Part 21

711 90 9
                                    

Vote and comment yo ! #keepreading
.
.
.
.
.

'Jinyoung, siapakah kamu yang sesungguh nya ?'

.
.
.

Jaebum membuka mata nya perlahan. Kepala nya terasa pening. Mata nya memerah setelah semalaman sibuk mengobrak abrik isi handphone Jinyoung. Dilihat nya Jinyoung yang masih tertidur. Jaebum segera bangun dan melihat sekeliling. Ia ada di kamar hotel Yugyeom.

Jaebum segera berdiri dan berjalan keluar kamar. Terlihat Yugyeom dan Bambam yang masih tidur di sofa. "Sial !" Gumam Jaebum setelah menyadari waktu yang sudah menunjukkan jam 5 pagi.

Tanpa  pamit dan salam, Jaebum pergi keluar dari kamar hotel Yugyeom. Meninggalkan sekumpulan orang yang tertidur di dalam.

'Kau mencurigakan, Jie' pikir Jaebum setelah keluar dari apartemen Yugyeom.

.
.
.
.
.

Jinyoung membuka mata nya yg terasa berat. "Jam berapa ini ?" Jinyoung melirik jam weker di meja dan langsung membuka mata nya lebar. "Jam 7 !?" Jinyoung langsung berdiri dan berjalan keluar kamar. "Gyeomie... Maaf aku te—"

Jinyoung terdiam sebentar saat melihat Yugyeom yang tidur mendekap Bambam yang juga tertidur di sofa.

'Positif thinking, Jinyoung. Mereka memang sahabat dari awal. lagi pula kau dekat dengan Yugyeom karena Bambam kan ? Bersikap biasalah, Jinyoung' Gumam Jinyoung di dalam hati kepada diri nya sendiri.

"Ah, Jie... Kau sudah bangun ?" Yugyeom menggeliat dan mulai bangun dari sofa, meninggalkan Bambam yang masih tertidur. "I-iya". "Kau kenapa ?" Yugyeom yang merasakan sesuatu yang aneh pada Jinyoung langsung bertanya.

Jinyoung sendiri merasa sangat pusing. yang dia ingat tadi malam hanya diri nya yang mabuk. "Hanya pusing  sedikit, mungkin karena taid malam aku meminum bir yang ada di lemari agar bisa tidur" Yugyeom yang semula terlihat ngantuk  langsung membelalakkan mata nya. "Kau meminum nya !?" Jinyoung mengangguk pelan, ia takut Yugyeom memarahi nya. Karena ia tahu, harga bir itu tidak murah. Ternyata Jinyoung salah, Yugyeom tidak marah dengan itu.

"Jie ! Sudah berapa  kali ku ingatkan !? Jangan terlalu  banyak minum bir. Apalagi sampai menghabiskan nya. Kau tahu Jie, dosis alkohol dalam bir yang kau minum itu berbeda ! Itu diatas rata rata kita !!  Bahkan aku sendiri  tak akan meminum bir pemberian klien sialan itu. Arraseo ?"

Jinyoung menunduk takut. Mata nya berkaca kaca. oh tidak, lelaki manis itu ingin menangis. Yugyeom yang menyadari  itu langsung melembutkan tatapan tajam nya tadi dan memeluk Jinyoung. "Sudah sudah,  jangan diulangi lagi, arraseo ?" Jinyoung hanya mengangguk di dalam pelukan Yugyeom tanpa membalas nya.

.
.
.
.
.

Pagi hari nya Yugyeom harus nya bekerja. Tapi tidak hari ini. Yugyeom yang tidak sabar untuk menjadikan Jinyoung milik nya malah mengajak Jinyoung untuk fitting baju. Awal nya Yugyeom menyuruh Jinyoung untuk memakai gaun. Tapi Jinyoung menolak nya tegas, sungguh dia sangat malu jika harus mengenakan gaun. Akhir nya ia memilih  memakai jas saja.

Jinyoung masih setengah hati melakukan semua ini. Bahkan Yugyeom rela cuti dari pekerjaan nya beberapa hari ini untuk fitting baju dan juga foto pre wedding. Entah apa yang membuat Jinyoung selalu merasa ada yang mengganjal di hati nya. Dia masih butuh waktu berpikir. belakangan ini juga kepalanya sering sakit. Seperti waktu dulu lagi.

"Jinyoung"

Jinyoung menoleh ketika suara khas seseorang yang sangat ia kenal itu memanggil namanya.

Jaebum terlihat tidak baik baik saja. Mata nya merah, seperti tidak tidur semalaman.

