Biarlah cinta tumbuh

2.1K 77 1
                                    

#Young_wife
Part 7
By: R. Ana

Senja di sore hari nampak bersinar sempurna , memberi kesan terindah pada makhluk yang melihatnya. Para tamu sudah pulang. Hanya menyisakan sebagian tetangga yang membantu Bu Fatimah membereskan dapur dan segalanya.

Sedang Zalila berada si dalam kamar, menghapus riasan wajahnya di depan cermin, juga mencopot berbagai aksesoris yang menempel di kepala. Tiba-tiba saja Azkam masuk ke kamar tanpa Zalila sadari.

"Butuh bantuan?" tanyanya menawarkan diri.

Zalila menoleh dan bediri menghadap lawan bicaranya, lalu ia membenarkan hijab yang tadi ia longgarkan karena harus membersihkan mike up.

Menyadari Azkam yang semakin mendekat, Zalila gugup. Sedikit mundur kebelakang.

"Stop!" Cegahnya. "Jangan lebih dekat lagi." Lanjutnya sambil memejamkan mata.

"Kenapa?" tanya Azkam bingung.

Zalila tidak menghiraukan pertanyaan Azkam, lalu ia berlari kesamping menjahui Azkam. Karena tidak memperhatikan jalan, kakinya tersandung ujung ranjang dan ia terjatuh.

"Aduh!" pekiknya pelan.

"Lila!, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Azkam sembari menghampiri Zalila yang masih bersimpuh di lantai mengelus lututnya. Terlihat jelas Azkam sangat khawatir.

Azkam merengkuh tubuh mungil istrinya, lalu mendudukkannya di pinggir ranjang. "Dimana yang sakit?" tanyanya.

"Tidak ada!" jawab Zalila ketus. Tapi tangannya tetap mengelus bagian lutut yang terasa sakit.

"Hati-hati kalau berjalan, kamu tidak sedang menggunakan baju biasa, pasti kamu tersiksa menggunakan kostum adat jawa ini, jadi sulit melangkah ya?" tanya Azkam menunjuk rok yang di pakai Zalila.

Zalila tidak menjawab apapun. Hanya membiarkan Azkam meniup lututnya yang mulai memerah karena memar.

"Aku mau ganti baju, aku belum sholat asyar," ujar Zalila tiba-tiba, lalu berdiri meninggalkan Azkam.

"Kita sholat jamaah ya?" tanya Azkam berteriak, sebelum Zalila menutup pintu kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi Zalila terlihat lebih segar, matanya mengitari ruang persegi empat, tapi yang ia cari tidak nampak batang hidungnya.

"Katanya tadi mau sholat jamaah" gumamnya pelan tak terdengar. Menggerutu, lalu ia melangkah menuju lemari, mengambil mukenah dan memakainya, kemudian menggelar sajadah di lantai.

"Tunggu!" Cegah Azkam. "Aku ambil wudhu' dulu," ujarnya lagi sambil berjalan menuju kamar mandi.

Zalila menunggu. Sambil menunggu ia mengambil satu sajadah lagi di dalam lemari dan menyiapkan untuk Azkam. Ia harus melakukannya, walau bagaimana pun Azkam adalah suami yang harus ia hormati, meski hati belum menerima semua yang terjadi atas dirinya.

Azkam keluar dari kamar mandi dengan wajah yang masih setengah basah dan sungguh jika saja Zalila mencintainya ia tidak akan mengabaikan wajah indah itu. "Maaf membuatmu menunggu," ujarnya kemudian lalu Azkam melangkah mengambil songkok di atas meja rias, dan dengan mantap ia berdiri di atas sajadah yang sudah Zalila sediakan tadi. Melantunkan takbir dengan khusu'.

Selesai sholat, Azkam berbalik menghadap Zalila, memberikan tangannya untuk bersalaman. Zalila menerima tangan Azkam dan menciuminya.
Setelah beberapa saat Azkam meraih kepala Zalila, memegang dengan kedua tangannya lalu mencium kening istrinya sambil melafalkan doa.

"Ini akan menjadi rutinitas kita setelah selesai sholat," ujar Azkam kemudian.

"Terserah! Yang terpenting bagi saya adalah, saya tidak menyalahi aturan agama, meski sebenarnya saya tidak suka hal ini," jawabnya ketus lalu berdiri melepas mukenahnya.

young wifeWhere stories live. Discover now