7. Awal yang baik

2.7K 453 20
                                    

Jeonghan menatap pantulannya dalam cermin, mencoba menyemangati dirinya. Padahal ini sudah beberapa hari setelah penolakan Yebin, tapi dia masih belum bisa move on dari kejadian itu. Bego!

Meskipun tidak banyak yang tahu tapi akhirnya berita tentang penolakan itu merebak ke seluruh sekolah hingga membuatnya menjadi berita utama di sekolah beberapa hari ini. Tentu saja nama Seungcheol juga terkait di dalamnya. Seungcheol masih dicurigai menjadi penyebab terbesar atas gagalnya bersatunya calon pasangan paling serasi di SMA 17.

"Gue kan sudah nyuruh lo nembak Yebin dari lama, lo kebanyakan mikir makanya Yebin sudah keburu sadar lo jelek."

"Anjir! Pergi sana lo."

"Masih banyak cewek yang lebih dari Yebin di luar sana, gue yakin lo bisa dapatin mereka dengan mudah!" Mingyu merangkul pundak Jeonghan.

"Lo kan tahu, gue sudah suka Yebin dari kelas 1."

"Cup cup, jangan nangis dong." Mingyu mencubit kedua pipi Jeonghan dengan gemas mencoba menghibur sahabatnya.

"Shah-keeet... whepaaass." Jeonghan melihat Seungcheol masuk ke dalam toilet dari sudut matanya. Dia segera mendorong Mingyu menjauh.

"Apa lo lihat-lihat!" Jeonghan itu selalu berubah galak setiap melihat Seungcheol di sekitarnya.

"Gue disuruh guru olah raga buat manggil anak-anak ke lapangan lebih cepat. Hari ini ada pengambilan nilai lari." Jeonghan selalu tidak suka dengan tatapan Seungcheol padanya, itu terlihat sangat meremehkan.

Kebetulan olah raga hari itu digabung dengan kelas Yebin karena mereka akan mengambil penilaian yang sama. Mereka melakukan pemanasan bersama lalu kedua guru olahraga mereka menyuruh semua murid duduk di pinggir lapangan selama penilainan berlangsung.

Beberapa kali Jeonghan mencuri pandang pada mantan gebetannya, tapi justru sakit hati lah yang dia dapat. Dulu mereka selalu bersama saat jam olah raga gabungan begini, tapi sekarang Yebin lebih suka berada di sebelah Seungcheol. Hingga saat nama Seungcheol disebut bersama 3 orang lainnya untuk giliran berlari, Jeonghan makin kesal karena melihat Yebin memberi cowok itu semangat. Ck.

Kelas dibubarkan 15 menit sebelum jam istirahat, Jeonghan kembali ke kelas bersama teman lainnya karena Mingyu disuruh untuk tetap di lapangan oleh guru dan dia sangat terkejut saat Yebin mendatanginya lebih dulu.

"Hai..."

"Ya?" Beberapa teman mereka memilih untuk pergi meninggalkan keduanya. Jeonghan mendadak canggung karena ini adalah kali pertama mereka kembali bicara setelah hari itu.

"Kamu mau makan siang bareng?" Ucap Yebin. "Aku nggak mau kita menjauh gara-gara hal ini. Kita masih bisa berteman, kan?"

Tiba-tiba ucapan Seungcheol yang menyebutnya 'cemen' terngiang di kepala Jeonghan, sekarang hati kecil Jeonghan menyetujui sebutan itu. Jeonghan memang menghindari Yebin sejak hari itu,  harusnya dia tidak bersikap seperti yang Seungcheol tuduhkan padanya.

"Teman, kan?" Jeonghan mengajak Yebin berjabat tangan dengan senyum terbaik di bibirnya. Yebin menjabat tangan Jeonghan lalu berjalan bersama menuju kelas.

"Aku harap kamu jangan sampai jatuh cinta sama aku." Ucap Jeonghan.

"Kenapa?"

"Aku nggak mau kamu sakit hati karena saat itu pasti aku bakalan nolak kamu."

"Jahat banget ih..."

Hehehehe

Jeonghan akan melepas perasaannya pelan-pelan, semoga ini menjadi awal yang baik untuk Jeonghan.

