Desahan Malam (ipen wiken 5 jan 19)

3 1 2
                                    

PseuCom

Mbol duduk di depan komputernya sambil menggaruk kepala yang sebetulnya tak gatal. Tema penulisan minggu ini adalah tahun baru yang ternoda. Dan ia dengan bingung menatap kursor yang berkedip tanpa mengetik satu kata pun. Sungguh ia tak tahu apa yang harus ia tulis. Otaknya seakan berhenti bekerja. Padahal deadline tugas menulisnya tinggal sebentar lagi dan ia masih harus merevisi tulisannya sebelum dikirimkan maksimal pada tengah malam nanti.

Ia menghela napas. Tahun baru, tugas baru, kegiatan baru. Tapi malam ini sungguh sulit membuat dirinya berkonsentrasi. Sejak tadi ia mendengar suara yang cukup mengganggu dari kamar sebelah.

Diambilnya segelas minuman bersoda dari kulkas kecil di samping ranjang. Perlahan di teguknya minuman dingin itu. Menikmati rasa segarnya sambil berharap kata-kata akan segera meluncur dari otaknya.

"Ahn.." Suara desahan lirih terdengar dari dinding di sampingnya.

Minuman dingin itu pun sukses tersembur dari mulutnya. Membasahi hampir seluruh layar monitor di hadapannya. Sambil mengumpat, ia meraih kotak tisu di sampingnya dan segera membersihkan semua cairan lengket di hadapannya. Warna putih suci tisu itu berubah menjadi orange.

"Aaah... Jangan... Jangan sentuh itu. Aaah..." Suara dari sebelah semakin nyaring.

*Sialan!!* Mbol kembali memaki dalam hati. Ini sungguh mengganggu konsentrasinya. *Eh, tunggu...* Mbol tiba-tiba teringat sesuatu. Penghuni di kamar sebelahnya seorang pria. Dan suara yang barusan di dengarnya juga sepertinya suara pria. Mbol langsung bangkit berdiri. Terburu-buru mendekati dinding di belakangnya dan terjatuh karena tersandung kabel di bawah kursinya. Ia mengumpat kesal karena rasa sakit yang lumayan terasa di dagunya.

*Demi bidadari kayangan!! Kamarnya memang sudah seperti kandang sapi!!*

Sambil mengusap-usap dagunya yang terantuk lantai, Mbol menyingkirkan tumpukan buku dan CD yang berserakan di lantai lalu duduk dan menempelkan telinganya pada dinding yang menjadi sumber suara.

"Aaaah!! Lebih cepat!!" Suara desahan itu semakin keras, disusul dengan lenguhan suara yang berbeda dan bunyi decit ranjang yang menghantam dinding.

"Wah... Adegan percintaan di kamar sebelah hot juga ternyata." Mbol tersenyum mesum sambil bergumam. Kemudian merutuki dirinya sendiri atas kesukaannya pada semua hal yang berbau sex, kecuali melakukannya sendiri. Sungguh nista otaknya ini. Padahal rencananya di tahun yang baru ini ia ingin bertobat dan meninggalkan semua itu. Menjadi pribadi yang lebih baik dan kembali ke jalan lurus. Tapi sepertinya resolusi tahun barunya itu hanya angan semata. Ia merasa sudah terjerumus terlalu dalam.

"Aaaah!! Aku keluar!!" Salah satu dari orang di sebelah berseru kencang.

Suara-suara itu berlangsung cukup lama sebelum terdengar suara jeritan puas dari kamar sebelah. Dan setelahnya suasana kembali menjadi hening. Mbol menatap jam tangannya sambil mengangguk, mengingat waktu berlangsung adegan di kamar sebelah.

Mbol mengusap dahinya yang berkeringat. Tubuhnya gemetar saking bersemangat. Mendengar suara mereka bercinta cukup membuatnya panas dingin. Ini memang bukan sesuatu yang ingin ia dengar. Tapi sudah terlanjur menodai telinga dan pikirannya. Aah... Pengalaman baru di tahun yang baru. Mungkin berikutnya ia akan mencoba genre BL. Sepertinya menarik juga.

Mbol mencoba mengatur napasnya demi meredakan debaran jantung yang tak terkendali. Perasaannya sangat bersemangat, seperti menemukan mainan baru. Ia lalu kembali ke hadapan komputernya dan mulai merangkai kata-kata yang sudah terbentuk di otaknya. Berharap tugas menulisnya kali ini selesai tepat waktu.

Stories and NotesWhere stories live. Discover now