Ipen Wiken, 23 Feb 19

1 0 0
                                    

PseuCom

Ipen Wiken, 23 Februari 2019

Tema : Reuni Tak Terduga

Jalanan hari ini sangat ramai, maklum ini tepat jam pulang kantor. Macet di mana-mana. Mbol dan Mbel pulang bersama dengan mobil Mercedes Benz hitam milik Mbel. Walaupun mereka kembar, tapi jabatan dan penghasilan mereka sangat berbeda. Katakanlah, Mbel adalah salah satu atasan Mbol. Fasilitas yang didapat Mbel salah satunya adalah mobil mewah ini. Maka itu, Mbol senang menumpang di mobil Mbel, agar irit ongkos.

Tapi hari ini berbeda. Mereka akan pergi kencan sepulang dari kantor. Mbel mengajak Mbol dinner di salah satu restoran di hotel bintang lima. Sebenarnya Mbol malas. Ia tak suka menghamburkan uang hanya untuk makan. Walaupun, Mbol sangat sering menghabiskan gajinya untuk memborong cokelat dan es krim di mini market. Ia akhirnya mengiyakan ajakkan Mbel setelah kakak kembarnya itu memaksa tanpa kenal kata menyerah. Ya. Setelah sekian lama menjadi anak tunggal, kini Mbol resmi kembali menyandang status beruju di keluarganya.

Memasuki area restoran, kepala pelayan menyambut dan mengantarkan mereka ke meja. Mbol merasa sangat tak nyaman makan di tempat mewah seperti itu.

"Richard? Kamu makan di sini juga?"

Suara seorang wanita membuat mereka kaget. Mbel segera bangkit dan menghampiri wanita itu.

"Mama! Dateng ke sini, kok, ngga ngabarin aku?"

Mbol terpaku di tempatnya. Mama. Wanita yang terakhir dilihatnya dua puluh tahun lalu, kini berdiri di hadapannya. Tak sengaja, tatapan mereka pun beradu.

"Rendy?"

Mbol tersenyum. Ternyata mama pun tak melupakannya.

"Apa kabar, Ma?"

Wanita itu pun setengah berlari menghampiri Mbol. Peluk dan cium disela-sela tangis haru tak dapat dihindari. Mbol memeluk erat mamanya. Membelai ringan punggung wanita yang dirindukannya itu. Mbel menuntun mereka ke ruangan VIP agar terlindung dari mata para pecinta gosip.

"Maafin mama, ya, Ren? Mama ngga pernah jenguk kamu. Tapi percayalah ... mama ngga pernah sekalipun melupakan kamu."

Lagi-lagi Mbol tersenyum penuh pengertian.

"Rendy tau, Ma. Richard udah cerita semuanya. Mama ngga usah khawatir. Rendy mengerti, kok. Udah, ya, Ma. Jangan sedih lagi. Kita makan saja, yuk."

Mbol sibuk menenangkan mamanya yang masih saja menangis haru. Ia melirik Mbel yang sedang ngobrol dengan ayah tirinya. Memberi Mbel kode agar ikut membantunya.

"Iya, Ma. Yuk, kita makan bersama aja," kata Mbel sambil menuntun sang mama untuk duduk.

Ayah tiri Mbel langsung ikut duduk di samping istrinya sambil menggenggam erat jemari tangan sang istri. Awalnya, Mbol membayangkan ayah tiri Mbel akan sejelek Lutung Kasarung tapi kaya. Ternyata ia salah. Mr. Smith ternyata cukup tampan dan sangat kaya raya.

Makanan pesanan mereka datang. Mbel memesan seporsi kodok bangkong. Mbol sampai ngeri melihatnya.

"Cepet dimakan ramennya, Mbol. Nanti keburu bengkar." Mbel menyodorkan semangkuk ramen ke hadapan Mbol.

"Kamu juga makan kodok jangan banyak-banyak. Richard. Nanti bludreknya naik. Ayo, Ren, makan. Anggap aja kita lagi reunian."

Mbol mengangguk. Saat ini perasaannya campur aduk. Melihat Mbel, mama dan ayah tirinya berinteraksi membuat Mbol merasa ditinggalkan. Ia senang melihat Mbel dan mamanya bahagia, tapi rasanya ia tak bisa menjadi bagian dari mereka sepenuhnya. Mbol menundukkan badannya. Pura-pura memperbaiki buhul sepatunya. Padahal, ia menyembunyikan air mata yang hampir saja menitik. Dalam hati ia berdoa, semoga acara makan malam ini cepat selesai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 25, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Stories and NotesWhere stories live. Discover now