04. Kuliah

5 2 0
                                    

Nampan makanan azlan siap duduk sendiri lumayan menyenangkan azlan cukup lahap memakan makanannya hingga nafsu makannya hilang ia kedatangan 4 manusia berjenis lalat (pendatang) uno,intan,opi dan wini.

Sendok dan garpu dihentakkan semua mata menoleh kearah azlan, mata tajam azlan kembali membalas tatapan mereka takut? Tentu mereka memalingkan tatapannya kembali.

"Galak amat?"Tanya uno lekas duduk disisi kanan azlan.

"Iya lu pms ya?"pekik opi mata azlan menatap tajam opi yang bercanda "Serius amat gue main-main kale".

"Kalian makan aja gue dipanggil dosen"ucap azlan beranjak pergi.

Berempat saling menatap dilanjuti kembali makan.

"silahkan masuk"ucap tono yang mengatur berkas.

"ada apa pak?"tanya azlan sambil duduk.

"nilai kamu masih yang paling tinggi rekor kamu belum terpecahkan jadi bapak harap kam--"

"Ngk apa-apalah pak emang saya gitu mungkin sekedar itu bapak memanggil saya permisi"Azlan pergi secara sopan keluar dengan rasa bangga.

Dikoridor bara terlihat mengejar azlan dari belakang berniat mengejutkan azlan tapi salah azlan berbalik menatap gembira bara.

"tumbenan lu kek rada bahagia"ucap heran bara.

"hah emang kalau orang bejo selalu nomor satu"ucap bangga azlan.

"Rekor lu masih selamat? Lah tantangan gue dulu masih ingat ngk?"tanya bara mengingatkan azlan 1 tahun lalu.

"ngk gue amnesia"azlan berniat menghindari tantangan bara.

"Kamvrett lu, kalau utang gue aja lu ingat"gumam bara.

"utang adalah duit dan duit temennya dompet ngerti"Azlan pergi mengambil earphone ditelinga bara dengan senonoh.

"woi gue masih pake!"tegur bara menunjuk-tunjuk azlan yang sudah pergi.

"bermodal"teriak ejek azlan, bara memayun bibirnya dengan rada kesal.

---------

Zoey kini berdiri didepan pagar universitas garuda nasional yang terkenal bersama hema yang masih sibuk menggeser phonenya mencari Universitas lain.

"ngk usah cari kalau udah didepan mata"ucap datar zoey.

"gue mau carii yang terbaik buat lu"balas hema yang masih sibuk dengan tugasnya.

"kalau gue yang milih tentu baik, entar lu yang milih gue yang susah gimana?"gertak zoey menghentikan aksi hema.

"ya udah, lu hati-hati disini gue bakalan ngk lama kok dibandung"kata hema dengam suara khawatir.

"gue bukan pacar lu yang rela nungguin seorang hema disini udah sana pulang, makasih"Zoey memilih masuk meninggalkan hema diluar pagar padahal hema masih ingin berbicara.

Zoey sudah sampai diloker zoey membuka loker barunya menaruh berbagai barangnya penting termasuk novel 'mariposa' miliknya.

Zoey menutup pintu lokernya disisi kiri seorang pria bersandar diloker samping zoey dia memandang zoey terus-menerus zoey menghela nafasnya menoleh kearah pria yang bernama Bara itu.

"gue murid baru dan ngk butuh pengenalan umum"ucap datar zoey bara sedikit tertarik rasanya dia berbeda dari yang lain.

"Lu bunga Raflesia ya?"tanya bara yang cukup mengherankan, kening zoey mengerut "habisnya lu langkah banget"goda bara menggunakan lesung pipinya.

"khem! Cara ampuh lu ngk mampan dengan kedua lesung lu itu ngk berkhasiat"ketus zoey menutup dan mengunci keras pintu lokernya lalu pergi.

Bara terkekeh menyukai sikap dingin zoey yang langkah pada wanita seumuran zoey.

"hem!belum tau nama bapaknya"gumam bara kembali mengejar zoey.

Zoey memasukki ruangan kepala sekolah yang menjadi bagian keluarganya salah satu saudari alm. Mamanya, zoey duduk bertepatan saling menghadap.

"tante vira?"panggil zoey menghentikan aksi baca vira.

"Zoey? Sejak kapan disitu?"vira yang baru menyadari kehadiran zoey menutup bukunya.

"Baru"ucap ramah zoey, zoey tidak pernah ramah terhadap sesiapa kecuali saudari alm.Vera.

"kesimpulannya kamu mau lanjutin pelajaran kamu? Ngk mau langsung kerja atau--"

"rasanya zoey masih butuh waktu apalagi syok zoey belum stabil"vira menangguk 'iya' sangat mengerti zoey kehilangan sosok penting.

Vira mengambil telepon menghubungi seseorang.

"Tante udah hubungin sekertaris tante kelas kamu berada disebelah senior kamu, tenang aja kalau ada apa-apa tanya tante"zoey mengangguk sangat menghargai vira, zoey beranjak pergi menuju kelas barunya.

AmbivertWhere stories live. Discover now