Jeda Pertama

55 4 2
                                    

Sinar matahari pagi yang mengintip dari celah jendela berhasil membangunkan gadis berumur 17 tahun yang masih berselimut.

Senja memaksakan tubuhnya untuk bangun walau kata orang gravitasi di atas kasur sepuluh kali lebih berat dari biasanya, itu benar. Akhirnya ia meninggalkan kasur karena ia harus membuat sarapan seadanya dan bersiap untuk bersekolah.

Roti tawar dengan selai coklat dan susu putih cudah cukup membuat perutnya kenyang untuk setengah hari. Setelah selesai sarapan, lalu ia menuju kamar mandi dan tentunya untuk mandi.

Setengah jam ia habiskan untuk mandi dan berdandan. Tunggu, berdandan? Bagi Senja dan remaja cewek lainnya mulai memperhatikan penampilan adalah penting. Secara mereka adalah para remaja apalagi cewek.

Gadis berambut pendek sebahu itu hanya mengoleskan pelembab di wajahnya dan sedikit olesan lip-tint di bibirnya supaya tidak terlalu pucat.

Selesai!

Senja melihat jam tangannya. 06.55.
“Ah! Udah jam segini” gadis itu mempercepat langkahnya. Ia tidak mau terlambat di hari pertamanya di kelas 12.

Jarak tempat kost Senja tidak terlalu jauh dengan SMA-nya, tapi karena sedikit kesiangan ia terpaksa harus berolahraga alias lari.

Beruntungnya, ia masih belum terlambat. Saatnya Senja menuju papan pengumuman untuk mencari kelasnya. Ya, setiap semester pasti terjadi pengacakan kelas yang kadang membuat dongkol para siswanya. Entah kenapa sistem sekolahnya begitu. Katanya supaya para siswa bisa beradaptasi dengan teman seangkatannya. Hmm... tapi yang ada mereka terpisah dari sahabatnya.

Sekolah Senja adalah sekolah swasta yang tentunya berbeda dengan sekolah negeri. Selain memiliki fasilitas yang lebih perbedaan sekolah swasta dengan sekolah negeri adalah sistemnya. Di sekolah swasta lebih memperhatikan siswanya dalam mengeluarkan pendapat. Kelas lebih banyak diisi dengan presentasi dan adu pendapat antar siswa.

Sedangkan sekolah negeri lebih ke mengikuti pelajaran yang ada di buku dan mengikuti arus pendidikan dari pemerintah. Ah tapi tentunya kedua jenis sekolah tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu mencerdaskan siswanya.

Senja berusaha menyelip diantara siswa-siswa yang juga mencari namanya masing-masing.

“Bintang Primela Senja... Bintang Primela.. Bintang Prime-“ Telunjuknya sibuk menunjuk kertas yang tertempel di papan pengumuman dan bibirnya sibuk mengeja namanya.

“Kelas 12-A” akhirnya Ia menemukan kelasnya.

Gadis itu segera keluar dari kerumunan dan berjalan menuju kelas 12-A. Tiba-tiba ada seseorang yang berjalan di sampingnya. Menyamakan langkahnya dengan langkah kaki Senja.

“Eh Senja, kita sekelas loh. Bareng yuk!” tanpa basa-basi cowok itu menyenggol bahu Senja. Gadis itu sedikit kaget.

“Lo-?”

“Marselo Candra Winata. Masa Lo nggak tau gw sih?” cowok itu mengulurkan tangannya.

Ah iya.

Candra adalah cowok yang cukup dikenal oleh seluruh siswa di sekolah. Mulai dari adik kelas dan kakak kelas. Orangnya supel sama siapapun terutama sama cewek. Sehingga banyak cewek yang kelewat baper sama dia. Dari situlah julukan playboy tersemat dalam namanya.

“Iya, gw udah tau kok. Cuma lupa aja tadi” gadis itu tak membalas uluran tangan Candra.

Bagaimana Senja tidak tahu. Waktu dia kelas sebelas banyak anak cewek di kelasnya yang gosipin dia. Sampe enek dia mendengarnya. Gosip yang pernah ia denger adalah kalo cowok itu deketin Erlin temen sekelasnya dan akhirnya cuma jadi friendzone.

“Alah banyak alesan deh lo” cibir Candra.

