Bab 15 c

28.4K 2.8K 332
                                    

Pemanasan biar bisa rajin nulis lagi, saya re-publish dulu bab ini ya.

Versi revisi nanti akan saya update di KaryaKarsa, cari aja akun Kyurara di sana ya. Tadi ada yang saranin publish lengkap di sana. Saya udah pikirin ini juga dari kemarin-kemarin, cuma belum sempat ngerjainnya. Hari ini mumpung weekend jadi diusahakan buat bikin akun dan publish bab di sana.

Happy reading ^^

-------------------------------------------------------------------------------------

"Sonia, tolong ambilkan Tante jahe."

Setelah membongkar belanjaanku dan Ata beberapa menit yang lalu, tante Ratna kini memulai kelas memasaknya bersama Sonia. Berkutat dengan segala macam bumbu-bumbu untuk membuat menu yang dicetuskan oleh Kanjeng Tante kemarin. Ayam gulai hijau, cah kangkung saus tiram, dan tempe mendoan.

Tapi dengan lugunya Sonia malah menyerahkan sepotong lengkuas pada Tante Ratna.

"Duh, Sonia, itu lengkuas bukan jahe." Tante Ratna menggelengkan kepalanya, membuat Sonia menarik kembali tangannya.

Aku tertawa di dalam hati. Yang benar saja, masa dia tidak bisa membedakan jahe dan lengkuas.

"Ups, maaf salah ambil, Tan." Lalu dengan sok kerennya dia kembali menyerahkan sepotong serai pada tante Ratna.

Muka Kanjeng Tante langsung merah padam.

"Ini serai, Sonia. Jahe yang itu," tunjuk tante Ratna pada barisan bumbu-bumbu di atas meja.

"Yang ini, Tan?" tanya Sonia mengangkat potongan kunyit dengan muka polos.

Sekilas kulihat tante Ratna menggeram. Nah, kesal juga Kanjeng Tante akhirnya.

"Yang ini, Son." Aku meninggalkan kegiatanku dan maju untuk membantu, lalu menyerahkan jahe pada Sonia yang langsung buru-buru menyerahkannya pada tante Ratna.

"Maaf ya, Tante. Saya suka kebalik-balik sama jahe, lengkuas, dan kunyit," kata Sonia dengan muka sok malaikat. Tapi tentu saja berhasil. Tante Ratna memaafkannya begitu saja.

"Nggak apa-apa, namanya juga belajar," kata tante Ratna dengan wajah penuh kasih.

Aku menghela nafas lelah melihat adegan yang tengah berlangsung, lalu kembali fokus untuk menuang jus stoberi yang dipesan Ata tadi ke dalam gelas. Suamiku itu telah menunggu jus pesanannya sambil bercakap-cakap dengan mas Risyad di teras belakang.

"Cepet diantar, Fa. Habis itu kamu bikin bumbu untuk cah kangkung dan tempe mendoannya." Tante Ratna menoleh padaku sambil memberi titah.

"Iya, Tan," sahutku lalu meletakkan dua gelas berisi jus tadi ke atas nampan. Untuk Ata dan juga mas Risyad.

"Biar aku saja." Tiba-tiba Sonia langsung menyambar nampan dari tanganku saat aku hendak membawanya keluar dapur. "Kamu kerjain aja apa yang disuruh Tante tadi. Biar aku yang antar," kata Sonia yang sebelum aku sempat menjawab langsung membawa kabur nampan tersebut.

Untung saja tidak tumpah. Ck...

Mencoba bersabar, akhirnya kubiarkan saja si tiang jemuran itu yang mengantarkan jus tersebut lalu mulai menyiapkan bahan sesuai yang diperintahkan tante Ratna tadi. Membuat bumbu untuk tumisan kangkung dan tempe mendoan tidaklah sulit karena sejak dulu aku memang sering membantu ibu memasak.

Tak lama kemudian Sonia kembali lagi ke dapur. Kupikir tadi dia akan berlama-lama di sana, tapi rupanya tidak. Syukurlah jika dia memang ingin serius belajar memasak.

Tante Ratna kembali membagi tugas. Karena aku yang membuat bumbu, Sonia ditugaskan untuk menyiangi kangkung. Rupanya pembagian tugas dari tante Ratna ini cukup adil juga. Aku tidak selalu menjadi bawang putih yang ditindas oleh bawang merah dan ibu tirinya di sini.

Jodoh Gak Kemana [Re-publish]Where stories live. Discover now