48. Terbongkar 2 (Revisi)

65.2K 3.8K 110
                                    

Seorang cowok begitu gagahnya berjalan menyusuri koridor membuat para murid cewek terpesona, akhirnya setelah dua tahun dirinya kembali menjadi sosok yang asli. Dia terpaksa ingkar janji kalau dia akan menunggu gadis yang koma itu bangun dan tak akan melihat dia lagi.

Tak perlu berpakaian cupu lagi, tak perlu memakai kacamata, tak perlu memakai tompel, tak perlu merasa bersalah karena membuat sahabat yang di cintainya menjadi koma selama ini.

Hanya satu yang belum hilang dalam dirinya yaitu sakit hati, sakit hati sekaligus dendam yang masih sangat mendalam di hatinya. Karena baginya, penyebab perempuan yang di cintainya koma adalah lelaki itu. Lelaki yang pernah menjadi sahabatnya.

Perlahan, kakinya mulai melangkah ke arah kelas yang selama ini menjadi tempatnya menimba ilmu. Di mana dirinya harus sekelas bersama lelaki yang di bencinya.

Sementara di sisi lain, Aurel tengah duduk bersama Adrian di dalam kelasnya. Menunggu Ucup yang belum tiba.

Di perjalanan menuju sekolah tadi, Aurel menceritakan bagaimana percakapan antara Ririn dan Ucup semalam yang tidak berhasil menjalankan rencananya.

"Semuanya rumit, aku gak tau kenapa semuanya mau aku menderita," lirih Aurel.

"Kamu bersabar yah, ada saatnya mereka bakalan nyesel karena lakuin ini semua ke kamu," ucap Adrian mengelus rambut Aurel lembut.

Di tengah pembicaraan mereka berdua, teriakan seseorang membuatnya menoleh.

"PJ WOI!!" Teriak Fandi pas masuk kelas.

Adrian mengelus dadanya karena kaget dengan teriakan Fandi. "Astaga bukannya masuk kelas ngucapin salam malah teriak." Adrian melemparkan kertas yang ada di depannya.

"Yaelah yang udah jadian mah bebas, pagi-pagi udah kencan," sindir Reno cekikikan.

"Sirik aja loh, makanya punya pacar dong," jawab Adrian.

"Malas, mending jomlo aja dulu," ucap Reno.

"Jomlo mah bagus, kalau terlalu lama juga gak bagus, contoh gue dong udah jomlo dari lahir tapi sekarang udah punya yayang Ifa," ucap Fandi pelan agar tak ada yang mendegar kalau dia pacaran dengan Ifa.

"Tapi kok dia dan Nadia belum datang sih," tanya Aurel.

"Di jalan kali," kata Reno.

"Padahal gue gak sabar ketemu dia, lo mau tau ngga jantung gue dangdutan kalau dekat sama pacar gue," pamer Fandi

Reno dan Adrian saling bertatap lalu mereka menjewer telinga Fandi bersamaan.

"Aduh aduh sakit anjir!!" Pekik Fandi.

Aurel yang melihat kelakuan mereka tertawa, sungguh menyenangkan bersahabat jika salah satunya selalu membuatmu tersenyum.

Adrian yang melirik Aurel tertawa pun ikut tersenyum, yang penting kekasihnya itu bisa melupakan masalahnya sejenak dengan cara seperti ini.

"Lo masih trauma yah?" sindir Fandi ke Reno sambil mengusap telinganya.

Reno menoleh "Gak." lalu menjawabnya dengan tatapan datar.

"Jawab aja kali, lo trauma di duain kan? Makanya selama ini lo gak pernah lagi deketin cewek," tebak Fandi.

"Sotoy lu, gue gak trauma hanya karena itu kali, gue gak mau aja pikiran gue terganggu karena seorang cewek," jawab Reno.

"Alasan lo, Putri selingkuh karena kesalahan lo juga bego, mana ada cewek betah kalau lo cuekin hanya karena main game, makanya kalau lo mau main game kabarin dulu atau lo bisa main sambil chat-an sama dia," cibir Adrian.

LOVE or OSIS [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now