Lega

1.5K 69 0
                                    

YOUNG WIFE
Part 17
By: R. Ana

Setelah empat hari di rumah sakit akhirnya Azkam di perbolehkan pulang.

"Akhirnya .... aku bisa pulang," ujar Azkam setiba di kamarnya, duduk di tepi ranjang.

"Aku juga lega," sahut Zalila, duduk depan meja rias, meletakkan bawaannya di sana. "Ngeri lama-lama di rumah sakit!"

"Kenapa?"

"Aa' pake nanya lagi, udah tau aku hampir tiap malam tidur tidak nyenyak, ngebayangin arwah orang-orang yang sudah mati, hi..... takut aku!" jelasnya mengkidik ngeri.

Azkam tersenyum melihat tingkah Zalila. "Kamu lucu!"

"Udah tahu! Aa' sering bilang kayak gitu. Basi!"

Azkam berdiri lalu berjalan mendekat ke arah Zalila, berdiri di belakangnya, memandang wajah Zalila di cermin. Menatapnya lama. "Kenapa waktu di rumah sakit Neng tidak mau pulang kerumah sama sekali?" tanya Azkam serius.

Zalila menatap wajah Azkam di cermin sesaat, lalu menundukkan kepalanya. Ia bimbang, apakah ia akan memberi tahu tentang Adam pada Azkam.

"Katakan saja!" ujar Azkam lagi seolah tahu jalan pikiran Zalila. "Aku janji tidak akan melakukan apapun yang tidak kamu sukai."

"Ini tentang Ustadz Adam .... " ujarnya pelan. "Aku bertemu dengannya saat Aa' tidak disini."

"Lalu?" tanya Azkam penasaran, mencoba menahan emosinya, berusaha membiarkan Zalila menjelaskan sampai selesai.

"Dia mengungkapkan perasaannya padaku, tapi ia menyesali perasaan yang muncul tanpa ia duga, memang siapa yang bisa mencegah rasa, tidak ada kan?, Aa' jangan marah sama Ustadz Adam ya...." Zalila memohon. Mengalihkan pandangannya langsung menatap wajah Azkam lekat.

"Demi kamu, aku tidak akan melakukan itu," ujar Azkam geram menahan emosi.

"Maaf, aku tidak segera memberi tahu tentang ini padamu."

"Tidak apa-apa," ujar Azkam mengusap kepala Zalila lembut.

"Tapi, Aa' janji tidak marah sama Ustadz Adam kan?"

Azkam menganguk dan melempar senyum termanis padanya. Meyakinkannya.

***

Malam semakin mencekam, pikiran Azkam terus berputar-putar memikirkan apa yang di katakan Zalila tentang Adam. "Kurang ajar dia!" geramnya.

Ia berpikir untuk menyampaikannya pada Pak Kiyai agar bisa mengambil tindakan atas tingkah Adam yang sudah keterlaluan. Ia berdiri. Pergi berjalan menemui Abahnya.

"Assalamualaikum!" Panggilanya ketika sampai di depan kediaman Pak Kiyai. "Abah!" ulangnya.

Beberapa saat terdengar langkah dari dalam dan suara pintu di buka.

"Walaikum salam," ujar Bu Nyai menyambut Azkam. "Ada apa Nak?"

"Abah mana Mi?" ujarnya sambil mengamit tangan lembut Bu Nyai. Menciumnya.

"Di dalam, tunggu sebentar, Abah masih di kamar mandi."

"Iya Mi."

"Ada apa?" tanya Bu Nyai penasaran.

"Ada sedikit masalah yang harus di selesaikan Mi, dan Azkam berniat meminta tolong Abah."

"Ada apa Azkam?" Suara Pak Kiyai tiba-tiba menyahut, lalu duduk di kursi samping Bu Nyai.

Azkam mengamit tangan Pak Kiyai dan menciuminya. "Begini Abah," Azkam bersiap menjelaskan. "Masalahnya masih tentang Adam Abah, ia sudah berani mengungkapkan langsung perasaannya pada Zalila secara terang-terangan, untungnya tidak banyak yang mendengar, hanya seorang santri yang bertugas menjaga koperasi, saat itu."

young wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang