Tikai

1.5K 58 0
                                    

YOUNG WIFE
Part 14
By: R. Ana

Kedekatan antara Zalila dan Azkam semakin terjalin, Zalila tidak lagi menolak jika Azkam menyentuh atau memegangi tangannya, bahkan sering mereka masak berdua di dapur. Tentu Azkam sangat pintar memasak karena ia sudah terbiasa masak sendiri dari dulu. Malah Zalila yang perlu banyak belajar lagi, karena memang dari dulu ia hanya sekedar membantu Bu Nyai di dapur, seperti mencuci piring, membersihkan meja makan. Dan melakukan apa perintah Bu Nyai jika disuruh saja.

Azkam berayukur karena lambat laun ia dapat menumbuhkan benih cintanya di hati Zalila, meski masih berupa tunas kecil yang rentan patah tapi Azkam akan menjaga cintanya benar-benar tumbuh untuk dirinya.

Sedang Zalila berusaha menjadi istri yang baik untuk lelaki yang insaallah dipilihkan Allah untuk dirinya, ia berusaha berdamai dengan keadaan dan terbukti ia dapat menerima dan sedikit bahagia mulai menelusup dalam relung hatinya. Ternyata benar, melawan keadaan hanya membuatnya semakin menderita saja.

"Zalila!" Panggil Azkam saat mereka di dalam kamar.

"Hemmm!" Sahutnya, tanpa mengalihkan matanya dari novel yang ia baca.

"Dengar tidak? Tentang kabar angin yang bertiup kencang akhir-akhir ini."

"Ish...! Sok nyastra lagi, biasa aja napa. Kabar apaan?" Zalila melirik Azkam sejenak lalu kembali terpaku pada novel yang dibacanya.

"Tentang Ustadz Adam, katanya dia mau di jodohkan dengan salah satu santriwati di pondok ini."

"Terus?" tanya Zalila acuh.

"Terus masuk jurang," jawab Azkam ngasal karena merasa dirinya tidak di hiraukan sama sekali.

"Kok masuk jurang?" Tanya Zalila bingung, meletakkan novelnya.

"Iya, ceritanya masuk jurang karena aku nggak di hiraukan alias diabaikan!" jawab Azkam makin ngasal karena kesal.

Zalila tertawa lepas, menimpuk Azkam dengan bantal. "Kenapa diam saja, ayo lanjut ceritanya, janji tidak akan mengabaikan lagi," ujarnya sambil mengangkat dua jarinya memasang wajah seimut mungkin.

"Tidak jadi!"

"Marah?"

"Tidak."

"Lalu?"

"Pengen dekat-dekat kamu," ujarnya tersenyum lembut.

"Lebay."

Azkam mendekat lalu menutup mulut Zalila dengan satu telapak tangannya. Azkam mencium keningnya, kedua matanya, hidungnya, terakhir kedua pipi Zalila yang memerah secara bergantian.

"Terima kasih membiarkanku mencintaimu," ujar Azkam. "Aku janji tidak akan menyentuh bibir ini tanpa izinmu, untuk itu aku menutup bagian ini."

Zalila melepas tangan Azkam yang menutupi mulutnya, lalu secepat kilat memberikan kecupan di pipi Azkam yang masih di hadapannya, lalu ia menutup dirinya dengan selimut. Bersembunyi. Menyembunyikan segala rasa yang bergelayut di hatinya entah malu atau apa yang sejenisnya ia hanya tidak ingin Azkam melihat saat ini lalu menggoda dirinya sebuas hati, seperti yang lalu-lalu.

"Aduh!" Azkam memegangi pipinya dengan senyum bahagia. Serasa kupu-kupu berterbangan di sekitarnya. "Tadi benar, bukan mimpi?" Goda Azkam mendekat pada wajah Zalila yang tertutup.

Zalila mencubit Azkam sembarang.

"Awww! Nyubit jangan keras-keras napa Neng, sakit tahu!" Keluhnya sambil mengelus paha yang kena cubit istrinya. Lalu ia memaksa menarik selimut yang menutupi Zalila, dengan sekuat tenaga Zalila menahannya.

young wifeWhere stories live. Discover now