=====

Seungcheol tidak pernah menginginkan menjadi populer karena predikat sebagai orang ketiga diantara kisah dua murid kesayangan di sekolah. Dia bukan pencari sensasi apa lagi dia terbilang masih murid baru disini, tapi namanya sudah terlanjur  tidak bagus gara-gara gosip picisan itu. 

Sekarang saatnya! Seungcheol harus menunjukan pada semua siswa di sekolah ini kalau dia mempunyai segudang prestasi yang membanggakan, dia muak dengan cap yang diberikan oleh mereka selama ini.

"Gue harap lo bisa mempertahankan prestasi SMA kita, kalau bisa sih harus juara 1." Ucap Mingyu.

"Gue akan melakukan yang terbaik."

"Latihannya diadakan setiap hari rabu. Nanti gue masukin lo ke grup chat tim lomba lari."

"Ok."

"Lo nggak apa-apa, kan?" tanya Mingyu tiba-tiba.

"Lomba lari? Gue sudah cukup pengalaman di sekolah gue yang dulu sih, jadi gue baik-baik saja."

"Nggak, maksud gue tentang gosip tentang lo, Jeonghan dan Yebin."

"Gue nggak terlalu peduli, toh gue bukan orang yang seperti mereka tuduhkan. Meskipun kadang agak jengkel juga." Tutur Seungcheol.

"Lo beneran nggak naksir Yebin?"

Seungcheol menggeleng. "Gue sudah jelasin berkali-kali kalau Yebin bukan tipe gue, mau percaya atau nggak itu terserah lo."

"Tapi Jeonghan tetap percaya kalau lo berusaha deketin Yebin. Menurut dia, alasan Yebin nolak dia gara-gara lo."

"Terserah dia juga mau bilang apa, gue nggak peduli." Seungcheol tidak mau membocorkan tentang Yebin yang mengajaknya kencan saat itu. Bahkan sampai hari ini pun Yebin sudah beberapa kali mengajak Seungcheol kencan, tapi Seungcheol tidak menerimanya meskipun Yebin bilang itu cuma jalan biasa. Seungcheol tidak mau memberi harapan untuk Yebin, dia bukan tipe cowok yang seperti itu. Menerima harapan palsu itu menyakitkan.

Sekarang dia akan menunjukan prestasi yang sebenarnya, bukan orang ketiga atau perusak hubungan orang yang jelas-jelas bukan sebuah prestasi membanggakan, melainkan menjadi juara lomba lari di ajang kejuaraan antar sekolah.

Seungcheol mulai berlatih sesuai jadwal bersama anggota lomba lari lainnya, dia juga jadi lebih mengenal beberapa siswa termasuk Mingyu yang sering bertukar ilmu tentang teknik berlari di lomba nanti.

Entah siapa yang memberitahu, hari itu saat Seungcheol akan berlatih seperti biasanya, Yebin datang di sisi lapangan bersama seorang temannya. Cewek itu bahkan meneriakan namanya saat dia sedang berlari.

Yebin melambai saat Seungcheol kembali ke sisi lapangan. Sebenarnya Seungcheol malas bertemu Yebin di tempat terbuka begini, bisa dikatakan Seungcheol sudah sangat muak dengan semua yang berkaitan dengan Yebin dan Jeonghan.

"Kamu kok nggak bilang masuk tim lomba lari."

"Kenapa?"

"Kan aku bisa kesini tiap kamu latihan."

"Ngapain?"

"Ngasih kamu semangat dan ini." Yebin memberi handuk kecil dan sebotol air mineral dengan senyum cantiknya.

"Nggak perlu repot-repot." Kedua tangan Yebin melemas di sisi tubuhnya. "Yebin, gue sudah pernah bilang, lo harus ngertiin posisi gue."

"Tapi, Seungcheol."

"Makasih hari ini sudah kesini tapi gue harap lo nggak perlu kesini lagi nanti."

Seungcheol bergabung dengan anggota tim lari lainnya. Dia ingin menjadikan lomba lari ini sebagai awal untuk menunjukan prestasinya pada semua orang dan dia tidak mau kedatangan Yebin disana merusak rencananya.

Hal ini harus menjadi awal yang baik untuk Seungcheol.

Tbc

Ada yg masih nunggu? Meskipun vomentnnya nggak sebanyak di ff sebelum2nya tpi aku happy ngerjain ff ini, kaya nggak ada tekanan gitu hehe :)

Selalu sayang vomenter squad... lopelope

OH MY! ✔Where stories live. Discover now