa?"

"Gue juga gak tau. Lo terlalu naif, dan lo tipe orang yang lebih mementingkan perasaan orang lain diatas perasaan lo sendiri. Gue gak seharusnya menyukai orang seperti itu lagi."

"Ini gak bener."

"Maksudnya?"

"Lo pasti sedang bingung, Seungcheol. Gue bukan Jisoo, gue gak bisa menerima perasaan lo."

"Ini bukan tentang Jisoo. Gue dan dia sudah selesai. Ini tentang gue dan hati gue." Jeonghan terkesiap karena tatapan Seungcheol.

"Gue gak seharusnya begini." Seungcheol tidak mengerti dengan arah pembicaraan Jeonghan sekarang.

Jeonghan bangkit lagi lalu pergi meninggalkan Seungcheol sebelum cowok itu menyadari kekalutannya. Dia takut dengan rasa yang mulai tumbuh untuk Seungcheol. Jeonghan memang belum berpengalaman tentang cinta tapi dia cukup bisa mengenali perasaannya.

=====

"Tugas kelompok kali ini, Saya menyerahkan ke kalian sendiri untuk menentukan anggota. Satu kelompok terdiri dari 2 orang. Tugas kalian adalah membuat Biografi singkat tokoh yang berpengaruh dalam bidang Ilmu Sastra. Tugas dikumpulkan Minggu depan." Titah Guru yang kemudian keluar kelas karena jam pelajaran telah usai.

Mingyu memanggil Jeonghan "Kita bareng, ya?" Ajak Mingyu.

Jeonghan hanya mengangguk menanggapi ucapan sahabatnya. Dia lalu menoleh ke bangku Seungcheol, cowok itu sepertinya akan satu kelompok dengan Nayeon. Bibir Jeonghan mencebik saat melihat Seungcheol  mengobrol seru dengan cewek paling pintar di kelas mereka yang sekaligus merangkap jadi ketua kelas.

Sore hari itu Jeonghan sedang mencari buku-buku di perpustakaan sekolah untuk referensi tugasnya, tapi dia buru-buru kembali ke depan saat tak sengaja melihat Seungcheol dan Nayeon sedang berdiskusi di salah satu meja, entah kenapa perasaannya mendadak tidak enak saat melihat mereka bersama.

Jeonghan jadi mengingat waktu dia dan Seungcheol satu kelompok tugas, karena dari situlah hubungan mereka menjadi lebih dekat.

Ck, Yoon Jeonghan! Lo mikir apa sih!!!

"Udah dapat bukunya?"

Jeonghan menggeleng, "Kita lanjutin besok aja, kepala gue pusing."

Lah? Perasaan tadi Jeonghan baik-baik saja, kok bisa mendadak sakit begitu. "Lo sakit?" Mingyu mensejajari langkah Jeonghan.

"Maaf ya."

"Elah, gak apa-apa kali. Gak perlu minta maaf juga." Jeonghan mengangguk kecil. Mingyu yang penasaran dengan perubahan sikap temannya tidak tahan untuk bertanya, "Lo kenapa sih?"

Kali ini Jeonghan menggeleng.

"Nah kan, lo aneh. Masih kepikiran sama orang yang lo tolak?"

Eh? Jeonghan menoleh ke arah Mingyu. "Beneran lo masih kepikiran dia?" Tanya Mingyu memastikan.

"Hm. Sepertinya di otak gue ada yang bermasalah."

"Gue rasa bukan cuma otak lo doang yang bermasalah, tapi hati lo juga."

OH MY! ✔Where stories live. Discover now