3. Emosi

3.3K 488 36
                                    

Jeonghan menurut pada Ibunya yang menyuruh dia untuk ikut mobil bersama Ayah Seungcheol. Tadi dia sudah berusaha menolak karena tidak mau berada di dekat Seungcheol, tapi orang tua Seungcheol justru semakin memaksa Jeonghan untuk ikut. Merasa tidak enak, akhirnya Jeonghan ikut.

Di dalam mobil, Jeonghan tidak banyak bicara selain menjawab pertanyaan Ayah Seungcheol. Cowok menyebalkan itu juga terlihat diam saja di kursi depan. Jujur saja Jeonghan masih merasa malu dengan kejadian kemarin lusa, sudah bersikap galak malah berakhir memalukan.

"Jeonghan..." Jeonghan merasa terkejut karena tiba-tiba Seungcheol memanggilnya. Padahal Jeonghan ingin sekali kabur dari Seungcheol, bukannya berjalan masuk bersama seperti ini. Apa lagi mereka baru saja keluar dari mobil yang sama.

"Ada yang mau gue omongin." Ujar Seungcheol dengan raut wajah serius.

"Apa?" Jeonghan masih malu tapi dia juga penasaran dengan nada serius Seungcheol itu.

"Sudah ngaca?"

Bgsd!!!

Jeonghan terpaku tidak percaya, dia kira Seungcheol mau bicara serius tapi ternyata dia malah mengoloknya bahkan Seungcheol sempat menyeringai padanya. Dengan langkah cepat penuh emosi, Jeonghan mengejar Seungcheol lalu menyelengkat kakinya dari belakang hingga membuat cowok menyebalkan itu tersandung kakinya sendiri.

"Ups! sengaja!"

"Donat sialan!"

Jeonghan memberikan Seungcheol jari tengahnya, membalas seringai Seungcheol beberapa menit yang lalu. "Rasakan."

Hari ini kelas Jeonghan ada pelajaran olah raga di jam ke dua. Jeonghan tidak begitu suka pelajaran olah raga, tapi dia sangat menyukai basket. Makanya dia selalu meminta bola basket setiap materi olah raga hari itu selesai. Seperti sekarang ini,  Jeonghan bermain basket 3 lawan 3 di lapangan dengan Mingyu dan dirinya yang menjadi kapten masing-masing tim.

"Lo sudah siap kalah Yoon Jeonghan?" Mingyu menyeringai.

"Cih! Bacot!" Jeonghan beradu bahu dengan Mingyu.

Seseorang yang bertindak sebagai wasit melempar bola ke atas untuk memulai pertandingan, Mingyu berhasil meraih bola lebih dulu dengan gerakan cepat, mengoper, menggiringnya sendiri hingga Mingyu sudah berada tak jauh dari ring lalu melempar bola, namun gangguan kecil dari tim Jeonghan berhasil menggagalkan Mingyu. Kini giliran tim Jeonghan yang memegang bola, dribble, oper, menghindar, Jeonghan melakukannya dengan sangat baik hingga akhirnya Jeonghan meraih 1 poin pertama.

Jeonghan berselebrasi dengan tos bersama dua temannya. Dua tim itu saling berebut poin hingga di menit terakhir fokus Jeonghan terbagi karena kedatangan Yebin. Karena kelas Yebin juga mendapat jadwal olah raga yang sama dengan kelasnya, cewek itu dan dua temannya langsung duduk di dekat Seungcheol dan mulai mengobrol.

Jeonghan kesal, permainannya sudah mulai tidak fokus. Emosinya meledak saat melihat Yebin tertawa senang bersama Seungcheol. Padahal mereka baru kenal beberapa hari, tapi kenapa sudah terlihat dekat seperti itu. Ingin rasanya Jeonghan menarik Yebin pergi dari sana, tapi kemudian dia ingat ucapan pedas Seungcheol. Jeonghan memang tidak punya hak untuk melarang orang lain mendekati Yebin karena Jeonghan bukan siapa-siapanya.

Kapten tim basket itu mengoper bola pada temannya lalu melangkah keluar lapangan dengan penuh emosi.

"Jeonghan kok pergi! Mau kemana woy! Pertandingan belum kelar."