Gadis itu lebih memilih diam daripada menanggapi omongan Candra.

Eh- tunggu bagaimana cowok itu mengenal Senja. Maksudnya bagaimana ia bisa tahu kalo dia adalah Senja. Secara gadis itu termasuk gadis pendiam dan cuek?. Dan tentunya karena itulah dia dikenal oleh beberapa orang termasuk Candra.

Tanpa disadari mereka sudah sampai di depan kelas 12-A

“Aish! Kok diem sih. Ekhemm... gw duduk deke-“

“Senja! Loh kita sekelas lagi nih?! Yeayyy!!” teriakan itu berhasil memotong kalimat Candra.

Seorang cewek manis berambut panjang serta bando warna pink yang menghiasi kepalanya itu lari menghampiri Senja di depan pintu dan memeluknya.

Namanya Clarisa Deviaristi, sahabat Senja sejak jadi siswa SMA. Panggil aja Devi, sifatnya manja, cerewet, tapi pintar. Ia sering mengikuti olimpiade kimia pernah sekali ia lolos ke tingkat nasional namun belum juara. Tapi itu sebuah kemajuan yang besar bukan.

“Bersyukur dah gw” tentu saja Senja senang. Lalu ia melepaskan pelukan Devi. Senyumnya merekah.

“Yaudah yuk, duduk di samping gw” Devi menggandeng tangan Senja.

Meninggalkan Candra yang secara tiba-tiba terasingkan ketika kedua sahabat itu bercengkrama.

Candra menggaruk tengkuknya dan berjalan menuju tempat duduknya. Persis di belakang Senja.

“Senja, Lo tau nggak SNSD mau comeback!” Ujar Devi dengan semangat.

Namun karena Senja yang nggak tau apa-apa tentang hal yang berbau Korea dia hanya meresponnya dengan-

“Oh ya?”

“Iya! Entar sore videonya update trus temanya holiday gitu. Jadi nggak sabar deh!” ia mengerjapkan matanya. Wajahnya terlihat senang sekali.

“Tapi gw lebih suka Blackpink” tiba-tiba suara bariton ikut nimbrung dalam pembicaraan kedua cewek itu.

Eh!- secara bersamaan mereka menengok kebelakang.

Candra?

Oh iya Senja hampir lupa bahwa tadi ia memasuki kelas bareng cowok itu.

“Senja, kok Lo tega sih ngelupain gw waktu ketemu cewek ini” Candra memajukan dagunya menunjuk Devi.

“Ya iyalah! Gw kan sahabatnya, sedangkan elu siapa? Playboy cap badak! Lagian ngapain sih Lo ikut nimbrung pembicaraan orang” cibir Devi kelewat cempreng suaranya.

Senja tertawa kecil mendengar perkataan sahabatnya itu.

“Apaan si Lo! Terserah gw lah” balas Candra sambil memajukan bibirnya.

“Sorry~” ucap Senja.

"Iya, dimaafin kok Senja" cowok itu menunjukkan cengirannya.

"Senja, Lo jangan deket-deket sama tuh bocah. Dia kan deketin banyak cewek." Ucap Devi ketus.

"Iya gw tau kok" balas gadis berambut sebahu itu.

"Jangan dengerin omongan dia, Senja. Gw baik kok baik plus rajin menabung. Lagian gw bukan playboy. Kalian aja para cewek yang dikit-dikit baper" timpalnya membalas perkataan Devi.

"Elah cowok mah banyak alesan!"

"Sewot aja Lo!"

Candra tahu apa yang ia perbuat selama ini. Tapi dia berpikir maksud dia baik kesemua adalah hanya untuk mencari teman. Tapi itu disalah artikan oleh sebagian orang. Atau malah semua orang.

Julukan playboy dimata semua orang tak ia pedulikan lagi. Ia terlalu malas untuk mempermasalahkannya.

Dan pada semester baru ini dia ingin mencoba untuk berubah. Apakah dia akan berhasil?.

~~~~
Hello readers!
Mumpung masih liburan jadi bisa update deh.. wkwkwk...
Oya ini jeda pertama, mungkin part ini terlalu mainstream :' tapi nanti gw usahain kedepannya nggak terlalu mainstream kek yg lain. So, happy reading and waiting for the next chapter!!! 😘😘
Salam manis, semanis kopi Senja!

JedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang