Part 6

4.1K 88 3
                                    

'Pondasi kuat rumah tangga adalah kejujuran.
Sedang hiasan terindahnya adalah kepercayaan.'

_________________

'uweekk uweeekkk..

Sejak tadi pagi Ayya memuntahkan makanannya, ia terus saja bolak balik ke kamar mandi.
Untung saja hari ini Irfan sedang libur, jadi bisa stay menemani istrinya.

"Kita ke Dokter yah ?" Irfan memijit tengkuk leher Istrinya,

"Engga usah, paling Aku cuma masuk angin doang !" Jawab Ayya lemas

"Emang jahat tuh angin ?" Irfan membuang nafas lesu

"Jahat kenapa ?" Ayya mengernyitkan dahi tanda heran

"Iya, jahat.
Seenaknya aja keluar masuk ke Nyai, padahal kan itu tugas 'Adik' Akang." Irfan nyengir terkekeh

"Issh, Akang.
Siang Bolong gini, ngomongin itu !" Ayya terkekeh geli

Setidaknya Irfan berhasil mengukir senyum dan tawa di wajah Ayya yang pucat hari ini.
Lalu mereka duduk berdua di depan televisi.

"Sore Kita ke Klinik ya, Akang gak mau liat Nyai sakit karna Angin. " Irfan mengecup Kening istrinya

"Nyai itu cuma boleh, sakit keenakan karna bobok sama Akang." Lanjut Irfan memeluk istrinya,

Mata Ayya terbelalak atas tingkah konyol suaminya itu.
Terlihat sekali jika Irfan menyembunyikan rasa khawatir terhadap istrinya.

"Stick kentang jualannya mang jaja,
Ih Akang bisa aja." Ayya terkekeh geli, karna pantunnya sendiri.

"Padahal lagi sakit,
Uhh,, Akang makin Cintaaahh sama Nyai !" Irfan memeluk istrinya.

"Istirahat Nyai, jam 4 sore kita ke klinik." Irfan mengelus-elus pundak istrinya..

Ayya mengangguk lalu kemudian tertidur di pelukan Irfan.

****

Irfan melaju kan motornya dengan kecepatan standar, di tengah rintik hujan yang mulai turun.
Ia menepi di sebuah minimarket, sebelum hujan turun makin deras.

"Akang, Aku pengen permen itu ." Pandangan istrinya seolah berbinar, ketika melihat anak kecil dengan lollipop berbentuk heart.

"Aiih, tumben kayak bocah ?" Ledek Irfan

"Aku kan baru 19 tahun 4 bulan 10 hari, masih muda . " Ayya menjawab judes.

"Iya deh, iya !
Kuy, masuk mini market." Ajak Irfan sambil menaik turunkan alisnya.

1 jam sudah mereka menunggu hujan reda di minimarket, tapi sepertinya hujan masih ingin menangis.
Ayya terlihat agak membaik setelah mendapatkan permen yang ia mau.

"Hujannya awet ya ?" Seorang perempuan yang tanpa permisi menghampiri keduanya, lalu ikut duduk bersama.

"Bila ." Irfan menatap setengah kaget.

Ayya hanya tersenyum dengan raut muka seolah mengingat-ingat.

"Masih ingat Aku, Ay ?" Nabila tersenyum tipis.

"I-ingat, Bil." Ayya menjawab sedikit ragu.

Tiba-tiba saja ia mengingat pesan di ponsel Irfan setahun lalu, sehari setelah pernikahannya.
'Jadi, ini Nabila itu.' Batin Ayya

"Ngapain kamu disini ?" Nada suara Irfan berubah datar, ia tak ingin lagi menyalakan api yang dulu pernah menghangatkan hatinya.

"Habis ketemu Luli." Nabila menjawab datar

Ayya tersenyum kecut dengan percakapan mereka. Terlihat jelas mereka menyembunyikan sesuatu, mungkin sempat ada pertikaian dulu !
'hati Nyai acak-acakan, Akang.' Ayya meracau dengan hatinya.

Nikah Muda (Pacaran Halal)Where stories live. Discover now