"Brisik! Hari ini gue yang traktir kalian!" Jawab Jeonghan sambil terus melangkah pergi. Moodnya berubah buruk untuk saat ini.

=====

Seungcheol tidak tahu kalau Jeonghan sangat jago di olah raga basket, sikapnya di luar lapangan benar-benar tidak memperlihatkan kalau dia kapten tim basket sekolah yang handal. Tadi Yebin sempat memberitahunya tentang hal ini, padahal Seungcheol pikir Jeonghan cuma murid populer karena punya teman-teman yang ganteng, cantik dan kaya. Ck.

"Permainan basket lo, keren." Tidak tahu kenapa Seungcheol ingin mengatakan itu pada Jeonghan meskipun cowok itu selalu memberinya tatapan tidak bersahabat. Mereka tidak sengaja papasan di pintu kelas yang lumayan sepi karena sudah jam istirahat. Jeonghan menarik lengan Seungcheol.

"Sudah berapa kali gue bilang ke lo  jangan deketin Yebin, lo pikir gue main-main sama omongan gue." Jeonghan mendorong dada Seungcheol kesal.

"Kok lo jadi marah-marah sih? Gue juga nggak pernah deketin Yebin."

"Terus yang lo lakuin di lapangan, apa?"

"Di lapangan tadi dia yang datengin gue duluan padahal gue sudah milih tempat yang lumayan jauh dari temen lainnya." Seungcheol tidak suka dituduh, apa lagi kalau dia tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan.

"Harusnya lo ngerti dan pindah. Gara-gara lo, gue kalah main basket."

Lah?!

"Siapa lo nyuruh-nyuruh gue. Harusnya Yebin yang lo suruh buat jangan deketin gue." Seungcheol menatap Jeonghan tajam. Padahal dia tadi cuma ingin memuji permainan basket Jeonghan, tapi cowok donat itu malah mengajaknya ribut dan menuduh Seungcheol penyebab kekalahannya.

"Lo aja yang ke-PD-an, mana ada Yebin deketin Lo! Ada juga lo yang salah sangka kebaikan Yebin."

"Ngga ada sedikitpun gue tertarik sama Yebin. Apa lagi nikung gebetan orang atau ngerebut milik orang, itu bukan gaya gue. Dia juga bukan tipe gue." Meskipun cantik, Yebin sangat jauh dari tipe pacar ideal Seungcheol.

"Bullshit!" Seungcheol yang sudah berbalik hendak pergi kembali menatap Jeonghan, kali ini lebih tajam dari sebelumnya.

"Gue bisa saja ngehindarin Yebin, tapi gue nggak yakin Yebin mau menjauh dari gue." Seungcheol sengaja mendekatkan wajahnya pada Jeonghan lalu menyeringai. "Inget itu, Donat!"

Seungcheol melangkah keluar dengan senyum kemenangan, siapa suruh Jeonghan mencari ribut dengan Seungcheol lebih dulu. Padahal tadi Seungcheol sudah mau bicara baik-baik padanya.

Seperti dugaan Seungcheol, Yebin menyuruhnya gabung di meja makan siang yang sama, tentu saja disana ada Jeonghan juga. Seungcheol sudah menolak tapi Yebin terus memaksanya, dia juga tidak peduli dengan tatapan sinis Jeonghan padanya, sekarang dia ingin menunjukan pada Jeonghan kalau bukan Seungcheol yang ingin mendekati Yebin melainkan cewek itu sendiri.

"Kamu kenapa?" Tanya Yebin pada Jeonghan.

"Nggak nafsu makan."

Seungcheol pikir sikap Jeonghan yang sekarang sangat kekanakan. Lucu sekali anak ini.

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Yebin lagi penuh perhatian.

"Bisa nggak, besok nggak perlu ngajak orang ini gabung makan disini? Perut gue enek setiap lihat dia."

Lah?

Seungcheol kena lagi? Padahal Seungcheol tidak banyak bicara disana, dia hanya menjawab seadanya pertanyaan dari teman-teman Jeonghan,  tapi memang kebanyakan datang dari Yebin. Cowok itu pasti sedang cemburu pada Seungcheol.

Haha, kok dia lucu sih...

Tbc

Kapten Tim Basket kesayangan kita ❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kapten Tim Basket kesayangan kita ❤

OH MY! ✔Where stories live. Discover now