KALUT

1.8K 68 0
                                    


YOUNG WIFE
Part 3

Beberapa hari dari kejadian tentang perjodohan yang ramai jadi perbincangan, kini mulai reda dan Zalila mulai terbiasa dengan pertanyaan teman-teman yang sering menghentikan langkahnya di tengah jalan atau di manapun saat berjumpa. Itu seperti sudah mendarah daging. Zalila harus mengulang kalimat yang sama setiap mendapat pertanyaan yang sama pula.

"Mbak! Aku bosan," ujarnya disaat jam istirahat dan kebetulan berjumpa dengan Diah di taman sekolah.

"Kenapa?"

"Aku ingin menghentikan waktu untuk beberapa hari, agar otakku benar-benar kosong." Ia mendesah seolah membawa beban berat di hatinya.

"Segala yang terjadi tidak perlu di sesali, ada hikmahnya tersendiri jika kau menyadarinya."

"Tapi!"

"Sudahlah! Coba kau sederhanakan hidup ini agar kau bisa merasakan betapa luas dunia, dan bersyukur adalah jalan utama untuk menuju kebahagian Lila."

"Oke! akan aku coba, tapi bagaimana jika tidak berpengaruh apapun pada perjalanan hidupku?"

"Kamu tidak perlu mempertanyakan hal itu, ini mungkin sudah jalan yang Allah tunjuk untuk kamu jalani, kamu hanya perlu yakin dan terus melangkah, mengikuti cahaya di depan, beruntung jika ada yang menuntun, dan menggenggam tanganmu, akan sangat sulit bagimu tersesat Zalila."

"Seyakin itukah Mbak Diah atas hidup ini?"

"Kenapa tidak? Allah itu Arrahman dan Arrahim. Cukup kau yakini itu saja,Insaallah kita bahagia. Sudah aku mau masuk kelas dulu!" Diah memeluk Zalila sebentar lalu meninggalkannya untuk masuk kelas karena jam istirahat sudah berakhir.

***

Akhirnya bel pulang berbunyi. Semua santri berhamburan menuju asrama masing-masing. Kelas santri putri dan santri putra tidak di pisah hanya di batasi tabir di bagian tengahnya karena keterbatasan santri yang tidak terlalu banyak seperti pesantren besar lainnya. Yang di pisah hanya kegiatan-kegiatan tertentu saja.

"Zalila, Naya dan Leha jangan keluar dulu, aku ada perlu dengan kalian sebentar," ujar Ustadz Adam setelah menutup kelas siang.

Naya dan Leha yang memang beda meja dengan Zalila berjalan mendekat ke meja Zalila, mereka duduk bersama.

"Saya mau bertanya, apa benar kamu di jodohkan Lila?" tanya Ustadz Adam langsung pada intinya.

Zalila mengangguk begitu pula dengan keduanya. Bersamaan.

"Lalu kamu akan berhenti sekolah?"

Zalila menggeleng. Enggan berucap. Bingung apa yang akan ia jelaskan, karena ia juga bingung dengan apa yang terjadi saat ini dengan hidupnya.

"Maksud dari gelengan kepalamu apa Lila?"

"Maaf Ustadz, saya juga tidak tahu," ujarnya kemudian.

"Lila tidak tahu apa-apa Ustadz, sama calonnya aja dia tidak tahu!" Celetuk Naya tiba-tiba.

"Kok bisa? Tapi aku sarankan kau untuk tetap melanjutkan sekolahmu Lila, sekarang kamu sudah kelas 3 SMP, sangat di sayangkan jika kamu menyerah begitu saja pada apa yang terjadi, aku kasih tahu ya .... menikah bukanlah halangan untuk tetap belajar oke!" Tapi ada yang sakit di dalam sana saat kalimat itu terucap. sebuah perasaan tidak terima dengan apa yang terjadi pada muridnya itu, rasa itu menelusup di sela-sela hatinya.

"Terima kasih sarannya Ustadz."

"Sekarang kalian boleh keluar dan segera kembali ke asrama kalian," ujar Ustadz Adam kemudian.

Lalu mereka keluar setelah Ustad Adam keluar terlebih dahulu.

Cinta memang hanya sebuah rasa tapi ia mampu merubah segalanya.

***

Jangan lupa di vote ya.....😊
Part ini paling dikit ya soalnya males mikir😢 hanya 508 word

young wifeWhere stories live. Discover now