Jaebum tersenyum kaku saat melihat pria di depan nya kini sedang memakai jas rapih dan dengan dandanan yang cantik. Membuat nya terlihat sempurna. Jaebum tau, Yugyeom dan Jinyoung sedang melakukan foto pre wedding mereka. Jaebum sengaja datang dengan alasan mengantarkan file kedua perusahaan mereka yang harus Yugyeom kerjakan di rumah selama dia cuti. Padahal tadi sekretaris Yugyeom yang ingin mengantarnya. Tapi Jaebum memaksa. Jaebum masih penasaran dengan semua teka teki yang akhir akhir ini ia pikirkan.

"J-Jaebum hyung ?"

Jaebum tersenyum sebelum Yugyeom muncul dari belakang Jinyoung dan memegang pinggang  Jinyoung. "Ah, Terimakasih  Jaebum. Kau sampai mengantarkan nya kesini" Yugyeom mengambil setas dokumen itu dari tangan Jaebum. "Oh iya,Jaebum. Ini undangan pernikahan kami" Yugyeom menyodorkan undangan bertuliskan nama Yugyeom dan Jinyoung. Serta nama Jaebum sebagai tamu yang diundang. "Aku pasti datang" Ucap Jaebum sebelum berpamit dan pergi dari lokasi tersebut dan kembali bekerja.

Entah mengapa Jinyoung dan Jaebum sama sama merasa sesak. Sangat sesak.

.
.
.
.
.

Malam ini Jinyoung merasa sangat lelah setelah seharian mengurus perlengkapan yang dibawa ke villa. Mungkin rencana pindah nya sedikit terundur karena persiapan pernikahan nya dengan Yugyeom. Di luar ekspektasi, padahal Jinyoung ingin sekali bertemu Jaebum. Tapi tadi Jaebum tidak datang. Perjamuan di villa itu pun hanya berlangsung dengan 5 orang. Jinyoung, Jaebum, Bambam, Mark, dan Jackson.

Jackson dan Mark baru ke paris tadi pagi. Mereka memilih menginap di hotel. Toh, sekarang  Jackson sudah sukses. Jadi tidak perlu membebani Yugyeom untuk menginap di hotel.

Jinyoung pun berbaring di kasur dan menghela nafas. "Gyeomie..." Ujar Jinyoung setelah melihat Yugyeom yang baru saja keluar dari kamar mandi dan mengenakan jas hitam dengan rapih. "Kau mau kemana ? Ini sudah malam" Tanya Jinyoung beranjak duduk dari posisi tidur nya. "Aku ada urusan sebentar di kantor. Good bye, honey" Yugyeom memakai parfum dan kelaur dari kamar. Sejak kapan Yugyeom memanggil nya honey ?

Jinyoung tidak terlalu peduli dan berniat kembali berbaring. Tapi niat nya ia urungkan ketika pusing di kepala nya terasa sangat mengguncang kepala nya. Jinyoung beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi.

Oh tidak—

Jinyoung membasuh hidung nya ketika melihat pantulan  diri nya di cermin dengan darah mengalir di bagian hidung nya. "Aku kenapa ?" Jinyoung beberapa kali mengambil tisu di wastafel. Tapi, darah nya tak kunjung berhenti juga.

.

Setelah lama, akhir nya darah itu berhenti juga. "Ah sudahlah... Mungkin aku hanya lelah" Gumam Jinyoung setelah selesai dengan urusan mimisan nya tadi. Jinyoung pun kembali ke kasur dan masuk ke dalam alam mimpi nya.

.
.
.
.
.

Jaebum menyusun satu per satu kejadian yang ia alami di buku note nya. Semua petunjuk dari handphone Jinyoung juga ia tuliskan. Satu per satu puzzle yang telah hancur itu kembali tersusun sedikit demi sedikit. Membuat kepala Jaebum terasa pecah untuk memikirkan nya.

"Akh ! Sial ! Kenapa ini begitu rumit ? Tunggu— gantungan kunci rusak itu...."

...

"Aku punya hadiah buat kamu !"

"Benarkah !?!? Mana mana ??!"

"Ini ! Beomie nemu di meja belajar. Bentuk nya kayak cincin ya, sini coba pake !"

...

Jaebum kembali membuka mata nya. "S-siapa mereka ?" gumam Jaebum bingung.

Jaebum membuka hp nya dan melihat nomor bertuliskan 'Eomma' Jaebum dengan ragu memencet tanda telepon untuk menghubungi nomor yang ia dapat dari ponsel Jinyoung beberapa hari yang lalu.

.
.
.
.
.
TBC :)

Part ini gk guna :') author berubah pikiran. End nya masih agak lama :v tapi gk lama lama bgt.

Tetep baca ya kawan kawan ~~

Thanks for reading and vomment.

Because Of You [JJP] √Where stories live. Discover now