Bab 2

75.8K 4.4K 185
                                    

Beberapa saat lalu Ata pergi berbelanja bahan makanan untuk sarapan kami. Yah, karena ini rumah baru yang memang disiapkan untuk kami berdua, tidak mengherankan jika kulkas yang ada di dapur masih kosong.

Awalnya aku sedikit tidak menyukai prinsip Ata yang menyiapkan rumah khusus untuk kami tempati berdua di saat sudah menikah seperti ini. Aku ingin kami berusaha memulai segala sesuatunya dari nol dahulu. Mungkin kami bisa mencari rumah kontrakan, kemudian menabung bersama sedikit demi sedikit, lalu barulah kemudian membeli rumah dan lain sebagainya.

Tapi yah mungkin ini juga tidaklah terlalu buruk, mengingat kami sudah menempati rumah ini sejak semalam. Sejak malam pertama kami. Jika kami harus menginap di rumah orang tuaku, maka keributan tadi pagi mengenai bisa atau tidaknya aku berjalan, yang entah dari mana begitu diyakini oleh Ata, akan terdengar oleh seisi rumah. Memalukan!

Nah, kembali ke Ata. Kenapa hanya dia seorang diri yang pergi berbelanja? Kenapa aku tidak ikut pergi untuk menemaninya?

Jangan salahkan aku. Ata sendiri yang meminta. Ia masih meyakini paham rasa perih dan sakit hingga tak bisa berjalan selepas kehilangan keperawanan dengan begitu berlebihan. Ditambah lagi karena selepas subuh tadi ia menarikku kembali ke ranjang kami, dia merasa aku menjadi begitu tak berdaya karena hal itu sehingga harus menetap di rumah. Padahal untuk berlari saja aku bisa melakukannya.

Perlu dicatat! Aku akan mencekik Aldino bila bertemu dengannya nanti. Teganya dia meracuni pikiran polos suamiku itu. Rrrrr.....

Merasa seperti orang tolol yang terperangkap di dalam kamar dan demi memberantas kebosanan sekaligus menuntut sebuah penjelasan, aku meraih ponselku dan mengirimkan sebuah pesan dari sebuah aplikasi chat popular kepada teman baikku sambil menunggu kepulangan Ata.

To: My Precious Ella

Darl, katanya nggak sakit. Tapi kok semalem sakit ya...

Send!

Aku ingin menuntut penjelasan pada ibu satu anak itu. Dia bilang saat kehilangan keperawanan rasanya tidaklah sakit. Terus kenapa semalam rasanya perih ya?

From : My Precious Ella

Duuuh yang sekarang udah sah jadi wanita sesungguhnya. Istrinya si Atap muka rata. Suit.. suit... suit...

Emang nggak sakit kok, Cinta. Nyeri sedikitlah. Kamunya yang terlalu tegang kali. Relax.... relax...

Aku tersenyum membaca balasannya. Sejak dulu Ella gemar sekali menyebut suamiku itu Atap. Althaf terlalu bagus katanya. Aku pun mengetikkan balasanku.

To: My Precious Ella

Sakit tau!

Eh tapi emang semalam akunya juga terlalu tegang kali ya. Habisnya Ata pake nyebut-nyebut soal cinta terpendamnya aku ke dia pas SMA dulu segala sih, aku kan jadi panik dan malu. Kira-kira dia tau dari mana ya?

Tak lama setelah balasanku terkirim, tiba-tiba datang panggilan masuk dari pihak yang sedang mengobrol bersamaku ini.

"Eh sumpeh lo si Atap tau kalo kamu itu fans nya dia sejak SMA?" Ella bertanya heboh dari seberang sana, persis saat aku baru saja menerima panggilannya.

"Iya. Aku aja bingung kok bisa-bisanya dia tau. Kan yang tau hal ini cuma kita berdua."

"Si Rara gimana? Bukannya kamu pernah cerita juga sama dia?"

"Belum. Aku belum cerita sama dia. Mampus deh kalo dia tau, bakal dicekik aku karena nggak pernah cerita sama dia."

"Hahaha...nggak lah. Kan kamu my precious Fifa-nya dia."

Jodoh Gak Kemana [Re-publish]Where stories live. Discover now