02. Dingin

20 2 1
                                    

Pagi ini seluruh murid berkumpul mengerumuni papan pengumuman yang berada dipertengahan koridor untuk melihat kelulusan ditahun ini.

Terkecuali zoeyanata geogry atau kerap disebut zoey anak dari pemilik sekolah SMA 1 unggul jakarta utara.

Zoey adalah tipe wanita yang langkah ia tidak menyukai basa-basi dan lebih banyak mendengarkan daripada bicara terlalu banyak sehingga banyak yang mengomentari watak dari zoey bagi zoey terserah mau punya teman berapa itu tidak penting baginya tapi yang tetap zoey percaya adalah hema salah satu teman pria terbaiknya.

Seperti yang diduga ketika semua sibuk mencari nama dan nilainya zoey berdiam diri dengan earphone ditelinganya sambil memperhatikan semuanya sibuk berdesak-desakkan.

Hema salah satunya ikut berdesak-desakkan mencari nama yang bukan namanya sendiri yang dia cari dengan teliti "huruf...Z...paling bawah nah ketemu"ucap hema mundur berlari kearah zoey yang masih sibuk.

"Zoey!........Kita lulus!"seru hema.

Zoey hanya menjawab dengan anggukan hema sedikit kecewa pikiran hema salah hema kira zoey akan bahagia dengan berita yang dia bawah.

"gue pulang duluan bosan disini ribut!"ucap zoey mengangkat tali tasnya untuk pergi.

Hema ditinggal sendiri, hema sudah terbiasa dengan sikap dingin zoey yang selalu menyakiti hatinya.

-------

Azlan mengendarai mobil putih bmw kesayangannya dengan serius azlan sudah melupakan kejadian dipulau lombok tersebut.

Beberapa kali azlan menghela nafasnya dadanya terasa berat untung azlan membawa cadangan obatnya tapi ia kekurangan air mobil azlan menepi parkir turun dari mobil menghampiri kios indomaret.

Azlan meraih satu botol aqua sekarang dia berdiri mengantri dikasir sembari mengeluarkan uang pandangan azlan berubah wanita muda terlihat sibuk mencari minuman azlan terus menatap gerak-geriknya.

Antrian azlan sudah tiba azlan kembali fokus kekasir "terima kasih silahkan datang kembali".

Zoey meneguk minuman sodanya lalu membayar dikasir, zoey keluar kebetulan ada tempat duduk didepan indomaret ia merebahkan setengah badannya kemeja memejamkan matanya dengan tanda kelelahan.

Dari dalam azlan masih ada menatap wanita muda diluar entah dia tertidur atau istirahat dua table sudah dilahap azlan kini dia membaik.

Pandangan azlan tidak lepas dari zoey, zoey sudah tau ada pria yang menguntitnya zoey beranjak pergi walau matanya masih ingin tertidur.

Zoey berjalan dengan mata sedikit tertutup melintasi jalanan yang lumayan sepi, azlan tidak ada niat untuk membuntuti zoey dimata azlan zoey sedikit berbeda dari yang lain, azlan juga tau zoey anak dari siapa.

Zoey pulang menatap rumah besar tidak heran wajah zoey datar bagi zoey suatu keburukan bisa tinggal dirumah besarnya itu makhluk yang zoey benci seisi rumah itu seperti duri yang hinggap ditaman.

Walau zoey benci rumah itu salah satu peninggalan mama zoey yang terakhir dan kini zoey hanya punya kenangan kecilnya dibelakang rumah dan kamarnya.

"Non tuan dan nyonya sedang tidak dirumah jad-"

"bukan urusan saya biarin aja"zoey memotong ucapan maid yang sudah lama tinggal dirumah ini.

Zoey melangkah naik keatas anak tangga memasukki ruang damainya, maid dirumah sudah terbiasa dengan zoey yang cuek dan dingin jadi tidak heran jika gosip disekitar lingkungan bersebaran.

Zoey merebahkan dirinya memejamkan matanya berusaha untuk tidur tapi ini baru pukul 11:14 cuaca masih cerah itu sudah menjadi kebiasaan zoey.

Azlan pulang kembali mengendarai mobilnya, berhenti ditengah jalan seperti mengangkut kucing dari jalan itu bara sahabatnya yang secara tergesah membuka pintu mobil dan naik.

"anterin ke cafe latte cepet"pinta bara tanpa urat malu.

"turun!"ketus azlan berwajah datar.

"lan nebeng juga yak jalan?"bujuk bara memohon.

"ngk turun!"azlan meraih dompetnya mengambil uang hijau Rp20.000 tangan azlan meraih pintu mobil, terbuka "nih".

Bara menerima uang wajahnya mengherankan menatap pintu dan uang yang diberikan azlan.

"Keluar dan naik taksi"ucap padat azlan.

"Hah?"bara menganga tidak menyangka azlan berbuat ini padanya.

Bara turun dari mobil secara perlahan masih dengan wajah itu (heran) sambil mengenggam uangnya.

Pintu mobil kembali ditutup kaca mobil turun terlihat sedikit wajah azlan yang sedang terkekeh kejam menatap bara berdiri heran.

"pake uangnya naik taksi gue ngk bakalan angkut barang kek Lo"ucap azlan melajukan mobilnya.

Bara menghelakan nafasnya dengan berat "menghadapi guru killer emang susah, Taksi!"gumam kesal bara.




AmbivertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang