Jeda Ketiga: Pengusik?

43 4 1
                                    

“Bintang Primela Senja” Seorang guru Bahasa Inggris sedang mencatat nilai pekerjaan rumah siswanya.

“40 Miss” Sahut Senja malu-malu.

Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran yang ia benci.

“Senja kapan kamu mengerjakan PR ini?” Tanya Miss Nia.

“Tadi malem Miss” Jawabnya sambil tertunduk. Miss Nia hanya geleng-geleng.

“Elu sih nggak ngajakin gw ngerjain bareng Dev” Senja menyenggol siku Devi dengan sikunya.

“Kan udah dibilangin di grup kelas, kamu aja yang nggak dateng”

Aish!

--

Sekarang sudah di pelajaran jam terakhir. Seharusnya ada guru matematika yang mengisi kelas 12-A. Namun Pak Dodit tidak masuk.

Kosongnya kelas dimanfaatkan oleh siswanya untuk— terserah mereka sendiri.

Mila, Devi, dan Rangga memanfaatkannya untuk menggosip.

“Tau nggak sih masa si Nanda kelas sebelah itu putus sama di Dopid” Rangga memulai pembicaraan.

Rangga memang tipikal cowok yang cerewet dan ya tukang gosip.

“Ah masa!?”

“Nggak nyangka ya, ada pelakornya pasti”

Dimas memilih untuk mengansos bersama anime yang ia tonton.

Manda, Caca, Rio, dan Noah sedang menonton oppa-unnie kesayangan mereka.

Dan sisanya tidur.

Senja lebih memilih untuk ke kamar mandi.

Setelah beberapa menit ia kembali ke kelas.

Huft masih sama.

Ia berjalan menuju bangkunya. Candra yang berada di belakang bangkunya tersenyum.

Aneh.

Saat Senja ingin minum. Botol minum berwarna biru itu hilang.

Senja menengok ke belakang. Siapa lagi orang usil yang ada di kelasnya. Candra.

Benar saja memang Candra yang menyembunyikan botol Senja.

Saat Senja menengok ke arahnya. Candra segera menelungkpkan kepalanya. Pura-pura tidur.

“Heh! Dimana botol gw?” Senja menggertak meja Candra.

Cowok itu mengangkat sedikit kepalanya.

“Kok Lo main nuduh aja sih” elak Candra.

“Ck! Siapa lagi orang usil di kelas ini, cepat balikin”

“Cari sendiri coba”

Tanpa basa-basi lagi Senja berdiri dan mencari botolnya.

Ia telusuri semua laci meja. Bahkan dalam tas temen-temennya.

Namun masih belum ketemu.

Candra memperhatikan Senja sambil tersenyum.

Lo itu lucu.

Senja hampir menyerah. Tapi ada satu tempat yang ia curigai. Tempat sampah.

Dan benar saja.

Teganya.

Senja menghampiri Candra dengan raut muka kesal.

“Awas Lo!” Ancam gadis itu.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Jan 12, 2019 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

JedaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant