15. Tiba-tiba

2.6K 459 43
                                    

Sekolah heboh karena foto Jeonghan dan Seungcheol yang dimuat dalam majalah sekolah, dua orang yang selama ini mereka anggap sebagai rival berada di dalam satu foto bahkan terlihat akrab. Sepertinya strategi tim majalah sekolah menggunakan Seungcheol dan Jeonghan berhasil untuk menarik minat baca mereka. Tapi baik Seungcheol maupun Jeonghan tidak mau menanggapi hal itu lagi, toh keadaan mereka sekarang tidak seperti apa yang mereka bayangkan. Keduanya sudah memutuskan untuk berhubungan baik, bahkan mereka sedang menggarap tugas bersama beberapa hari ini.

Jeonghan membuka majalah sekolah dimana sebagian besar mengulas tentang para juara, dia cuma membaca sekilas tentang mereka, bahkan melewati bagian tulisan tentang dirinya. Dia hanya ingin melihat foto-fotonya yang terpampang dalam majalah, sambil dalam hati memuji dirinya sendiri.

"Cieeee yang masuk majalah sekolah."

"Keren, kan gue." Cengirnya.

"Seungcheol lebih keren, ah." Jeonghan menabok muka Mingyu dengan majalah di tangannya.

"Mau mati?!"

"Ya ya, kapten tim gue yang paling keren! Meskipun Seungcheol lebih ganteng."

"Fuck!"

"Muka doang yang manis, tapi bibirnya pedes."

"Berisik, pergi ke bangku lo sana." usir Jeonghan sambil menggulung majalahnya yang dia siapkan jadi pemukul kalau Mingyu tidak menurut.

"Galak banget." Jeonghan mengacungkan jari tengah sebagai balasan.

"Jeonghan, dicari Yebin." Teriak salah satu teman sekelasnya dari luar ruangan menengahi kelakar kedua sahabat itu.

Eh, ada apa ya. Jeonghan menatap Mingyu, temannya itu juga mengendikan bahu tidak tahu.
.
.
.
"Selesai!!! Akhirnya!" Jeritan lega Jeonghan mengundang perhatian beberapa pengunjung perpustakaan. Membuat Seungcheol terkekeh karena melihat Jeonghan menunduk salah tingkah. Wajar saja sih, mereka sudah menghabiskan waktu beberapa hari ini untuk membedah salah satu novel klasik untuk tugas Bahasa Korea.

"Gue mau memfotocopy beberapa halaman, abis itu kita pulang."

"Ok."

Jeonghan melihat jam yang menunjukan pukul tujuh malam, artinya hampir empat jam mereka habiskan waktu di perpustakaan. "Gimana kalau hari ini kita makan diluar, sekalian ngerayain selesainya tugas kita." Usul Jeonghan setelah mereka mengemasi barang bawaan mereka.

"Boleh deh, biar sampe rumah langsung istirahat."

Singkat cerita mereka sudah di depan restoran mi, Jeonghan lebih dulu masuk karena Seungcheol sedang menelfon mamanya untuk memberitahu kalau hari ini dia makan malam di luar.

"Gue baru tau ternyata lo tipikal anak mama banget." Jeonghan terkekeh.

"Ya masa gue anak tante." Balas Seungcheol dengan nada bercanda.

"Bukan gitu, maksudnya lo anak kesayangan gitu."

Seungcheol tersenyum kecil, "Dulu Papa ingin anak cewek, jadi waktu gue kecil mereka sering banget nyuruh gue bersikap imut. Sampe besar gini gue malah keterusan dimanja, tapi gue malah seneng keluarga gue gak risih nunjukin kasih sayang mereka ke gue secara terang-terangan." Di balik tubuhnya yang lebih besar dari Jeonghan ternyata di rumah dia adalah anak yang dimanjakan oleh keluarganya. Pikir Jeonghan.

Kecanggungan diantara mereka perlahan mencair sejak sering menghabiskan waktu bersama karena tugas kelompok, mereka sudah bercerita banyak hal dari kejadian lucu sampai memalukan, baik yang pernah mereka lihat atau yang mereka alami sendiri. Jeonghan tidak tau bagaimana awalnya tapi mengobrol ringan dengan Seungcheol ternyata lumayan mengasyikan. Tiba-tiba dia merasa nyaman bicara dengan Seungcheol, rasanya seperti sedang mengobrol dengan teman lama.

OH MY! ✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz