Tihrty Nine

Mulai dari awal
                                    









"Kau tahu keturunan Al-Connor?"

"Ya, seorang bayi lelaki"

"Yang kubaca dari sebuah relief yang di pahat di dinding sebuah prasasti kuno, memakan jantung dari buah hati dua orang berpengaruh di sebuah klan akan membuat kita kuat tak tertandingi dan juga awet muda"

Wanita yang menggunakan tudung dikepalanya tersenyum licik membuat lawan bicaranya, wanita dengan tubuh yang lebih pendek menyeringai.

"Kau tentu tau menerobos keamanan sebuah klan yang teramat besar bukanlah sesuatu yang mudah, terlebih lagi kita harus mewaspadai Chanyeol O'Connor, terlihat tidak berbahaya namun begitu mematikan"

"Serahkan padaku Jennie, membekukan pusat kekuatan seseorang adalah keahlianku" ujar wanita yang lebih tinggi kepada Jennie, wanita yang lebih rendah darinya.

"Aku bangga memilikimu sebagai adikku, Lisa" keduanya pun segera naik ke atas kuda mereka melesat menembus hutan rimba di malam hari yang hanya di bantu oleh penerangan dari sang rembulan.

"Aku sangat menantikan daging panggang, daging seorang bayi dari pasangan great successor" ujar Lisa sambil tertawa nyaring.

"Aku sudah bisa membayangkan bagaimana wajah sombong sang great successor klan Al-Ghul itu merana ketika kita membunuhputranya di depan wajahnya yang tak berdaya" Jennie menambahkan.

"Sebaiknya kita kembali ke gua untuk bertapa, mengumpulkan banyak energi sebelum menculik bayi Al-Connor itu besok malam, ketika cahaya bulan yang menjadi saksi bisu akan terhalangi oleh awan" kedua wanita itu menyeringai jahat.

Sesampai mereka di depan gua yang begitu gelap dan lembab dan terkesan mengerikan dengan hiasan-hiasan tulang belulang disekitar mulut gua tersebut.

Keduanya sama-sama memegang obor di satu tangan mereka dan mulai menatapakkan kaki mereka memasuki gua tersebut dan ketika mereka tiba di lokasi terluas bagaikan sebuah aula yang berada tepat di jantung gua.

Lisa melempar obornya kesebuah perapian besar yang mampu menerangi gua tersebut. Jennie yang berada sedikit jauh darinya tampak meraba relief-relief yang terpahat di dinding gua dan ketika cahay mulai menerangi relief tersebut Jennie tersenyum puas.

"Lihatlah saudariku, disini dituliskan bahwa kita harus menaruh bayi Al-Connor tersebut di atas meja persembahan, menusuk tepat di jantungnya menggunakan belati perak" ujar Jennie.

Lisa pun ikut bergabung bersama Jennie memperhatikan relief tersebut dengan seksama. Namun tiba-tiba Lisa jatuh terkulai lemas dengan wajah yang menunjukkan kerutan-kerutan, rambutnya pun ikut memutih disusul oleh Jennie yang mulai menunjukkan gejala yang sama.

"Kita harus cepat! Energi kita mulai menipis untuk menyamarkan semua kecacatan ini. Jujur saja aku paling benci dikatai nenek tua!" Ujar Lisa yang berhasil kembali memulihkan kecantikannya.







"Sayang ayolah............." pinta Chanyeol yang terus gencar merangkul, memeluk bahkan menggoda Sehun yang tampak tidak bergeming sama sekali.

"Satu ronde saja" Sehun yang sedang menjahit beberapa pakaian Chanyeol juga Chanhun hanya melirik tanpa bersuara.

Berada di sebuah kamar luas dan hanya berdua bersama pemimpin klan yang mesum tampak sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Sehun.

"Tidak menjawab berarti jawabannya adalah iya" gumam Chanyeol yang mulai mencondongkan tubuhnya menggapai pakaian Sehun, menurunkan  pakaian seperti kimono itu hingga belahan dada Sehun mulai mengintip malu-malu.

Love Between Two ClansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang