I Miss U but It's All to Painful

131 8 12
                                    



Min Yoongi

Jeju malam ini terasa sangat dingin, bahkan hoodie yang kukenakan saat ini tak bisa menghalau rasa dingin yang menyapa tubuhku.

Berulang kali aku menggosok kedua telapak tanganku, untuk sekedar memberi rasa hangat. Entah kenapa otakku hanya bisa membayangkan sebuah tempat hangat dengan sebuah kasur empuk, dan.. jangan lupakan tumpukan bantal yang sama empuknya. Ditambah selimut tebal yang akan menyembunyikanku tanpa ragu hingga matahari terbit.

Oh sial! Aku ingin segera menjadikannya nyata, bukan hanya sekedar ilusi dikepalaku.

"Presdir". Seorang pria dengan pakaiannya yang masih sangat rapih menghampiriku.

"Ini. Untuk menghangatkan tubuhmu. Udaranya sangat dingin, kau harus tetap hangat dan jangan sampai terkena flu. Karna kau masih harus menyelesaikan 'perang terakhirmu' esok." lanjutnya.

Pria berumur yang sudah seperti ayah kedua untukku itu menyodorkan sebuah gelas berisi kopi hangat dengan dua buah hotpack padaku.

Dengan senang hati aku menerima pemberiannya "Terimakasih pak Lee, kau yang paling mengerti aku." ujarku dengan sedikit senyum.

Tanpa ragu aku segera menyesap minuman dari tanganku, ia memperhatikanku sambil sesekali tersenyum tipis. Selama ia bekerja menjadi sekretaris pribadiku, belum pernah sekalipun aku melihat senyum ramah itu luput dari wajahnya.

Bahkan saat aku tak bisa mengontrol diriku dan bersikap arogan sekalipun, ia tetap bisa memberikan senyum yang sangat tenang kepadaku. Itulah mengapa aku tak ingin menggantinya dengan orang lain. Ia memiliki sisi yang bisa membuatku merasa lebih baik, sikapnya seolah selalu bisa menghipnotisku.

"Ini kunci kamar anda Presdir. Jika anda membutuhkan sesuatu--"

"Aku akan segera menghubungimu." aku mengambil kunci yang ia berikan. Sekali lagi, bisa kulihat seulas senyum itu muncul di wajahnya.

"Selamat beristirahat Presdir." ia membungkuk kearahku setelah itu aku segera membawa langkahku menuju tempat yang sejak tadi sudah sangat menggoda seluruh isi kepalaku.

Dan disinilah aku sekarang, semuanya benar-benar sesuai dengan bayanganku. Aku melemparkan tas kecilku kesembarang arah, aku hanya butuh satu tempat itu sekarang.

"Kasur yang empuk, datanglah padaku. Aku tidak akan melepaskanmu sampai besok pagi." Kulebarkan kedua lenganku dan tak perlu menunggu lama. Aku segera merebahkan tubuhku diatasnya.

"Ahh.. nyaman sekali. Seperti inilah hidup yang menyenangkan. Tunggu dulu, aku harus memulai ritual ini dengan mandi air hangat terlebih dahulu."

Ah sial! aku benar-benar tak ingin meninggalkan kasur ini. Tapi aku harus membersihkan diriku, mengingat berapa banyak debu yang menempel pada kulitku. Aku tak ingin tidurku terganggu hanya karna aku harus menggaruk tubuhku sepanjang malam.

Tidak, tidak. Itu tidak boleh terjadi.

__________

Yoongi sedang mengeringkan kepalanya dengan handuk kecil yang sejak tadi menempel dikepalanya, ia juga masih mengenakan bathrobnya sebagai pelindung tubuhnya saat ini.

Yoongi berjalan kearah meja yang sedang menampilkan sebotol red wine dan sebuah gelas disisinya. Ia mulai menuang isi cairan berwarna merah pekat itu kedalam gelasnya.

Dengan lihai jarinya mulai menari di atas layar ponselnya, satu lagi ritual yang tak boleh ia lewatkan saat ini. Ya, betul sekali. Musik. Yoongi orang tak bisa lepas dari musik, jadi jangan heran jika ia memiliki banyak playlist musik lebih dari seribu lagu di ponselnya.

Feel's of Love [REVISI]Where stories live. Discover now